📓18 - Pinky Promise

Mula dari awal
                                        

Revita Sari
Nah gitu dong, itu baru temen guee

Elisa Prasanti
mantap jiwa!
btw zelin mana? kok cuman diread doang?

Aku tersentak. Sepertinya setelah ini aku harus mensearching cara agar chat tampak tidak terbaca.

Zelin Fauziyah 
Hai

Elisa Prasanti
zel, ayo ikutan kita kn gapernah ngumpul bareng di luar

Zelin Fauziyah
Hayuk aja deh

Elisa Prasanti
oke, kita ngumpul di cafe deket cilandak yaa

Racha Anderson
Jauh amat buuuk! Di kemang aja deh

Revita Sari
Gue setuju sama Elis, di situ makanannya recommended bgt deh!!

Racha Anderson
Zelin gimanaa?

Zelin Fauziyah
Ikut aja deh

Elisa Prasanti
oke, fix rolling stone cafe yap
gue tunggu kalian di depan rumah, pake mobil gue aja

Racha Anderson
Sipp

Setelah sepakat, aku sibuk bersiap-siap. Kubuka lemari baju dan yang terpampang nyata baju-baju yang terlihat tidak stylish. Bisa dibilang baju-bajuku itu kuno semua. Aku memang jarang atau bahkan tidak pernah sekadar berjalan-jalan ke luar rumah. Jadi soal pakaian, aku tidak terlalu meperdulikannya.

Tetapi sekarang?

Ah! Ini semua membuatku stres.

Setelah mencoba-coba bermacam-macam jenis baju mulai dari blouse, kemeja dan dress. Pada akhirnya pilihanku jatuh pada kaus berwarna pink baby dipadu dengan celana jeans berwarna biru. Biar sajalah mereka berkata-kata, lagipula aku tak memiliki baju bagus dan mahal. Aku lebih nyaman memakai kaus.

Aku mematut diri di depan cermin. Sepertinya sejak berada di Jakarta, aku tak terlalu tampak dekil. Aku juga lebih sering memperhatikan wajahku.

Ponselku bergetar lagi. Aku mendapatkan notifikasi dari LINE bahwa Elis sudah berada di depan rumahku. Bergegas aku keluar kamar lalu menuruni tangga. Sebelum pergi, tidak lupa aku pamit lagi.

"Tan, Pao pergi dulu ya," ucapku sambil menyalimi tangannya.

"Sama siapa kamu perginya?"

"Elis sama Racha, Tan. Teman Pao."

"Teman kamu pake mobil?" tanyanya.

"Iya," jawabku singkat.

"Hati-hati ya, bilang ke teman kamu jangan ngebut."

Aku mengangguk lalu berkata, "Pao pergi, Tan. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah mendengar Tante Tiara menjawab salamku, akupun keluar dari rumah. Pandanganku terpaku pada mobil berwarna merah yang terparkir di depan rumah. Tak berapa lama kemudian, kepala Racha keluar dari jendela mobil tersebut sambil melambaikan tangan ke arahku. Aku berjalan ke arah mobil sambil tersenyum melihatnya.

Setelah masuk ke dalam mobil, aku celingak celinguk mencari seseorang.

"Revi mana?" tanyaku akhirnya.

"Dia bawa motor sendiri, katanya setelah selesai ngumpul, dia mau pergi gitu. Nggak tahu deh sama siapa. Nggak danta."

Aku mengangguk pelan. Setelah menempuh perjalanan satu jam, kami pun sampai di sebuah kafe.

Diary Of an Introvert (REPOST)✔Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang