Chapter 31 / JinRose Part

Start from the beginning
                                    

Awalnya June ingin menyakiti Rose karena dia ingin balas dendam pada Jin. Tapi, kalau kayak begini ceritanya rencananya bisa-bisa gagal karena gak tega. "Sialan!"

.

.

.

"Jin," kaget Rose.

"Telan dulu baru ngomong," celetuk June lalu menyentil dahi cewek itu, "Jorok!"

June sedikit melirik Jin yang masih terkejut pada mereka.

"Rose, lo kok di sini?" tanya Jin benar-benar kaget.

Belum sempat Rose menjawab, June lebih dulu berbicara. "Harusnya gue yang tanya! lo yang ngapain di sini?"

"Rose, lo baik-baik aja, 'kan?" Bukannya menjawab pertanyaan June. Jin lebih fokus memperhatikan mata Rose yang sembab. Dirinya mendekat ingin mengusap pipi itu karena sangat pucat, namun June menepisnya.

"Jangan sentuh dia!" June berucap dengan tajam."Sebaiknya lo cepat kasih tau gue. Apa urusan lo?"

"Ada yang mau gue omongin. Ikut gue!"

Mereka berdua pun keluar dari kamar setelah menatap Rose yang kebingunan.

"Ada apa?" June memulai percakapan.

"Kenapa Rose bisa sama lo?"

"Emang lo harus tau?"

"Jelas, Rose itu..........."

"Siapa? Gebetan? Mantan? Pacar? Siapa sebutin?"

Jin terdiam bingung untuk menjawab. Sedangkan, June tertawa meremehkan.

"Sebenernya gue mau minta maaf ke elo, June. Waktu itu gue gak maksud rebut Jisoo dari lo. Itu murni gue gak tau lo pacaran sama Jisoo."

June memutar bola matanya. "Basi."

"June, sumpah! gue gak bohong."

"Kalau tujuan lo dateng ke sini, cuma buat ngomong itu. Lebih baik lo pulang sekarang! Gue gak mau denger omongan konyol lo!" June berjalan membuka pintu rumah dan mempersilakan Jin untuk pulang, namun Jin kembali berkata yang membuatnya geram.

"Gue mutusin Jisoo. Gue tau Jisoo pasti sangat terpukul, karena itu gue pengen minta lo buat tenangkan dia."

"Jadi setelah lo rebut, lo buang, terus lo balikin lagi. Makasih, gue gak butuh!" June kembali ke kamar dan mengabaikan Jin. Menutup pintu kamar dengan kasar. Tentu saja dengan perasaan kesal.

"Padi...."

June mengalihkan perhatiannya. "Kenapa?"

"Kalian ngomongin apa?"

"Bukan apa-apa."

"Tapi kenapa muka lo gitu?"

"Gak penting."

June berjalan mendudukkan dirinya di samping Rose. "Oh iya, lo jangan pernah ketemu sama Jin lagi."

"Kenapa?"

"Dia berbahaya."

Rose terdiam dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Lo gak pulang?" tanya June.

"Gue numpang di sini dulu boleh, gak?"

"Lo gak takut sama gue. Lo bahkan gak kenal gue."

"Tapi, kenapa gue udah ngerasa nyaman sama lo, ya."

"Lo lagi belajar ngerayu?"

"Gak, padi, gue ngomong kenyataannya."

"Eh, beras! Gue gak mempan dirayu gitu. Sana! sana lo pulang!" June mengusir Rose dengan tangannya.

Rose menghentakkan kakinya kesal. Lalu berniat untuk pergi, tetapi tiba-tiba June berucap, "Ya udah, sini aja lo sama gue."

Dia emang gila, mengajak seorang cewek yang tidak terlalu dia kenal berduaan di kamarnya.

Dunia emang mau kiamat.

.

.

.

"Hubungan lo sama Jin apa?" tanya Rose penasaran.

"Cuma teman kok."

"Oh gitu...."

"Lo sekolah, kuliah atau gimana?"

"Kerja."

"Kerja apa?"

"Banyak tanya lo kayak wartawan."

"Tinggal dijawab aja kali."

"Pelayan cafe."

"Gue kira lo masih sekolah. Habisnya kita kayak seumuran."

"Gue putus sekolah bego."

"Gak usah ngatain bego, kan gue gak tau."

"Bacot lo!"

"Lo kerja di cafe mana?"

"XXX"

"Gue nanya beneran, nyet."

"Sumpah lo bacot banget."

"Gue kan cuma pengen deket."

"Gak punya teman lo sampai mau deket sama gue?"

"Eh, asal lo tau, ya. Temen gue banyak keles. Kalau gue bawa geng gue, baru tau rasa lo."

"Gak nanya sumpah."

"NGESELIN AMAT LO."

Tiba-tiba HP Rose berdering, menampakkan nama Jin di layar HP-nya. June yang melihat itu buru-buru meraih HP yang bukan miliknya. June menolak panggilan Jin tersebut. "Jangan pernah berhubungan sama Jin lagi." June membuang kartu sim milik Rose. "Ini demi kebaikan lo. Lo gak pantas dapatin cowok kayak Jin. Masih banyak cowok yang baik selain dia."

"Tapi kenapa?"

"Gak usah banyak tanya, lo cukup nurut aja."


Bersambung...

Untuk chapter selanjutnya khusus seulmin karena aku harus mengungkapkan kebenaran, dan setelahnya kita akan bergelut dengan konflik. See u

Dumb-Dumb ✓Where stories live. Discover now