11. Pengganggu Kencan

Start from the beginning
                                    

Risa tidak henti-hentinya tersenyum, debaran di jantungnya kian keras ketika Ari dengan eratnya menggenggam tangan Risa. Tuhan, ini rasanya cinta terbalas? Risa benar-benar bahagia. Sekian lama ia memendang perasaan kepada Ari, apa ini tandanya Ari peka terhadap perasaan Risa.

"Nih,"

Ari menyodorkan satu butir anggur merah ke arah Risa. Alis Risa terangkat, hendak mengambil anggur di tangan Ari. Sayang pria itu menariknya, lalu kembali menyodorkan ke arah Risa.

"Aaa," ujar Ari,

Risa diam, ia meringis. Rasanya malu sekali. Tapi Risa menerima suapan anggur dari Ari.

"Enak?"

Risa mengangguk "Enak, nih bang Ari juga cobain."

Risa memetik satu butir anggur, hendak menyuapi Ari. Sayang meleset, Anggur itu jatuh ke tanah.

"Yah, jatuh." lirih Risa.

Ari terkekeh "Enggak apa-apa, kan masih banyak. Mau beli? Aku beliin,"

"Gak mau, bang Ari cobain juga." seru Risa, mencoba mengalihkan perhatian. Ini tanggal tua, Risa tidak punya uang. Padahal Ari dengan jelas mengatakan akan membelikannya.

Risa kembali memetik anggur, memberikannya ke arah Ari. Lagi, meleset. Anggur itu jatuh ke tanah untuk keberapa kalinya. Risa menggeram, ia merasa ada seseorang menahan tangannya.

Tidak lama wajah Haseum muncul di belakang tubuh Ari. Pria itu menyeringai.

Risa membelalak "Lho?"

Dahi Ari berkerut "Kenapa?"

Risa mengerjap, menatap Ari dengan pandangan tidak enak.

"Enggak apa-apa Bang,"

**

Risa menggeram, acara jalan-jalannya bersama Ari harus berakhir seperti ini. Padahal kapan lagi Ari mau mengajak Risa keluar, suasana sudah sangat romantis. Semuanya berantakan, dan sang tersangka tidak lain adalah Haseum. Pria itu kini tengah mengapung di ruangan Risa dengan wajah tanpa dosa.

Risa sendiri tidak tahu jika Haseum mengikutinya. Bagaimana bisa pria itu mengikutinya sampai sejauh itu,

"Sebenernya mau kamu itu apa Haseum? Bisa gak, sehari aja jangan gangguin aku, jangan ngikutin aku." seru Risa, wanita itu benar-benar kesal.

"Suka-suka aku, aku mau kemana itu urusan aku."

Risa menggeram "Iya, terserah kamu mau pergi kemana. Tapi bisa gak, jangan ngikutin aku?"

Haseum melipatkan keduan tangan di dadanya.

"Aku bilang terserah aku, kebetulan aja ada kamu di samping aku." elak Haseum.

Jujur, Haseum sendiri sangat kesal kepada Risa. Bagaimana bisa wanita idiot itu pergi keluar dengan seorang pria, bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih. Kesal? Tentu saja, mendengar nama 'Ari' saja membuat Haseum menggeram marah, apalagi menyaksikan kemesraan Risa.

Cemburu? Tentu saja, Haseum ingin sekali melabrak Risa. Sayang Haseum tidak mungkin melakukan itu. Bagaimanapun Risa itu idiot dan tidak peka. Percuma jika Haseum memberi kode kepada Risa, sementara wanita itu tidak mengerti.

"Terserah kamu deh, lagian aku heran. Kamu itu hantu, gimana bisa kamu berkeliaran di siang bolong? Gak meleleh?" tanya Risa lagi, raut wajahnya masih menandakan kekesalan.

Haseum mendengkus "Aku bukan Vampir, jangan kebanyakan nonton kartun. Otak kamu gak sampe kan," sindirnya.

Risa membelalak tidak percaya "Kamu barusan ngehina aku? Apa salahnya kalo aku suka kartun? Dari pada aku nonton sinetron yang episodenya seabad." kesal Risa, tidak terima hobinya di hina.

"Karena itu, otak kamu gak sampe."

Risa menggertakkan giginya kesal " Terserah! Ngomong sama kamu bikin aku darah tinggi, kapan sih kamu perginya." keluh Risa.

"Kenapa kamu mau aku pergi? Harusnya kamu seneng di temenin orang ganteng kayak aku," Haseum membanggakan diri.

Risa mendengus "Percuma ganteng kalo bukan manusia,"

Telak! Kalimat Risa berhasil menusuk ulu hati Haseum. Entah kenapa kata-kata itu mengusiknya.

Drrtt Drrt!

Ponsel Risa berbunyi, wanita yang baru saja hendak tidur kembali terbangun. Menggambil ponselnya yang mendapatkan sebuah panggilan masuk.

Call - Bang Ari

Binar di wajah Risa kembali terlihat, membuat pria yang sedari tadi melayang di ruangan itu mengerutkan dahi melihat perubahan ekspresi wajah Risa yang secara tiba-tiba. Tadi wanita itu menekuk wajahnya, detik berikutnya senyumnya mengembang 100 wat.

"Hallo, bang Ari?"

Deg!

Haseum menoleh ke arah Risa, nama pria yang sedari tadi mengusik Haseum kini terdengar lagi. Haseum semakin kesal, dengan cepat Haseum menerjang Risa hingga ponsel wanita itu terjatuh di atas kasur.

Risa membelalak "Apaan sih kamu,"

Haseum menggeram, kilatan marah tercetak jelas di sepasang matanya yang menajam. Risa yang melihat itu menciut, Haseum terlihat sangat menyeramkan.

"Kenapa kamu gak pernah peka?"

Dahi Risa berkerut "Huh?"


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Ghost bullies Where stories live. Discover now