31. The Games

149 23 8
                                    

31. The Games


Riuh bakal penonton mulai menggema bahkan saat gadis itu tiba di parkiran lapangan stadion.

Sesekali pandangan gadis itu menangkap beberapa pasangan yang berpegangan tangan berjalan memasuki pintu masuk. Membuatnya gelisah karena hari ini Sean menunggunya di sana.

Belum sampai di pintu masuk, ia sudah menangkap sosok tegap berdiri menunggunya.

"Kau terlambat, Megan," komentarnya singkat ketika Megan mendekat. Lelaki itu sempat meneliti Megan lalu tersenyum, membuat Megan sedikit tidak nyaman, "Tapi karena hari ini kau tampak cantik maka aku bisa memakluminya."

"Hmm, Sean, maaf, aku juga menunggu Diana dan Steph. Apa tidak apa-apa?" tanya Megan.

"Hmm?" Sean tampak mengerutkan keningnya dan melihat ke samping, sepertinya ia tidak benar-benar senang Megan membawa teman lain.

"Aku sudah memilihkan kita tempat, Megan."

"Tapi, Diana dan Steph adalah sahabatku, kupikir-"

Belum sempat Megan menyelesaikan, Diana berteriak dari belakang, membuat Megan menghembuskan napas lega.

Megan berbalik sekilas, menemukan kedua gadis itu berjalan mendekat.

"Hey Sean, kau sudah memilihkan tempat duduk untuk kami?" tanya Diana memeluk pundak Megan dari samping.

Steph yang berdiri di sisi lain Megan hanya terdiam.

Nyata sekali wajah Sean sedikit merah padam menahan kesal. Megan bisa melihat itu.

"Baiklah," ucap Sean mengalah. "Sebaiknya cepat karena pertandingan akan dimulai sebentar lagi."

Saat Sean berjalan duluan di depan, tangan Diana yang bebas terangkat meminta tepukan dari Megan. "Come on, baby Meg. Lihat siapa yang akan menyesal mengganggu kita," bisiknya agar tidak didengar siapapun.

Megan hanya tertawa kecil menimpali, lalu mereka masuk mengikuti Sean.

***

Pertandingan yang sudah berlangsung setengah jam tak ayal membuat perhatian semua orang tertuju ke lapangan. Claire tampil sangat mengagumkan di awal, membuat Diana dan Steph bersorak keras.

Ada juga hal aneh saat pertandingan baru dimulai tadi.

Megan melihat Dave gelisah mencari seseorang. Nomor punggung 11 di bajunya menjadikan Megan mudah mengenali. Saat Dave melihat ke arah Megan, lelaki itu melambai membuat semua penonton di sekitar tribun berteriak.

Meskipun bukan captain, nyatanya Dave digilai beberapa siswi.

"Tadi pemain no. 11 itu melambai ke arah kita, bukan?" tanya Steph membuka suara.

Megan yang hampir merona, hanya menggidikkan bahunya. "Entahlah."

Sean yang duduk paling ujung mulai gelisah. Diikuti Diana di sebelahnya, Megan lalu Steph. Wajah Sean sangat tidak senang. Ia lebih banyak mengumpat sekarang. Membuat Diana hampir tertawa.

Sebenarnya Diana yang mengusulkan semuanya, menggagalkan rencana Sean secara tidak langsung.

"Hey girls, kalian bisa lihat pemain no. 8 di grup lawan? Wow, dia keren sekali," teriak Diana kemudian memuji.

Megan hanya memperhatikan sekilas, merasa tidak tertarik. Bukan pula pada pertandingannya yang membuat ia mau menonton. Sudah jelas alasannya hanya karena Claire tampil hari ini dan juga tanpa ia pungkiri, Dave tentunya.

Pertandingan berlangsung alot, mereka saling menabrakkan diri merebut bola. Meskipun hampir kalah, tapi pada akhirnya tim sekolah mereka menang dengan skor tipis.

Tim sekolah mereka bersorak di bawah menggaungkan kemenangan. Diana dan Steph memanggil Megan untuk turun ke bawah menemui Claire.

"Ayo kita temui Claire di lapangan," teriak Diana semangat.

"Megan," cegat Sean saat melihat Megan akan beranjak.

"Ya?"

"Kau mau pergi bersama mereka?" tanya Sean tidak senang, menujuk Diana dan Steph yang sudah setengah jalan.

"Ya, sorry Sean tapi mereka sahabatku. Aku sudah menepati janjiku menonton bersamamu hari ini. Tapi maaf, aku mau menemui Claire di bawah."

Sean tertawa tidak senang, tidak terima. "Jadi, mereka berdua sengaja mengganggu kita, bukan, Megan?" komentar Sean membuat Megan berbalik menghadap lelaki itu.

"Terserah kau menganggapnya bagaimana, Sean. Aku pergi. By the way, thanks ajakannya."

Megan berlari menuruni undakan tangga, menyusuri lorong, berbelok ke arah pintu dan masuk lapangan.

Tapi baru sampai di bibir lapangan, Megan dikejutkan ketika pemain lawan, yang kalau Megan tidak salah lihat bernomor punggung 8, tidak sengaja menabraknya di jalan.

Megan terjatuh tapi secepat yang ia bisa ia bangkit dan hendak berlari kembali. Diana dan Steph memang meninggalkannya.

"Sorry," ucap Megan buru-buru, hendak berlalu tanpa melihat siapa orang itu karena ia masih memakai seragam football lengkap.

"Sorry," ucap Megan buru-buru, hendak berlalu tanpa melihat siapa orang itu karena ia masih memakai seragam football lengkap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tapi suara terkejut penabrak itu membuat langkah Megan terhenti seketika.

"Meggy?"

"Meggy, kaukah itu?"

Dunia Megan pun rasanya ikut berhenti karena nama panggilan itu.

Dunia Megan pun rasanya ikut berhenti karena nama panggilan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

05092017


With Love

The Hidden Feelings (Semua Orang Punya Luka)Where stories live. Discover now