Chapter 24

653 62 15
                                    

Semua peserta lomba fotografi kembali berkumpul setelah berpencar untuk beristirahat. Mereka yang tadinya sudah agak rileks dan kembali tertawa-tawa dengan temannya, mendadak menjadi serius. Suasana yang tadinya penuh dengan canda tawa dan perbincangan ringan pun mendadak menjadi senyap tatkala sang MC mengatakan bahwa ini adalah saatnya untuk pengumuman sang juara.

Salah satu peserta yang juga ikut harap-harap cemas adalah Ficil. Ia langsung menarik Vigo yang setia menemaninya sedari tadi untuk duduk pada bangku yang sudah disediakan.

"Wah, nggak kerasa sekarang sudah jam tujuh malam aja, ya. Nah, itu berarti udah saatnya kita buat ngumumin siapa yang bakal jadi juaranya," ujar MC yang cowok dengan semangat.

"Wah, iya nih, Fan. Waduh, kira-kira siapa ya, yang keluar sebagai pemenang? Udah nggak sabar kan?" MC yang cewek ikut membuat suasana tegang dan meriah di saat yang bersamaan.

"Iyaaaaaaa," sorak para peserta dan orang-orang yang ikut meramaikan acara bergengsi milik SMA Maju Nusantara itu.

"Namun sebelumnya kami ingatkan bahwa keputusan juri tidak dapat diganggu gugat. Oke?"

"Dan, yang menjadi juara 3 adalah..." suara iring-iringan musik membuat suasana semakin tegang saat sang pembawa acara menggantungkan kalimatnya.

"Halisa Ahyana dari SMA Garuda! Selamat! Bagi pemenang yang namanya tersebut harap menuju ke atas panggung," suara tepuk tangan langsung memenuhi SMA Maju Nusantara. Peserta yang lain nampak semakin tegang, namun Ficil terlihat santai saja.

"Nggak usah tegang," bisik Vigo yang duduk di samping kanan Ficil. Tangannya berusaha menggapai bahu kiri Ficil.

Gadis itu menatap Vigo dengan kening berkerut, "Ada lo kali yang tegang. Gue mah oke-oke aja," ujar Ficil ketika menyadari peluh mulai menetes di kening cowok itu. Jika peserta tidak ada name-tag, mungkin Vigo yang disangka orang lain yang mengikuti event photography itu.

"Nah, untuk juara kedua..."

"Selamat untuk Viko Arian dari SMA Bangsa!"

"Duh, tinggal juara 1 nih," Vigo mengusap-usap kedua tangannya sambil bertukar posisi duduk, membuat kegelisahannya sangat kentara.

Ficil yang dapat merasakan aura kegelisahan Vigo yang teramat berlebihan itu menoleh. "Apa sih, lo. Gue yang lomba malah lo yang cemas gitu."

"Yaelah, gimana gue nggak khawatir. Ini tuh salah satu ajang bergengsi. Lagian lo juga udah terkenal di sini. Bisa jatuh pamor lo ntar," jawabnya, sambil terus menukar posisi duduknya.

Ficil terkekeh sambil menjitak kepala Vigo yang menurutnya mendadak jadi anak alay. "Nggak usah lebay lo. Maupun sebanyak apapun pengalamannya, yang namanya gagal juga ada."

"Selamat untuk Ficillia Andromeda!" Ficil berhenti bercanda dengan Vigo ketika namanya mendadak tersebut.

"Gue ngapain?" tanyanya dengan wajah bingung.

"Ya menanglah bego. Ah,lo gimana sih. Maju gih," jawab Vigo sambil mengusap-usap kepalanya yang berkali-kali jadi korban tangan Ficil.

"Eh, gue yang menang nih?" tanyanya lebih kepada dirinya sendiri.

"Iya, lo men―EH LO MENANG FI? ASTAGA, SINI GUE PELUK DULU. YA AMPUN FI, AKHIRNYA PAMOR LO NGGAK JADI JATUH," soraknya sehingga menjadi pusat perhatian seluruh orang yang hadir di sana. Ficil memukul tangan cowok itu agar tersadar dari tingkahnya yang gila dan memalukan itu.

"Ficillia Andromeda, silahkan maju ke depan," panggil MC cewek karen Ficil tak kunjung naik ke atas panggung.

"Maju, maju," Vigo mengibas-ngibaskan tangannya, mengisyaratkan Ficil untuk maju ke atas panggung.

MistakesWhere stories live. Discover now