DELAPAN - AJA UGGNAG

233 47 7
                                    


"SSSSTTTT REL JANGAN BERISHIK!"

"Okay, okay, Ta, nyalain koreknya, gih..."

"Lu, lah, yang nyalain, gue mau bawa kuenya."

"Gue... Takut api, Ta..."

"He ilah ini bocah..."

Kami berjalan perlahan, mengendap ngendap persis seperti rampok di film-film. Jam hampir menunjukkan pukul 12 tepat tengah malam.

"AAAAAAAAAAAAA KECOAAAA RELLLL...."

SSSSSSSSSSSSSSHHHHH...

"Sekarang Darrel sudah cerdas menggunakan obat semprot serangga. Tenang saja."

KRIETTTTT....

"Halo? De, kamu belum tidur?"

Aku dan Darrel bersembunyi di bawah meja.

"Tuh, kan, Ta,  jadi bangun. Jangan jerit-jerit makanya."

"Udah jam 12. Ini saatnya!"

Happy Birthday, Papa....
Happy Birthday, Papa...
Happy Birthday... Happy Birthday...
To the best Daddy...

 		To the best Daddy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Waahh... Trimakasih, Adeee...."

Aku dan papaku berpelukan. Detak jantungnya menandakan bahwa ia sungguh bahagia.

"Pake ngajak Nak Darrel segala... Maaf ya, Om jadi ngerepotin..."

"Gapapa kok, Om... Selamat ulang tahun ya Om, tetep sehat dan salam sukses, deh, Om..."

"Wahahaa... Amin-amin..."

Malam itu kami habiskan dengan makan kue lalu menonton acara uji nyali di tv. Memang perayaan ulang tahun yang antimainstream.

***

Sekuat tenaga ia curahkan. Entah berapa banyak keringat yang tercurah, semua ini belum berakhir. Tidak ada kata menyerah! Menang adalah tujuan!

"Pemenangnya adalah kelas 9E!"

Aku meloncat-loncat kegirangan. Kelas kami menang lomba tarik tambang!

"YEYY MENANG REL!!! MENANG!!!"

"Kalo ada Darrel Lijaya... Pasti menang... Tenang sajah..."

"Idih pede amat..."

Aku merangkul Darrel yang masih kelelahan itu. Kami berjalan ke kantin untuk membeli minum. Darrel pun merangkulku, namun aku merasakan sesuatu.

"REL TELAPAK TANGAN LU! MENGELUPAS!"

Aku melihat telapak tangan Darrel memerah, bahkan ada goresan bekas tali tambang. Aku bergegas berlari menuju ke stand PMR sekolah. Aku melihat di sana ada Meli yang sedang berjaga.

"MELLLL MINTA OBAT MERAH, PLESTER, PERBAN, ATAU APAPUN LAH MELLLL!!!"

"Astaga heboh bener.... Nih, bawa sekotak, udah lengkap di dalemnya..."

Aku segera mengobati luka Darrel.

"HUAAHHH PERIH TAAA!!!"

"Makanya, kalo disuruh pake sarung tangan tuh nurut, jadinya luka gini kan..."

"E ciee... cemas yah?"

"Gimana lu, Rel..."

Hari telah menunjukkan pukul 12 siang. Bel pulang sekolah pun sudah mengijinkan pulang.

"Beuh... Baru mau pulang, eh, ujaann..."

"Ya sudahlah Rel tunggu reda aja..."

Kami memutuskan untuk duduk di tangga lantai 2. Rintik-rintik hujan nan sejuk selalu membuatku tenang.

"Ta, gimana kemaren nemenin Kak Nesya? Rempong lagi ga? Wakakak..."

"Hampir dipenggal Kak Nes lebih tepatnya, Rel."

"Lho, kok?"

"O, ya, Rel, gue belom ceritaaa... Tau ga kemaren guee ketemu siapa??"

"Siaaapaahh??"

"Richard, dongg..."

"Edan mantan..."

"Bukan mantan idih enak aja..."

"Hahaha... Abis tu?"

"Dia bilang dia ntar lagi putus sama Sabrina..."

"YES PUTUS!"

"Ih, kok, seneng, sih... Masih ngarepin Sabrin, ya?"

"Gitu-gitu dia telah mematahkan harapan seorang Darrel Lijaya..."

"Aduduh atit, ya..."

"Lu juga, kan..."

Hahahaha....

Sama pacar, tuh, ya... Harus bisa cerita apa aja...

Ehehemm...

"Pulang sana kalian, mojok terus..."

Aku menoleh ke belakang, ternyata Pak Dirga. Dia lagi dia lagi.

"Bapak ga liat apa, masih ujan... Gimana kita bisa pulang..."

"Emmmm, o,  iya,  juga, ya, Ta... Gue ada jas ujan cadangan di lokerr... Jadi kita bisa pulang."

"Nah, tuh,Darrel bawa jas ujan. Modus, ya, Natalia..."

"Ih, apaan, sih, Pa. Udah yu, Rel, kita pulang..."

Pengganggu suasana. Kalo ada cowo dan cewe lagi berduaan, yang ketiga adalah setan. Berarti dalam kasus ini, yang setan itu...

NADA NADIku 2Where stories live. Discover now