Enam Belas

4.5K 271 43
                                    


Fallen meniup-niup jagung bakar yang baru saja ia buat bersama ke-empat kawannya. Setelah dirasa tidak begitu panas, baru ia melahapnya rakus. Begitu pula dengan yang dilakukan Revan, Jordan, Andre, dan Brian. Mereka menyantap jagung bakar masing-masing dalam keheningan.

"Lo beneran nih Fall, jadinya?" suara Revan akhirnya memecah keheningan yang entah sejak kapan tercipta di antara mereka. Mereka sama-sama larut dengan pikirannya masing-masing.

Sebenarnya mereka sama-sama sedang memikirkan pernyataan mengejutkan yang berasal dari Fallen beberapa menit lalu. Kalau tidak salah, Fallen bilang begini, "Gue ada rasa sama Alexa."

Dan lima kata itu mampu membuat ke empat manusia tersebut melongok. Bahkan Andre saja hampir membakar tangannya sendiri karena saking terkejutnya.

"Iya," jawab Fallen dengan mulut penuh jagung. "Kenapa sih emang? Salah, ya?"

Jordan mengelap pipinya yang terkena cipratan jagung dari mulut Fallen. "Telen dulu, Fal, baru ngomong."

Fallen menyengir lebar. "Sori, Jor."

Jordan memasang tampang pura-pura kesal.

"Begini Fall," Revan berkata lagi. "Kita gak mau lo salah pilih. Cewek 'kan banyak. Hm, Maksud gue, lo yakin? Lo baru ketemu aja belom lama, 'kan?"

Andre mengacungkan jempolnya setuju. "Tul!" serunya. "Gue pikir lo bercanda-canda doang. Mending lo pikir baik-baik aja dulu deh, menurut gue lo terlalu buru-buru. Pelan-pelan aja dulu sih, masa udah main nembak aja. Gak nanya kita-kita dulu lagi."

Fallen memutar-mutar jagungnya, gusar. "Iya, oke, gue sadar gue emang kecepetan. Tapi gue ga nembak kok, cuma ungkapin perasaan gue. Itu juga spontan, keluar sendiri. Gue gak bisa nahan diri kalo udah berurusan sama tuh cewek," ungkapnya.

Brian geleng-geleng kepala. "Gila."

Jordan meringis. Brian yang dari tadi diam aja, sekalinya ngomong cuma satu kata ga bermutu. Gila. "Mending lo ga usah nyaut, Ian. Gak mutu!"

Brian melirik tajam Jordan. "Bacot. Ini ceritanya gue spicles dulu. Ah elah lo."

"Lagu apa sih lo, pake spicles segala!"

"Lagu Aw Karin."

"Yeh, bego."

"Eh, udah-udah!" Revan ngamuk. Dia menatap tajam Jordan dan Brian secara bergantian. "Bisa ga sih, kalian ngomongnya ga ngelantur kemana-mana. Kita lagi ngomongin apa coba tadi?"

Hening.

"Maafkan kami, mama," ucap Jordan pelan. Ia menundukkan wajahnya yang memelas.

"Iya, maafin Ian juga. Ian ngaku salah kok," Brian juga ikut memelas.

Revan geleng-geleng kepala. Ingin rasanya ia menusuk pantat Jordan dan Brian menggunakan tusukan jagung yang sedang ia genggam.

"Sodok aja, Van," Andre berbisik layaknya setan yang mengganggu manusia. Tentu saja bisikannya terdengar sampai ke telinga yang lainnya.

Fallen berdecak. Bodo, deh. Ia sudah pusing, tak ingin menambahkannya lagi. "Udah bahasnya lain kali aja," katanya. "Besok gue ada acara, mau pergi ke pantai. Lo pada mau ikut ga?"

Refleks, Revan, Andre, Jordan dan Brian langsung menatap Fallen.

"Serius lo?"

"Iya."

"Pantai mana?"

"Ga tau, liat aja besok."

"Mau ngapain ke pantai?"

180°Where stories live. Discover now