EMPATPULUHTIGA - HGUONE

153 13 4
                                    

"Kak, saya mo mampir dulu, dong, ke Universitas Cahaya. Kan, searah." ucapku pada Kak Dirga.

"Emang mo ngapain?" tanya Kak Dirga.

"Mo liat pengumuman jalur beasiswa."

"Boleh, apa, sih, yang engga buat kamu." ucap Kak Dirga mulai lagi.

"Kak, bisa ga, sih, ngomongnya ga aneh-aneh." kataku sambil melipat kedua tanganku.

"Aneh-aneh gini suka, kan?" 

"Terserah."

"Dah, sampe. Cari parkir dulu, ya."

"Tapi penuh banget, nih. Atau Kak Dirga tunggu di mobil aja, saya cuma bentar, kok."

"Yakin ga mau ditemenin?"

"Yakinlah. Emang saya anak kecil."

"Yah, sapa tau aja."

Aku keluar dari mobil Kak Dirga dan langsung menuju ruang tata usaha kampus. Terlihat beberapa orang juga sedang melihat pengumuman yang ditempel di panel depan ruang itu. Aku berusaha mencari namaku di daftar itu.

"Nyari namanya siapa, dek?" kata seorang ibu di situ.

"Cari nama Natalia Tansaputra, Bu."

"Oooo, ayo ikut ibu ke dalam, kita cari lewat komputer biar lebih cepat."

Aku mengikutinya masuk ke dalam ruangan.

"Oh, maaf, dek. Nama Natalia Tanusaputra tidak terdaftar di sini."

"Tidak terdaftar?"

"Maksudnya, tidak lolos jalur beasiswa di sini."

Jantungku rasanya berhenti berdetak. Apa yang barusan itu benar?

"Apa gak ada jalur beasiswa yang lain yang bisa saya ikuti sekarang?"

"Jalur beasiswa sudah ditutup. Jalur tes juga sudah dilaksanakan hari Kamis kemarin, kalo kamu mau masuk Universitas ini, kamu harus tunggu tahun depan."

"Ya, sudah, Bu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya, sudah, Bu. Saya permisi."

Aku keluar dari ruang tata usaha dengan perasaan yang sangat kecewa. Kecewa karena kaget ada sesuatu yang terjadi, bahkan kamu tidak memprediksinya sama sekali.

***

"Makasih, ya, Kak, udah nganterin."

"Udah, gak usah pake terimakasih. Salam buat mama kamu, ya."

"Ya udah ati-ati." ucapku sambil melambaikan tanganku pada Kak Dirga yang mulai melajukan mobilnya.

Ketika aku menuju teras rumah, aku mendengar percakapan Kak Nes dan Mama di ruang tamu.

NADA NADIku 2Where stories live. Discover now