SEPULUH - ISAKOLSID

218 34 3
                                    

Pak Dirga segera mengantarku dengan mobilnya. Aku duduk di kursi belakang.

"Kamu tahan, ya... Sebentar lagi kita sampai rumah sakit. Everything's gonna be okay..."

"OKAY DARI MANA... SAKIT BANGET ASTAGA.... KALO SAYA LUMPUH GIMANA?!"

"Stttt, ah, kamu ngomongnya ga bener."

Aku berusaha menahan rasa sakit di lututku tanpa melihatnya. Lututku terlihat sedikit bengkok dan... okay aku tidak dapat melanjutkannya. Kulihat papan rumah sakit sudah di depan mata. Seribu rasa syukur aku ucapkan.

"Tahan, ya, sakitnya cuma akan terasa sebentar. Saya harus mengembalikan lutut kamu ke posisi semula."

"Mak... maksud dok... ter?"

JEGRAKKKHH!!!!

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

"Sudah. Coba gerakkan."

Aku mencoba menggerakkan kakiku. Sudah tidak mati rasa lagi, walaupun sedikit ngilu ga jelas.

"Sepertinya ada peradangan. Nanti saya buatkan resep untuk obat salepnya."

"Jadi ini gapapa , Dok?"

"Iya gapapa. Ini biasa terjadi. Seharusnya kamu sebagai pacarnya langsung peluk lututnya terus diJEGREK biar balik lagi, jadi lebih aman daripada kamu bawa ke sini dulu..."

"Baik, dok, btw saya bukan pacarnya hehe."

"Tidak penting anak muda."

Aku menunggu obat salep dari dokter sembari ditemani Pak Dirga. Rasanya agak canggung, sampai Pak Dirga memulai pembicaraan.

"Makanya jangan sok jagoan... weee..." kata Pak Dirga sambil melempar bantal ke mukaku.

"RESE BANGET SIH NI GURU!"

Akhirnya kami pulang dari rumah sakit.

"Pak, setel radio, lah, sepi bener."

"Manggilnya 'Kak' dulu baru mau."

"Najis."

"Ya udah, ga mau setel."

Tiba-tiba Pak Dirga menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Turun kamu."

"Ebusettt ga gini juga kali, Pak. Kaki masih sakit, ga tau jalan, hape saya mati, gaada maps, kalo diculik gimana, bapa mau masuk berita gara-gara menistakan murid?"

"Hahahaha... Bawel, yak, kamu... Polos lagi. Saya mo beli bunga dulu, ya, buat Oliv."

Sabar, Ta. Yang penting ga diturunin di jalan. Kupikir orang paling mancing emosi di dunia ini cuma Darrel, eh, ternyata si Dirga lebih-lebih.

Pak Dirga kembali dengan membawa karangan bunga bertema Hello Kitty. Sepertinya sudah ia pesan sebelumnya.

 Sepertinya sudah ia pesan sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sweet juga si Bapak."

"Ga usah iri gitu, lah. Kalo mau, minta ke Darrel, ya."

"Gimana bapak aja terserah."

"Tuh, kan, manggilnya... Kakak, dong, kakak..."

Sampailah aku di rumah, menyudahi perseteruan yang tak berujung ini.

"PAH SINI PAH ADA YANG MAU NGENALIN PACAR BARU!!!"

"KAK NES APAAN SIH INI ITU..."

"Suru masuk aja..."

Kak Nes sama Papaku... kompak ya. Haha. Apa salahku, ya, Allah.

"Tadi saya ikut hiking bareng dia. Terus pas tadi mau ngeloncatin batu, eh, lututnya kena batunya terus dislokasi. Saya langsung bawa ke rumah sakit, sekarang udah gapapa, kok, Om."

"Oh, begitu. Padahal kenapa di rumah sakitnya agak lamaan aja." Papa mengedipkan mata kanannya ke arahku. 

"IH PAPAH APAAN SIH"

"Ecie cie gak usah salting juga keleus..."

"Ya sudah, Om, saya pamit dulu."

Pak Dirga segera melesat dengan mobilnya. Sepertinya dia menuju ke rumah pujaan hatinya yang ia sebut-sebut itu.

"Eh, Ta, ini tas kecil punya siapa, ya?"

"Punya si Dirga kali."

"Simpen di kamu aja, nanti Senin kembaliin."

Akhirnya aku kembali ke kamarku setelah semua yang melelahkan ini!

Hmmm... Tasnya Pak Dirga...

Ada powerbank, botol minum, permen mint, dan buku... diary?

Maafkan aku merusak privasi orang tapi,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maafkan aku merusak privasi orang tapi,

Hari ini hari baru bagiku. Setidaknya hari ini tidak seperti hari-hariku yang biasa, taman bunga yang kosong kini dihinggapi seekor kupu-kupu cantik...

Oke skip tidak tertarik.

... hari itu sesudah ia pulang kuliah, aku menghampirinya, membawa setangkai bunga serta takoyaki kesukaannya...

Gue laper, dia bahas-bahas takoyaki. #gagaldiet

... dia pingsan. Aku menggendongnya dan berlari ke mobilku, menuju ke klinik dekat kampus. Dokter mulai memeriksanya, aku mengambil handphone Oliv, memasukkan password 1402 -tanggal jadian kami-, dan menelpon Om Hartmann, Papa Oliv...

TANGGAL JADIAN GUE SAMA DARREL, TUH!

... Om dan Tante terlihat kuatir, namun mereka bilang padaku bahwa semuanya baik-baik saja. Aku masuk ke ruangan Oliv. Dia bilang ia tak betah di sini. Aku hanya berkata bahwa dia akan pulang dalam waktu 2-3 hari mendatang. Aku berjanji akan terus menemaninya...

Idih so sweet juga ini orang. Buku hariannya aja bisa dibuat novel. Oke chukuph, waktunya tidur!

NADA NADIku 2Where stories live. Discover now