04 || PELARIAN

830 111 13
                                    

When a man is denied the right to live the life he believes in,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

When a man is denied the right to live the life he believes in,

he has no choice but to become an outlaw.

- Nelson Mandela -


Jam setengah sebelas malam. Apakah papa sudah panik? Bagaimana dengan Kenzo dan mama? Memikirkan mereka berdua membuat jantung Rora berdenyut ngilu.

Gadis itu mengalihkan pandangannya ke luar jendela, menatap monumen tol Purbaleunyi yang baru saja dilewati. Setelah meninggalkan restoran cepat saji, dia dan Kandar mengecek jalur di GPS dan mencari jalan tol seperti anak TK dalam karya wisata. Mereka berbincang kecil tentang hal-hal yang nggak terlalu penting, dan mendengarkan radio. Sayangnya, semakin malam, semakin dialog dalam van tersebut mati. Rora yang khawatir pada keluarganya menjawab semua pertanyaan Kandar dengan setengah hati, membuat cowok tersebut efektif berhenti bertanya—untuk sementara waktu. Entah berapa lama kemudian, dia bertanya pada Rora apakah dia boleh menyetel CD playernya.

"Lo suka RnB?" tanya Rora saat alunan lagu yang slow beat terdengar.

"Iya, Soul dan Jazz juga. Kalau Rora?" Kandar mengangguk dengan antusias, lega karena gadis itu bertanya duluan.

"Indie.. Electro, Progressive House.."

"Ah, aku juga suka dangdut!" Sang debaran hati sekolah memotong pembicaraan si juara kelas dengan bersemangat, membuat gadis itu melongo dan bertanya-tanya apakah dangdut termasuk dalam Progressive House? "Nggak nyangka Rora sukanya lagu-lagu kayak gitu, aku kira kamu lebih suka yang klasik."

"Gue juga nggak ngira lo suka sama dangdut," Rora mengatakan hal yang sama sambil tersenyum prihatin. Dia kira, selera Kandar begitu pasaran karena dia popular dan mengikuti tren. Pop. Boyband. Tapi, dangdut? Bukannya ada yang salah dengan itu, hanya saja cowok ini terlihat bener-bener out of place.

"Iya. Padahal beberapa kali di event sekolah, aku minta supaya beberapa lagu dangdut diputer. Tapi malah diomelin sama yang lain, ahaha," Kandar bercerita.

Jangan salahin yang lain karena mencoba mencegah lo dari bunuh diri sosial! "Mmm.."

Kandar, yang mendapati teman seperjalannya melihat keluar lagi, nggak tertarik dengan topik barusan, buru-buru mengubah arah pembicaraan. "Rora bosen, ya? Mau coba main nggak?"

"Main apa?" Sebenarnya, Rora sama sekali nggak bosan. Dia justru menikmati pemandangan jalan tol dan berharap kalau Kandar akan diam dan meninggalkan dia larut dalam pikirannya sendiri.

"Who are they 'aja gimana? Jadi kita pilih satu mobil, terus kita bikin cerita tentang siapa pemilik mobilnya, menuju kemana, dan lain sebagainya," si golden boy menunjuk salah satu mobil dengan acak, mendapat gumaman setengah hati dari orang di sebelahnya. "Yaudah, kamu pilih mobilnya gih."

ROAD TRIP! (COMPLETE)Where stories live. Discover now