6 - Story Begin

3.2K 391 6
                                    

Sudah 5 hari ayahnya dirawat dan sekarang ayah Taeyeon boleh pulang. Pagi sekali dirumah kecil mereka.

"Ayah aku berangkat dulu ya. Jika ayah lapar aku sudah membeli makanan, jadi ayah tak perlu memasak lagi."

"Iya, kau semakin cerewet sekarang. Pergi dan berhati-hatilah." Ayah Taeyeon menjawab dengan senyuman.

Ternyata sekarang anaknya sudah besar. Ia menyesal harus merepotkan anaknya yang susah-susah mencari duit untuk perngobatannya.

Taeyeon pov

Karena aku sudah lama tidak masuk kantor jadi tugasku sekarang menumpuk. Aku harus mengelompokkan berkas-berkas penting dan memasukkannya ke amplop. Satu dari tiga amlpop ini akan dibawa untuk wawancara orang penting.

Kali ini perusahaan kami berkesempatan mewawancarai pakar kuliner terkenal di Seoul. Perusahaan tempatku bekerja dengan susah payah meminta waktunya untuk wawancara. Wawancara ini harus tepat waktu karena 'orang' itu tak suka menunggu.

Aku menyerahkan berkasnya ke Seohyun. Ia yang akan melakukan tugas lapangan kali ini. Berkas itu berisi daftar pertanyaan untuk wawancara itu.

"Ah akhirnya tugasku selesai. Pany-ah, aku lapar." Aku mengeluarkan jurus puppy eyesku dan yang benar saja orang seperti Tiffany tidak lagi mempan dengan itu, ia tetap melanjutkan mengetik tugasnya.

"Sebentar..."

Sudah 3 jam aku tak beranjak dari kursi ini demi menyusun berkas yang bejibun itu. Cacing diperutku juga sudah karaoke-an minta diberi makan. Aku lupa sarapan pagi begitu juga Tiffany.

"Kajja, aku juga lapar." Jawab Tiffany sambil menghampiri mejaku.

"Jesica-ya, Ji Young-ah, Jongkook-ah. Kalian ingin bergabung? Aku dan Tiffany akan pergi sarapan." Ajakku bersemangat.

"Boleh, kalau begitu ayo pergi bersama."Ujar Jungkook yang disahut dengan anggukan oleh yang lain.

Baru saja merangkul tangan Tiffany. Aku mendapat telfon dari Seohyun kalau amplop yang ku beri salah. Aku malah memberi amplop lain padanya.

Aku meminta maaf kepada Tiffany dan yang lain karena tidak bisa ikut makan bersama padahal aku yang mengajak mereka.

"Taeyon-ah. Apa kau tidak apa pergi sendiri?" Tanya Ji Young.

"Tentu saja. Pergilah makan bersama yang lain. Aku akan mengurus ini."

Ia hanya mengangguk dan mengatakan agar aku berhati-hati. Setelah kena semprot lagi, lagi dan lagi oleh Mr.Vernon aku disuruh menyusul Seohyun.

Ih Mr.Vernon itu naksir(trans:benci) padaku ya? Kenapa tiap sebentar ia selalu memanggilku dan menyuruhkun pergi dari hadapannya. Nasib.

♡♡♡

Aku berlari ke parkiran dan menekan kunci mobil dan 'tinut tinut'. Ah itu dia mobilnya. Aku dipinjami mobil kantor untuk menyusul Seohyun.

Aku harus menyusulnya ke Incheon. Dari Seoul ke Incheon butuh waktu yang cukup lama jika naik mobil. Apa lagi jalanan sekarang cukup ramai.

Baru saja aku memegang gagang pintu dan belum sempat mebuka pintu mobil. Tiba-tiba pria dengan pakaian serba hitam---seperti ketan berjalan---datang dan menyambar masuk ke mobil.

Ia duduk di belakang kursi pengemudi. Aku hanya melongo menatapnya. Ia menatapku dengan tatapan yang seolah berkata 'cepat masuk'. Lalu aku masuk ke mobil dan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.

"Tolong cepat jalan!!" Dia memerintahku seperti itu. Yang benar saja dia bikir aku Ojek Online apa disuruh cepat-cepat.

"Ahjussi, maaf sebelumnya. Apa tidak bisa membedakan bedakan pribadi(trans:mobil kantor)dengan taksi?Aku rasa dimobil ini tak ada terpampang tulisan taksi. Aku rasa anda salah naik mobil. Kalau begitu bisa anda kel---"

"Ya sudah terserah kau saja. Yang penting bawa saya jauh-jauh dari sini." Pria itu memotong kalimatku dengan nafas yang tersenggal-senggal.

Apa dia pencuri? Dilihat dari pakaiannya sih bisa jadi. Tapi kok dia dikejar wartawan ya? Bukan nya pencuri harusnya dikejar masa? Aku menoleh ke belakang untuk melihat wajah pria itu. Ia membuka kaca mata hitamnya, yang benar saja dia Byun Baekhyun.

"Itu Byun Baekhyun, ia masuk ke mobil itu." Kata salah satu wartawan sambil menunjuk mobilku. Bodoh, aku benar-benar seperti kambing dungu. Entah kenapa aku jadi terbawa suasana dan panik sendiri padahal aku tak melakukan kesalahan apapun.

Aku menancap gas, tanpa peduli wartawan yang mengejar mobilku. Setelah jauh---sepertinya mereka tak mengejar lagi.

Aku tak menghiraukan Byun Baekhyun yang berada di belakangku. Aku berfikir bagaimana agar berkas ini sampai tepat waktu. Aku memijak pedal gas dalam dan sesekali menekan pedal rem karena keadaan jalan sekarang cukup ramai.

"Ya Haksaeng! Bisakah kau membawa mobil dengan benar?" Ucapnya kesal.
(Anak sekolah!)

Sekarang kesabaranku habis. Sudah nebeng di mobil orang malah merintah-merintah lagi.

"Ahjussi, anda yang menyusup masuk ke mobil saya. Saya banyak kerjaan dan sekarang saya sedang panik. Bisa diam atau saya turunkan disini?" Sekarang aku lebih nyolot lagi.

Baekhyun pov

Aku terpaksa diam, anak ini ngeri juga. Aku tidak mau diturunkan disini. Yang benar saja inikan jalan tol. Aku tak ingin mati muda. Aku kan belum menikah. Aku juga belum comeback. Apa kata dunia jika aku mati tapi saat tidak sedang naik daun.

"---Satu lagi jangan panggil saya Haksaeng lagi, saya sudah 27 tahun jika anda ingin tau." Lanjutnya ketus.

Kenapa menyalahkanku memanggilnya begitu? Salah dia sendiri kenapa memiliki badan kecil seperti anak TK.

"Oke. Sekarang kita mau kemana Ahgassi?" Hm, sepertinya itu lebih baik.

"Saya akan mengantar berkas ke Incheon." jawabnya dingin. Wah bisa-bisa gelar 'Ice' ku direbut olehnya.

"Mwo?! kenapa tidak bilang dari tadi?" Kali ini suaraku naik.

"Siapa yang suruh anda masuk mobil saya? Kalo tidak mau ikut ya turun sekarang." Lagi-lagi di suruh turun yasudah lebih baik aku diam saja.

"Aku akan menurunkan anda dipemberhentian bus jika kita sudah sampai Incheon."

To be continued...

Starlight🌟BaekYeonWhere stories live. Discover now