27 || MEREKA JUGA BERHARGA

572 78 7
                                    

Makasih semua buat dukungannya! Duchi seneng banget readers masih mau kasih vote dan membaca--apalagi buat bab yang mengenai alam ini, karena tujuan Duchi pertama kali bikin RT emang buat bikin orang-orang lebih aware dan care sama lingkungan, dan tau kalau menjaga lingkungan di sekitar kita itu nggak sulit, yang dibutuhin cuma niat yang kuat ;)

Bless you all! Semoga di masa depan kita masing-masing bisa memberi kontribusi yang lebih baik untuk bumi~ <3

-


Come run the hidden pine trees of the forest, come taste the sunsweet berries of the earth. Come rolling all the riches all around you, and for once, never wonder what they worth.

- Colors of the Wind, Disney -


Semua orang di tenda itu menahan nafas. Mereka berhasil memindahkan kandang ke ruang makan dan membukanya, sekarang adalah waktu penentuan. Beruntung, si Orang Utan tampaknya mengerti dan merangkak dengan tertatih ke ruang di tengah yang dibentuk oleh tumpukan kain dan ranting. Maissy, Ridho, dan Kandar melakukan pekerjaan yang bagus, dan kru pasar malam begitu sigap memindahkan semua kursi dan meja kayu ke samping. Mereka juga mengerti kalau tidak semua orang boleh berada di tenda ini, demi memberi sedikit privasi dan ketenangan bagi si mamalia yang sedang kesakitan.

Hanya Aurora, Iskandar, Pak Haji, Nyobes, Ridho, dan Maissy yang ada di dalam, dan bahkan merekapun bersembunyi di belakang meja yang terbalik.

"Halo, Pak Ari?"

"Iya, siapa ini?"

"Saya dan teman-teman baru 'aja menyelamatkan Orang Utan hasil transaksi ilegal di Batu, Malang. Kalau anda punya tim di sana atau bekerja sama dengan NGO lain yang bisa mengusut ini, dan bisa ngebantu Orang Utannya kembali ke habitat asli, tolong segera bantu kami."

"Waduh, bentar dek—"

"Dia mau ngelahirin jadi tolong kirim bantuan secepatnya, ini bukan bohongan! Kita nggak punya dokter hewan dan nggak tau dokter hewan terdekat di mana!"

"Apa??—Bentar, suara kamu kayaknya familiar.."

"Saya kirim alamatnya via sms. Cepetan dateng!"

Rora berhenti mengingat percakapannya dengan Pak Ari, salah satu mentor dan senior di organisasi konservasi alam yang ia ikuti. Untung pulsa Maissy cukup untuk meneleponnya, dan untung juga Rora mengingat nomor Pak Ari yang merupakan kontak darurat nomor satu di kepalanya, kalau-kalau ada bencana dadakan. Si cabe rawit tidak meragukan kalau mentor dan timnya akan menangani telepon barusan dengan serius, tapi dia berharap semoga mereka cepat datang. Hati kecil Rora berteriak kalau Pak Ari mengenali suara dan mungkin telah melapor pada orang tuanya. Tapi untuk sekarang, si ratu dingin akan menghiraukannya dan fokus pada masalah di depan mata.

"Rora," panggil Kandar, menatap temannya dengan luar biasa khawatir. Momen ini begitu penting bagi mereka semua, dan anak laki-laki itu yakin kalau ini akan menjadi life changing experience dalam hidupnya. Tapi bahkan dengan semua ketegangan dan tekanan, dia tahu kalau kejadian ini lebih penting bagi Rora daripada yang lain. Dan jika terjadi sesuatu yang salah, gadis itu tidak akan memaafkan dirinya..

"Apa?"

"Kamu gemeteran.."

Rora menatap lengannya sendiri, mereka bergetar begitu hebat seperti ranting pohon yang ditiup angin. Gadis itu menelan ludah dan mencoba mengontrol gemetarnya. Kandar hanya bisa menatap dengan simpatik saat cara itu tidak berhasil. Dia ingin memegang tangan sahabatnya, tapi tahu kalau Rora tidak menginginkan kenyamanan, setidaknya untuk saat ini.

ROAD TRIP! (COMPLETE)Where stories live. Discover now