Chapter 18

2.7K 346 200
                                    

Orang itu membuka tudung dan Illa mendapati dirinya menahan napas, mengenali wajah yang muncul di baliknya, Marquess James Mattheus Walker

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang itu membuka tudung dan Illa mendapati dirinya menahan napas, mengenali wajah yang muncul di baliknya, Marquess James Mattheus Walker. Pria itu tersenyum lebar, gigi-giginya menjadi runcing sementara seluruh matanya berwarna hitam dengan urat-urat berwarna kelabu terlihat jelas merayapi wajahnya. Yang membuat jantung Illa terasa merosot dari tempatnya semula adalah adanya jahitan yang kentara melintang dari satu telinga ke telinga lain. Pemuda itu akhirnya paham apa maksud gurunya dengan kabar buruk.

Pria yang dianggap sebagai pengganti ayahnya telah menjadi Soul Eater level dua.

Pria yang dianggap sebagai pengganti ayahnya telah menjadi Soul Eater level dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda berambut hitam itu terhenyak. Sesaat, dia merasa tanah terbuka di bawah kaki dan menelannya ke dalam gelap. Kakinya terasa lemas. Illa terhuyung, tapi berusaha untuk tetap berdiri. Dunia seakan menjadi buram, matanya hanya terpancang pada sosok di hadapannya. Rasa tidak percaya dan sakit hati bercampur dalam hati, menghasilkan hanya satu warna, kelam. Berbagai pertanyaan muncul di kepala. Namun yang paling bergema adalah mengapa? Mengapa seseorang yang seharusnya melindungi pakta justru melanggarnya? Mengapa pria yang begitu ramah dan bijak, ternyata membunuhi orang, lebih jahat lagi, mengambil jiwa manusia?

illa berusaha mencari jawaban tapi kepalanya terasa penuh. Satu per satu kenangan tentang orang itu terputar dalam benaknya. Ketika mereka makan bersama, memancing ataupun berkuda. Orang itulah yang mengajarinya bagaimana bersikap sebagai seorang pria, pelajaran yang tidak dia dapatkan ketika bersama dengan sang guru.

Lidahnya terasa pahit. Kenangan-kenangan itu kini terasa begitu menjijikkan sekarang. Rasa mual bergejolak di ulu hati. Semua nasehat orang itu palsu. Semua pelajaran dan prinsip yang diajarkan olehnya dalam kemunafikan.

"Aku tidak menyangka kamu tetap melakukan rencanamu walau sudah aku peringatkan."

Suara sang guru menjadi sauh bagi Illa untuk kembali ke kenyataan. Gadis itu mengatupkan mulutnya rapat. Rahangnya kaku, matanya menatap tajam ke arah sosok yang pernah menjadi partnernya. Berbanding terbalik dengan apa yang dia rasakan, Illa tidak merasakan kemarahan gurunya, hanya ada kesedihan dan penyesalan.

Sebuah ingatan menyeruak, dia akhirnya paham apa maksud perkataan sang guru di hari pertama mereka sarapan bersama. Gadis itu tidak berbohong ketika dia berkata bahwa dia tahu siapa pembuat kotak yang menampung sisa jiwa manusia, dia mengatakan semuanya untuk memberi tahu James Sr. bahwa tindakannya diawasi. Pemuda itu mengutuki dirinya, bagaimana bisa dia tidak menyadari hal itu.

[Sudah Terbit] I'mmortal Series: Reminiscentiam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang