Chapter 28

4K 306 132
                                    

Jantungku berdetak lebih cepat tanpa diminta, sesuatu tentang dirinya aku ketahui tapi tertimbun dalam lapisan-lapisan debu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jantungku berdetak lebih cepat tanpa diminta, sesuatu tentang dirinya aku ketahui tapi tertimbun dalam lapisan-lapisan debu. Ada perasaan yang mengetuk tapi tidak kukenali. Semuanya terkunci rapat. Aku hanya tahu, dialah alasanku melakukan ini semua.

"Dasar! Lakukan sesuatu pada monster itu sebelum dia berulah dan mempersulit pekerjaanku," gerutu Takuto lagi, membuatku sadar.

"Ya, ya." Dia memunculkan sebuah kristal berwarna hijau yang melayang di atas telapak tangannya sebelum dia menyadari keberadaanku.

"Halo," ucapnya seraya tersenyum.

Aku kehilangan napasku.

"Apakah aku mengenalmu?" tanyaku tanpa sadar pada gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah aku mengenalmu?" tanyaku tanpa sadar pada gadis itu.

Dia membalas dengan sebuah senyum yang membuat jantungku berhenti berdetak--jika aku punya jantung. "Aku rasa ini bukan waktu yang tepat untuk membahasnya," balasnya dengan suara yang menggema di kepalaku, lagi-lagi dadaku dibelit rasa rindu.

Aku rasa aku sudah mulai gila, mati-matian mengalihkan pikiran dari sosok misterius yang mengobrak-abrik kepalaku, hanya untuk mencuri pandang ke arahnya yang menyentuh sabit raksasa milik Takuto, menyelubunginya dengan sebuah pendaran berwarna hijau muda, seperti Soul Wind.

"Akhirnya!" seru pria itu sambil menebaskan sabitnya ke Soul Eater yang melayang ke arah kami, membuat monster itu terlerai menjadi serpihan. Takuto seperti anak kecil yang diberi mainan baru, segera mencobanya dengan menghancurkan sebanyak mungkin musuh.

Mataku membelalak heran, bagaimana bisa?

"Ini hanya pecahan dari inti Soul Wind." Gadis itu kembali berbicara, memunculkan pedang angin yang identik dengan yang dipegang olehku. Matanya tetap awas, menghindari sulur hitam yang mengarah kepadanya sebelum balas menyerang.

Sial, mengapa setiap gerakannya berhasil membuat jantungku melompat tanpa kendali?

"Kami akan membantu mengatasi Soul Eater yang lain, tapi hanya dirimu yang bisa membunuhnya." Dia memunculkan sekitar lima lagi pedang yang melayang di sekelilingnya, sesekali berputar mengancam. "Kita akan berbicara setelah mengatasi dia."

[Sudah Terbit] I'mmortal Series: Reminiscentiam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang