03 || LOMPATAN KEBERANIAN

919 108 4
                                    

The most courageous act is still to think for yourself

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The most courageous act is still to think for yourself. Aloud.

- Coco Channel -

*

Fakta bahwa Iskandar berubah dari cowok yang paling dikagumi di Sekolah menjadi cowok paling sedehana hanya dalam waktu sejam saja, masih membuat Rora takjub. Pandangannya menempel pada Kandar yang sedang berjalan ke arahnya, kedua tangan penuh memegang baki yang berisi makanan cepat saji, celana jinsnya gombrong dan tampak tua, kausnya berlengan panjang, abu-abu dan terlihat suram. Biasanya, rambut Kandar terlihat mahal seperti cowok-cowok di iklan shampoo; sehat dan tertata. Sekarang rambutnya biasa saja, jatuh menutupi mata dan menyentuh bahunya.

Kandar terlalu normal. Wajah tampannya tersembunyi dari dunia, dan dia terlihat seperti manusia fana, bukannya dewa yang dipuja satu sekolah.

Jam tangan dan sepatunya mungkin bermerek, tapi orang jarang memperhatikan kedua item tersebut, kecuali dari dekat, atau jika keduanya terlalu mencolok—bertatahkan emas misalnya. Dan Rora tidak bercanda saat memikirkan hal ini, dia pernah melihat Kandar masuk ke kelas les sepulang event formal ayahnya, masih memakai blazer dan rolex yang bersinar lebih terang daripada gigi palsu Pak Taufik. Saat itu, semua perhatian tertuju padanya, cowok-cowok menatap iri, dan cewek-cewek berkumpul layaknya hyena mengelilingi mangsa.

Saat ini, Kandar bisa dibilang nyaris transparan. Cewek-cewek tidak terkikik saat melihatnya, dan cowok-cowok nggak sok kenal sok akrab, berlagak kalau mereka berteman baik.

Aurora mencoba tersenyum saat Kandar meletakkan baki berisi pesanan mereka di meja, tapi usahanya gagal total. Bersimpati pada cowok ini tidak begitu susah, tapi beramah tamah dengannya? Rora buru-buru mengatupkan mulut, sebelum Kandar menangkap seringai dinginnya barusan. Mereka makan dengan tenang, si golden boy sesekali bertanya mengenai hal random, dan si ratu dingin menjawab dengan seperlunya. Tapi dia tahu, hanya masalah waktu sampai cowok diseberangnya bertanya tentang alasannya ada di luar sini. Dan saat hal tersebut benar terjadi, Rora memilih untuk jujur. Toh tidak ada gunanya dia berbohong, Kandar pasti sudah tahu. Masalahnya adalah, diakhir pembicaraan ini, dia harus meyakinkan Kandar supaya tutup mulut.

"Hmm, kabur dari rumah?" tanya sang debaran hati sambil mengunyah cheeseburger extra large-nya. Mulut Kandar penuh, tapi tidak ada remah-remah yang terlempar secara menjijikan keluar.

Si juara kelas mengangkat bahu, dan mencocol kentang gorengnya ke wadah sambal. "Iya. Lo?"

Saat itu juga, Kandar langsung tahu kalau Rora mengimplikasikan hal yang sama terjadi padanya. "Dibilang kabur sih nggak," jawabnya sambil meminum soda. "Mungkin lebih tepatnya, aku mau jalan-jalan sebelum kuliah dan yang lainnya dimulai lagi. Semacem rehat gitu, apalagi setahun ini kita sibuk belajar, jadi agak stress."

Lo nggak belajar juga pasti lulus, pikir Rora sinis. "Hmm.." Dari dulu, dia selalu iri pada prestasi Kandar. Nggak seperti dirinya dan kebanyakan murid lain di sekolah, Kandar terlahir jenius. Sementara Rora, dia harus bekerja super keras untuk menyamai ranking si bintang emas. Kalau 'aja tingkat kesulitan soal mereka diubah, dia yakin bahwa nilai Kandar akan lebih melampui dia.

ROAD TRIP! (COMPLETE)Where stories live. Discover now