Epilogue

5.1K 240 8
                                    

Play mulmed selama membaca:)
.
.
.

"Baekooong!!" Teriak Taeyeon dari dalam kamar, setelah itu terdengar langkah berat setengah berlari mendekat.

"Wae?" Tanya Baekhyun sambil melangkah ringan sanpai di pintu kamar mendekati Taeyeon yang duduk di hadapan meja riasnya dengan keadaan rambut yang basah dan masih memakai jubah mandi.

"Kebiasaan tidak menutup pintu kamar." Ucap Taeyeon menatap Baekhyun dari pantulan cermin.

Baekhyun tertawa garing, mencubit gemas pipi Taeyeon, "aigoo, mianhae. Aku lupa. Lagi pula hanya kita berdua di rumah ini." Ia tertawa melihat pantulan Taeyeon di cermin yang memanyunkan bibirnya setiap kali marah.

"Ganti saja. Hanya aku yang lihat." Jawab Baekhyun enteng, dihadiahi pukulan ringan dari Taeyeon di lengan Baekhyun yang masih setia mengelus-elus pipi Taeyeon.

"Bikyeo. Aku mau mengeringkan rambutku." Taeyeon melepaskan tangan Baekhyun dan mengambil hair dryer dari laci di meja riasnya.
(Minggir)

Tangan kanan Baekhyun mengambil alih hair dryer sedangkan tangan satunya lagi menyibakkan helaian rambut Taeyeon. Sebelum itu ia meminta Taeyeon untuk memberikannya vitamin rambut karena Baekhyun sering melihat Taeyeon memakai itu sebelum menggunakan hair dryer.

"Apa kau pulang malam lagi?" Tanya Taeyeon yang menunduk karena Baekhyun memintanya begitu agar rambut bagian belakangnya lebih mudah untuk dikeringkan.

"Aku rasa iya. Tapi ini hari terakhir aku syuting 'Master Key'. Kenapa?"

Taeyeon menghembuskan nafas kasar, "ani, geunyang, kau jarang di rumah sekarang."
(Bukan, hanya saja)

Baekhyun mematikan hairdryer, "selesai. Rambutmu kering dengan sempurna." walaupun hair dryer ini menimbulkan suara yang memekakan telinga, walaupun Taeyeon berbicara dengan pelan, Baekhyun bisa mendengar keluhan wanita itu dengan jelas.

"Nal bwa." Baekhyun melihat Taeyeon yang mendongakkan kepalanya menatap Baekhyun yang masih setia memasang senyuman terhangatnya.
(Lihat aku.)

"Ani, putar badanmu." Ucap Baekhyun dan saat itu juga Taeyeon membalik badan dan mendongakkan kepalanya sedikit keatas mengahadap Baekhyun yang berdiri dihadapannya.

Baekhyun menempelkan telapak tangannya yang besar dan hangat di pipi Taeyeon, menyalurkan kehangatan untuk perempuan yang sangat berarti untuknya.

"Nado. Aku juga berat meninggalkanmu sendirian. Jika aku bisa aku akan membawamu kemanapun aku pergi, tapi tempat kerjaku tak semenyenangkan itu, kau akan sering aku tinggal dan aku acuhkan. Itu akan membuatmu lebih sakit. Lebih baik aku membiarkanmu menungguku yang sering pulang larut. Aku juga tidak ingin pulang larut, karena tiap aku pulang aku mendapatimu menungguku di ruang tengah, tertidur di sofa dengan handphone yang masih kau genggam karena menghubungiku, menyanyakan jam berapa aku akan pulang,"
(Aku juga.)

Baekhyun menarik nafasnya dalam, "aku merindukanmu lebih dari yang kau kira. Aku menahannya setiap kali berhadapan dengan banyak orang dan kamera. Karena aku ingin kerja kerasku berbuah manis untuk kita, untuk anak kita nanti."

Air mata menumpuk di kelopak mata Taeyeon, kejujuran Baekhyun membuat hatinya mencelos, Baekhyun benar-benar membuatnya yakin utuk memberikan seluruh hatinya.

"Aku hanya tak ingin kau kelelahan. Membangunkanmu terlalu pagi dan menunggumu pulang saat tengah malam, aku yakin kau sangat lelah. Belum lagi kau sering terlihat kesakitan saat engsel kakimu mendadak terkilir, pinggangmu yang sering sakit, lututmu yang membiru karena latihan dance, tenggorokanmu sering sakit dan serak karena latihan vokal." Taeyeon membiarkan liquid jatuh melewati pipinya karena tangan hangat Baekhyun akan sigap menghapusnya.

Starlight🌟BaekYeonWhere stories live. Discover now