📓16 - De Ja Vu

Start from the beginning
                                        

"Pao? Sini duduk." Tante Tiara menepuk tempat duduk yang berada di sebelah kirinya.

"Eh, nggak usah, Tan. Pao mau izin ke tante."

Wanita paruh baya itu menegakkan tubuhnya. "Izin apa?"

Aku ragu, namun berusaha untuk terus berbicara. "Teman Pao mau nginap di sini. Boleh nggak, Tan?" tanyaku dengan nada suara bergetar.

"Ya, boleh dong. Bawa aja ke sini biar kamu nggak kesepian."

"Siapa yang lo bawa, Pao?" Bang Jefri tampak penasaran.

"Racha, Bang."

Kontan raut wajahnya terlihat kecewa. "Yah, kirain Revi."

"Siapa tuh Revi?"

"Teman Pao, Tan. Bang Jefri sama

Bang Jefri langsung berdiri dan merangkul bahuku. "Pao, ayo gue anterin ke kamar."

"Nggak usah, Bang."

"Ayo. Gue mau ke kamar juga sekalian."

Mendadak perasaanku menjadi tidak enak.

Wajah Bang Jefri tiba-tiba memelas saat kami berada di lantai atas. "Pao, tolongin abang dong. Jangan bilang-bilang ke mama kalau gue lagi ngecengin temen lo."

Aku menghembuskan napas saat melihatnya menatapku melas. "Iya deh. Maaf tadi hampir keceplosan."

Bang Jefri nyengir sambil mengelus rambutku. "No problem! Lo nggak ngajak Revi sekalian nginap sini juga gitu?"

Aku mengerucutkan bibir kesal. Kemudian tanpa berkata apapun lagi, aku berjalan masuk ke kamar. Di dalam otaknya selalu saja tersimpan nama Revi.

"Pao?"

Aku mendengar suara putus asa milik Bang Jefri. Menghembuskan napas kasar sejenak sebelum mulai mengetikkan pesan ke grup kami.

Zelin FauziyahIya datang aja cha

Racha Anderson
Otw

"Jefri? Turun ke bawah! Mama mau ngomong."

Aku mendengar teriakan Tante Tiara. Aku malah tertawa kecil mendengarnya. Pasti Bang Jefri akan mendapatkan ceramah selama beberapa jam ke depan.

"Mati dah gue."

Sembari menunggu Racha datang, aku menghabiskan waktu membaca novel Jatuh dan Cinta karya Boy Candra. Hingga layar ponselku berkedip, aku langsung menghentikan aktivitas membaca.

Racha Anderson
Zeliiinnnn gue udah sampaiiii

Tergesa-gesa aku turun ke lantai bawah dan membuka pintu. Namun aku kalah cepat dari Tante Tiara.

"Kamu Racha ya?"

Racha langsung menyalimi tangan Tante Tiara. "Iya, Tante. Saya izin nginap di sini semalam ya, Tan."

Tante Tiara tersenyum ramah. "Iya, jangan sungkan ya."

Aku menghela napas lega. Untung saja Tante Tiara baik sekali mengizinkan temanku menginap. Aku membawa Racha menuju kamarku.

Sesampainya di kamar, Racha langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Kemudian, dia terduduk sambil memukul bantal yang dipeluknya.

"Ah! Kesel banget gue, Zel! Biasanya kalau gue lagi di posisi nggak enak kayak gini, gue nginep di rumah Rifen."

"Terus kenapa nggak nginep di rumah dia?" tanyaku lalu duduk di sebelahnya.

Racha memelototkan matanya ke arahku, membuat tubuhku menegang seketika.

Diary Of an Introvert (REPOST)✔Where stories live. Discover now