14. Kita Berbeda, Cinta Ini Salah

Mulai dari awal
                                    

Haseum merenungi kalimat Hana, tiba-tiba saja kata-kata Risa kembali berputar di pikirannya.

Percuma ganteng, kalo bukan manusia.

Haseum terdiam, entah kenapa kata-kata itu sangat menusuk. Kenapa? Kenapa ia harus berada di posisi seperti ini. Jatuh cinta kepada wanita yang tidak akan pernah bisa Haseum jangkau sekuat apapun ia bertahan.

**

Suasana di dalam ruangan terlihat sangat berbeda, tidak seramai dan seceria biasanya. Semangkuk bubur yang tengah di lahap dengan semangatnya kini berhenti seketika.

Risa, wajah cerah wanita itu berubah menjadi murung. Setelah mendapatkan bubur pemberian Ari pagi tadi, Risa begitu excited. Bahkan Risa lebih memilih memakan bubur pemberian Ari dari pada bubur pemberian Hana, yang berasal dari seorang penggemar. Risa tidak tahu, sejak kapan ia memiliki seorang penggemar. Intinya Risa masih mencurigai bubur pemberian Hana itu.

Baru tiga kali suapan, Risa diam. Pikirannya kembali melayang kemana kenangan bersama Haseum tertinggal di sudut ruangannya. Risa masih ingat Haseum memberikan bubur kepadanya, Risa teringat bagaimana Haseum tersenyum dan memandanginya. Entah kenapa itu sudah menjadi kebiasaan mata Risa untuk memandangnya, kalimat menusuk yang selalu membuat Risa kesal tidak lagi terdengar.

Risa menggelengkan kepala, ia tidak boleh seperti ini. Bagaimana Haseum sudah merusaknya, Haseum sudah menghancurkan Risa. Jika Risa tidak menyadari kenyataan itu, Apa Haseum akan terus melecehkan dirinya dan menutupi semua kebohongan? Risa mendesah, hatinya kembali merasa marah mengingat itu.

Cinta? Damn it, tidak ada cinta yang merusak tubuh orang yang dicintainya. Apalagi Haseum melakukan itu diam-diam tanpa Risa tahu, lebih tepatnya pria itu sudah memperkosanya.

Risa menghela napas kasar, kembali menyuapi mulutnya dengan sesendok penuh bubur yang diberikan Ari. Memakannya sampai habis tidak terisa, untuk apa Risa harus meratapi nasibnya? Toh sudah terjadi, semua tidak bisa di putar ulang lagi. Meski tidak mudah, Risa akan berusah melupakan semua yang terjadi. Juga, melupakan Haseum di hidupnya.

"Kenapa mood aku jadi jelek gini sih," kesal Risa, menghela napas beberapa kali.

Rasa nasih memaki dirinya sendiri, selama apapun ia menangis. Seberapa kali ia mengatakan marah dan kecewa, semua tidak akan kembali lagi. Keadaan akan tetap sama, ia sudah hancur dan tidak suci lagi.

Risa merebahkan dirinya di atas kasur, hatinya perih. Kenapa? Semuanya benar-benar terasa sulit, semua sangat susah untuk di anggap biasa saja. Haseum, ungkapan cintanya, wajah sedihnya, semua yang baru Risa lihat dari pribadi Haseum mengusik pikirannya.

"Udahlah, kenapa harus mikirin dia? Pria sialan yang udah hancurin hidup kamu, Risa." gumamnya pada diri sendiri.

Tiba-tiba kantuk melandanya, semalaman Risa tidak tidur. Dan kini wanita itu terlelap, menyalurkan rasa lelahnya ke dalam mimpi. Menutup mata yang semakin lama memerah dan terasa perih.

Tiba-tiba seseorang muncul, memandang Risa yang tengah tertidur dengan pandangan sendu.

"Maafin aku, Risa. Aku gak pernah berpikir sedikitpun untuk nyakitin kamu, apalagi merusak kamu. Hanya saja aku gak bisa mengontrol tubuhku, apalagi saat aku tahu kamu mencintai pria lain. Maafin aku, aku enggak tahu harus berbuat apa selain mengklaim kamu seutuhnya,"

Haseum memandangi wajah damai Risa, pria itu tersenyum getir. Bagaimana bisa ia menghancurkan senyum polos wanita ini.

"Tapi sepertinya apa yang aku lakukin salah, mau bagaimanapun kita berbeda. Sebesar apapun aku cinta kamu, aku sadar jika cinta itu hanya semu. Aku sadar, aku dan kamu gak akan pernah bisa berubah menjadi kita. Kita berbeda, dunia kita berbeda. Harusnya aku sadar diri akan itu. Tapi hatiku berkata lain, hatiku terus saja bertahan untuk tetap mencintai dan memilikimu."

Haseum memejamkan matanya dalam-dalam, rasa nyeri menerpa seluruh otot tubuhnya. Sakit, sangat sakit.

"Ini salahku, semua salah aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini salahku, semua salah aku. Seandainya saja aku gak menampakan diri didepan kamu. Seandainya saja saat itu aku hanya memandangimu, mungkin semua ini gak akan terjadi." sesalnya.

Haseum tersenyum, mengelus rambut Risa dengan hati-hati. Takut jika wanita itu terbangun dari tidurnya.

"Seandainya aku apa yang seperti kamu katakan, aku akan bertanggung jawab. Hanya saja, aku gak bisa. Aku gak akan ganggu kamu lagi. Aku pergi, maafkan aku. Aku mencintaimu, Risa." bisik Haseum.

Pria itu menghilang dengan senyum kecilnya, pandangan matanya tidak lepas dari wajah Risa, hingga semilir angin menerpa tubuh Risa. Wanita itu membuka matanya, Risa belum sepenuhnya tidur.

Kalimat yang baru saja Risa dengar dari mulut Haseum mendadak memberikan rasa nyeri di ulu hatinya. Lagi, wanita itu menangis. Meneruskan aktivitasnya yang baru saja terhenti.

Versi lengkap 2 season sudah tersedia lengkap sampe extra bab di Karyakarsa atau google playbook ya say🙌🙌 gas langsung baca di sana aja ❤️

Versi lengkap 2 season sudah tersedia lengkap sampe extra bab di Karyakarsa atau google playbook ya say🙌🙌 gas langsung baca di sana aja ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ghost bullies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang