Chapter 30

1.3K 177 192
                                    

Illa membuka halaman pertama buku itu, bertuliskan judul yang ditulis dengan tulisan bersambung yang kurus dan rapi.

"Cara Menyegel Wind Crest."

Illa mengerutkan alis, untuk apa Eibie menuliskan cara menyegel dirinya sendiri?

London, 1900

Kabut tebal memenuhi kota yang menjelma menjadi raksasa berkat revolusi industri. Ketika matahari tenggelam sepenuhnya, seluruh kota dikuasai gelap, hanya beberapa orang yang nekat menyusuri jalanan kota yang diterangi oleh cahaya redup lampu kota. Salah satunya sedang berjalan cepat, merapatkan mantel hitam yang membungkusnya.

Terdengar kelebatan orang sedang berlari, membuat dia yang hendak berjalan ke rumahnya, mempercepat langkah. Sesekali dia menoleh ke belakang, memastikan tidak ada yang mengikutinya.

Suara itu terdengar lagi, membuatnya menoleh, mencari-cari sumbernya. Tidak ada siapa pun di sana. Entahlah, dia tidak yakin. Kabut memperpendek jarak pandangnya. Pria itu terus melangkah sementara suara-suara itu makin sering terdengar. Tergopoh, dia mempercepat langkah hingga dia nyaris berlari, hingga dia menabrak seseorang.

"Ups, maaf." Suara seorang pria terdengar.

Orang itu mengangkat kepala, mendapati bahwa penabraknya adalah seseorang dengan rambut hitam menjuntai hingga ke punggung, memakai jas hitam dan topi bulat.

"Hati-hati," ucap pria misterius itu tersenyum, menepuk punggungnya. "Di sini banyak monster."

Dia hanya bisa menatap heran ketika pemuda aneh itu mengetuk topinya untuk memberi hormat sebelum berjalan menjauh, menghilang di belokan. Sesaat kemudian dia mendengar suara mendesis, entah, dia tidak yakin, membuatnya memutuskan bahwa dia lebih baik berlari di sisa perjalanannya.

Setelah mendengar langkah-langkah menjauh, Illa menyeringai pada sosok hitam di hadapannya yang telah terikat rantai yang terbuat dari Soul Wind.

"Baguslah kamu tidak lari. Aku sudah lama mencarimu," ucapnya pada sosok berjubah lusuh dengan mata yang terjahit.

"Apa urusanmu denganku?" geram buruannya, berusaha memberontak. Usahanya sia-sia. Rantai angin itu malah menggoresnya lebih dalam.

"Tidak ada, bila kamu tidak berbuat ulah dengan menyamar sebagai Jack the Ripper untuk memakan jiwa manusia." Illa berjalan santai mendekat. "Butuh waktu lama untukmu kembali ke London. Sepertinya kamu sudah menemukan partner baru. Aku baru saja menyapanya."

Soul Eater level dua di hadapannya menggeram, namun tidak ada informasi yang keluar dari mulutnya, menahan kesakitan dengan menggigit lidah.

"Seharusnya kamu tidak bermain-main di sekitar sini." Illa memunculkan sebuah pedang yang melayang di depan dada makhluk berjubah itu dan dengan satu jentikan jari, senjata tersebut melesak masuk membuat lolongannya bergema.

Setelah lawannya berubah menjadi serpihan, Illa menghilangkan sisa senjatanya sebelum menghela napas. Semoga saja Takuto sedang berada beberapa blok darinya, mengambil nyawa orang yang baru saja dia tabrak. Dengan begitu tidak ada lagi Soul Eater yang menjadikan London sebagai tempat mencari mangsa.

Yang penting tugasnya selesai, Illa tidak peduli nasib manusia itu dan memilih berteleportasi. Pemandangan di sekitarnya berubah dari gedung-gedung bertingkat menjadi sebuah tebing dengan hamparan rumput di bawahnya. Matahari berwarna merah sedang perlahan-lahan tenggelam di barat, memberi warna jingga pada alam. Pandangan matanya langsung tertuju pada seseorang berjubah putih yang sedang membelakanginya, tudungnya dibiarkan turun, menunjukkan rambut coklat terurai, berkibar pelan tertiup angin.

Illa berjalan mendekati sosok itu hingga tubuh mereka sejajar, sebelum Illa merengkuh pinggang sang gadis dan membawanya mendekat untuk mengecup kening. Eibie membalasnya dengan sebuah senyum.

[Sudah Terbit] I'mmortal Series: Reminiscentiam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang