Chapter 31

1.2K 163 218
                                    

"Selamat datang di kompendiumku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat datang di kompendiumku." Suara anak itu dalam dengan nada berotoritas, tidak sesuai dengan bentuk tubuhnya, membuat Illa menahan napas. Illa tahu dia tidak akan bisa membantah orang di depannya, terlepas dari fisik yang masih kecil. "Aku adalah Cheritz Diyn. Manusia sering menyebutku sebagai Takdir. Senang akhirnya kamu mampir, Pemusnah."

Illa melihatnya tersenyum datar dan firasat buruk kembali menerkam benaknya.

Illa melihatnya tersenyum datar dan firasat buruk kembali menerkam benaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu menahan napas, menunggu Diyn berkata lebih jauh. Keheningan turun dengan berat sementara gerigi emas di antara mereka berputar pelan. Dari kejauhan Illa dapat mendengar detak lembut jarum jam. Dia tidak mempedulikan dari mana asal suara itu, seluruh fokusnya terkunci pada anak kecil di hadapannya, sementara jantungnya berdebar kencang, menanti-nanti.

Diyn akhirnya memberi kode agar Illa mengikutinya dengan menganggukkan kepala sebelum membalikkan badan. Sesaat kemudian, langkah-langkah bergema di dalam ruang itu. Illa mendapati dirinya melintasi lorong-lorong dengan pemandangan yang nyaris sama, bintang berkelip dan gugusan antariksa berpendar di sekitarnya, diselingi oleh benda-benda transparan berwarna emas yang bergerak pelan. Satu-satunya sosok yang dapat dia lihat adalah anak kecil berkemeja putih yang berjalan santai di depan. Takuto telah ditinggalkan di ruangan awal, hanya ada dia dan Takdir. Rasa gelisah dan takut menjalari rongga dadanya dengan pekat.

"Aku bertanggung jawab untuk mengatur takdir manusia." Diyn berkata ketika berhenti, sebelum berbalik menatap lawan bicaranya. Mata perak itu seperti menembus pikiran Illa, membuat dia merasa tidak nyaman. "Seluruh kejadian, seluruh kehidupan, tidak ada yang luput dari campur tanganku," lanjutnya seraya mengebaskan tangan kanannya, anggun.

Seketika simbol-simbol emas yang selama ini berkeliaran di sekeliling ruangan berkumpul dan berputar pelan dengan Diyn sebagai porosnya, membentuk kalimat-kalimat dan gambar-gambar. Tidak satu pun di antaranya yang Illa pahami. Dia hanya bisa menatap dengan takjub. Anak itu mengedarkan pandang ke arah benda-benda yang mengelilinginya, mengamati setiap detil yang hanya dia mengerti. Kedua tangannya bertaut di punggung.

"Namun demikian, manusia memiliki kehendak bebas, hadiah yang diberikan Sang Pencipta tanpa seorang pun bisa mengambilnya. Kehendak untuk melakukan hal baik, atau buruk. Pilihan untuk menentukan hidup mereka." Pandangan Diyn kembali mengarah ke Illa. "Ribuan tahun lalu, seseorang mengambil sebuah keputusan yang mengubah banyak hal."

[Sudah Terbit] I'mmortal Series: Reminiscentiam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang