6. A New Friend?

321 47 6
                                    

6. A New Friend?


Saat pergantian jam pelajaran menuju waktu istirahat, Megan berjalan santai menuju loker. Siswa yang lain juga sudah sibuk dengan aktifitas yang sama, menukar buku untuk pelajaran selanjutnya lalu menghilang di cafetaria.

"Megan, kau mau ke cafetaria bersamaku?" Claire, wanita luar biasa dibanding seluruh siswi penghuni sekolah ini, menanyai Megan. Claire tidak sama dengan gadis lain di sekolah yang hanya bisa berbisik menghina Megan.

Megan tersenyum membalas. "Sure. Kutunggu di sini, oke?"

Claire balas tersenyum mengiyakan, menampilkan betapa sempurna senyumnya itu lalu berjalan menuju lokernya sendiri.

Tak lama berselang ia datang dan berjalan tepat di samping Megan. Mereka sudah melakukan hal ini sejak dua bulan yang lalu. Claire menemukan Megan saat itu menangis di dalam toilet perempuan. Semenjak saat itu, ia selalu membuntuti langkah Megan.

"Kau tak malu jalan bersamaku, Claire?"

Megan menarik napas dan mengeratkan pelukannya pada buku yang dipegang. Megan takut akan jawaban Claire. Ia ragu ada orang baik di sekelilingnya.

Claire hanya tertawa, seperti baru saja menonton film Mr. Bean kesukaannya. "Kau ada-ada saja, Megan. Jaga mulut kecilmu itu."

Satu fakta lain yang diketahui Megan, Claire sungguh gadis pemberani dan sedikit pemberontak.

"Aku tidak bercanda, Claire. Semua orang menatapku dengan tatapan berbeda sejak lima bulan yang lalu. Aku seperti bahan ejekan mereka."

Mendengar fakta menyakitkan keluar dari mulutnya sendiri tidak mengurangi rasa sakitnya.

Claire tidak berkata apa-apa. Yang dilakukan hanyalah menggandeng tangan Megan masuk ke cafetaria dimana semua mata memandang gerakan mereka.

"Aku lapar, Megan. Jangan bicara omong kosong. Omong kosong tidak membuatmu kenyang, bukan?"

Megan harus mengingatkan dirinya sendiri bahwa Claire merupakan murid pindahan yang menjadi pusat perhatian semua orang. Claire punya tubuh proporsional, wajah cantik dan rambut yang indah.

Mengapa gadis sesempurna itu mau berteman dengannya?

***

Megan sudah akan menuju kelasnya yang terakhir ketika seseorang menghalau jalannya. Megan menegang, ia tidak suka dengan kehadirannya.

Owen.

"Meggy, boleh kita bicara sebentar?"

Megan tak ambil pusing, ia memutar tubuh di depan Owen lalu melanjutkan langkahnya.

"Tolonglah, Meggy. Aku mohon," keluh Owen. Megan yakin Owen mengikutinya, terdengar jelas dari suaranya yang semakin mendekat.

Megan menghentikan langkahnya ketika lengan Owen tiba-tiba menghalau jalannya dengan tangan. "Please, Meggy. Sekali saja."

"Aku tidak ada urusan denganmu lagi."

"Why?" Megan melihat wajah Owen yang semakin tak senang.

"Tidak ada alasan," jelas Megan.

"Kumohon, Meggy. Temui aku di gedung olahraga seusai pelajaran terakhir. Aku menunggumu di sana sampai kau datang. Aku tak akan kemana-mana sebelum kau datang."

Owen menyingkirkan tangannya dari tembok, meneliti Megan terakhir kali dan mulai berjalan menjauh. Sejenak pandangan Megan mengedar dan mendapati beberapa gerakan bibir siswa lain.

"Fatty..."

"Oh, God. She's so fat. Bagaimana ia bisa berjalan dengan bobot seperti itu?"

Megan menunduk dalam dan menutup mata. Saat ia mendengar teriakan dari satu suara di tempat siswi tadi berkumpul mengejek Megan, ia membuka matanya.

"GET LOST, NOW!!"

Claire, itu suara Claire.

Megan memutar kepalanya menatap sosok Claire yang berdiri tak jauh darinya, masih dengan tangan terangkat menunjuk ujung lorong menyuruh gadis pembully itu pergi.

Pipi Megan bergerak pelan. Ia tersenyum. Perasaan hangat merayap ke dalam hatinya. Dan ini pertama kalinya ada orang yang membelanya.

***

"Kulihat tadi kau berbicara dengan pemuda brengsek itu. Mau apa dia?"

Megan menghela napas mengingat kejadian tadi. Claire jelas-jelas tidak suka setelah mendengar pengakuan Megan.

"Dia ingin bertemu denganku sehabis pulang sekolah," aku Megan.

"Dan kau mau menemuinya?" tanya Claire tak percaya.

Megan berpikir lebih dalam. Ini lebih baik. Megan harus menemui Owen untuk yang terakhir kalinya untuk menegaskan agar ia tak mengganggu Megan lagi. Megan akan lulus dan setelah itu ia tak akan bertemu lagi dengannya.

Megan mengangguk lemah menjawab pertanyaan yang juga ia ragu dengannya.

Itu untuk dirinya. Iya, untuk dirinya.

 Iya, untuk dirinya

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

28022017

With Love

The Hidden Feelings (Semua Orang Punya Luka)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ