Chap 24 - I'll Smile Even If It Hurts

3.2K 327 8
                                    

"Sekarang aku menyukai...." Baekhyun menatap mata Taeyeon intens.

Taeyeon membalas tatapan Baekhyun dalam, tak bisa menebak perkataan Baekhyun, "Siapa?"

"Aku suka boneka Bunny hadiah ulang tahun saat aku berumur 10 tahun."

Taeyeon tersedak oleh air ludahnya sendiri, tak percaya dengan ucapan Baekhyun.

Dia pasti sudah gila.

♡♡♡

Sudah 2 bulan semenjak hari peenikahanku dengan Baekhyun. Tak ada hal spesial yang terjadi, seperti biasa memperdebatkan hal kecil, saling merendahkan, saling bercanda dan lain-lain.

Pagi ini aku bangun lebih pagi kerena telfonku berdering dari tadi. Aku buru-buru mengambil telfonku di meja sebelah kasurku.

Bibi Sena.

"Halo, Bi?"

"Taeyeon-ah, bibi sekarang dirumah sakit. Ayahmu pingsan saat tadi pagi aku ke rumah. Kemarilah cepat."

"Benarkah? Aku akan segera kesana."

Aku berlari ke kamar mandi dan membangunkan Baekhyun.

"Baekhyun-ah. Banguun. Aku ke rumah sakit, ayahku sakit. Kau buat sarapan sendiri ya."

"Ayahmu sakit lagi?"

Aku membuka gorden dikamarnya,"Iya"

"Aku akan kesana pulang kerja nanti. Kau bisa pergi sendiri?"

"Hm. Aku pergi."

Aku turun kebawah menggunakan lift dan berlari kedepan. Dari apartemen ini ke halte bus memang harus berjalan dulu ke depan di dekat kedai Tteobpokki. Aku izin terlambat masuk ke kantor.

"Ayah."

"Kau datang?" Suara perempuan paruh baya yang wajahnya mirip dengan kaki-laki yang terbaring disebelahnya.

"Bagaimana keadaan Ayah?"

"Ia tidak papa. Tapi ia harus dirawat beberapa hari. Kau tak bekerja?"

"Syukurlah. Iya, tapi aku akan pergi nanti aku sudah izin terlambat pagi ini. Terimakasih bibi sudah mau menjaga Ayah."

Bibi beridiri dan membiarkanku duduk dibangku awalnya tempat ia duduk dan bibi pindah ke sofa di dekat jendela.

Ayah membuka mata, "Kau kemari?"

"Hm, apa ayah sudah tidak papa? Ada yang sakit?"

"Tidak, aku tidak apa."

"Apa yang ayah pikirkan?"

"Tidak ada yang aku pikirkan. Hanya saja Ayah terlalu senang. Tugas Ayah sudah selesai." Ayah menatapku dengan air wajah bahagia,teharu, dan tak bisa aku artikan.

"Tentu, Ayah adalah orang yang hebat." Aku menatap ayah dengan tatapan sendu.

Tak lama aku berbincang seseorang membuka pintu.

"Annyeonghaseyo, Abonim. Bagaimana keadaan anda?"

"Oh Baekhyun-ah, aku sudah tidak apa-apa."

Aku bangkit dan menuyuruh Baekhyun duduk, "Kau tak bekerja?"

"Hm, aku kosong pagi ini. Kau sendiri?"

"Aku izin terlambat masuk hari ini. Kau sudah sarapan?"

"Belum. Aku langsung kemari setelah dari gedung entertaiment."

"Apa Ayah lapar? Ingin sesuatu? Bibi bagaimana?"

"Apa saja. Tak ada gunanya aku memilih, akan terasa ambar."Ayah menjawab sambil tertawa kecil.

Starlight🌟BaekYeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang