Tiga Puluh

1.9K 112 17
                                    

I'm sorry, Beca. But i must to say this. We r done. U and me, done.

Pesan itu sudah terkirim sejak lima belas menit lalu. Tapi masih belum ada balasan apapun dari Beca. Padahal tanda dua centangnya sudah berwarna biru--pertanda bahwa Beca sudah membaca pesannya.

Fallen menggosok-gosok hidungnya yang gatal. Dalam hati bertanya-tanya, apakah pesan darinya terlalu kejam? Sepertinya itu benar karena kalau tidak, masa Beca sama sekali tidak membalas pesannya. Setidaknya perempuan itu mengiriminya pesan balasan walaupun singkat. Seperti 'Y' atau mengirim stiker berwajah sedih.

Menghela napas kasar, di-scroolnya layar yang menampilkan barisan pesan-pesan unread.

Grup minta diblock ni. Rame bener.

Sejak kapan yang chat gue jadi OA-OA kurang kerjaan begini.

Ini siapa si anjing. Ngajak ribut.

Eh yang ini foto profilnya bening. Respon ah.

Usai membalas pesan berisi godaan tersebut, Fallen kembali melihat-lihat pesan lain.

Alexa Cassandra.

Gerakan jemarinya langsung terhenti kala membaca nama tersebut. Fallen memfokuskan pengelihatannya beberapa kali. Memastikan bahwa dia sedang tak salah membaca. Alexa mengiriminya pesan? Wah, Fallen sulit percaya.

Dengan senyum lebar, dibukanya pesan dari Alexa yang entah sejak kapan bertengger di sana. Rasa penasaran tiba-tiba mendera cowok itu. Membuat perutnya mendadak mulas.

16:33

Alexa Cassandra: Fal?

Alexa Cassandra: Hmm

Alexa Cassandra: Gue cuma mau mastiin sesuatu, gimana keadaan lo?

Alexa Cassandra: Soalnya gue sama sekali ga ngeliat lo di sekolah

Alexa Cassandra: Tapi lo ga usah mikir yg aneh aneh. Gue cuma ngerasa ga enak ko.

19:45

Alexa Cassandra: Mati lu y

Alexa Cassandra: Emaap, kepencet

Alexa Cassandra: Fal.

Alexa Cassandra: bd deh.

Sebisa mungkin Fallen menahan senyumnya agar tak semakin melebar. Bisa-bisa mulutnya robek kalau terus-terusan tersenyum seperti itu. Padahal dia hanya dispamchat Alexa, tapi senangnya bukan main. Dengan hati berbunga-bunga layaknya remaja labil, diketiknya balasan untuk perempuan itu.

180°Where stories live. Discover now