Prolog

796 69 12
                                    

Prolog


Megan dan Owen ditakdirkan bertemu saat delapan tahun usia mereka.

Owen, anak pemalu yang memiliki rupa yang tampan, menjadi tetangga sekaligus sahabat baru yang Megan punya saat itu.

Aneh memang, sahabat baru yang Owen punya setelah pindah adalah seorang anak perempuan.

Apapun, mereka lakukan berdua; bermain sepeda, berlari satu sama lain, saling kejar mengejar posisi pertama saat berenang, atau menjaga anjing Golden Retriever milik kakak Owen.

Hingga lambat laun mereka tumbuh menjadi remaja, Megan sadar perasaannya pada Owen bukan hanya sekadar biasa.

Ia mulai memperhatikan Owen lebih, walau dari balik persahabatannya.

Meskipun Owen tetap memperlakukannya sebagai tetangga maupun sahabat kecil, Megan tak masalah.

Ia tak mempermasalahkan itu selama ia bisa memiliki sebagian hatinya.

"Kau sahabatku, bukan?" Owen bertanya pada Megan saat suatu hari  di hari musim gugur mereka pulang dari sekolah.

"Tentu saja. Ada apa, kau ada masalah?" jawab Megan lantang.

"Hmm, aku mungkin menyukai seseorang, Meg."

Itu pertama kalinya Owen berbicara tentang menyukai lawan jenis. Megan begitu senang. Mungkinkah itu dirinya?

"Lalu, siapa dia?" Megan menutup matanya.

"Bantu aku Meggy, aku... aku, uhmm. Aku ingin kau mengenalkanku pada Sarah. Kau mau menolongku, bukan?"

Megan menyembunyikan keterkejutannya mendengar pengakuan Owen.

Perasaannya pada pemuda itu tidak akan pernah terbalaskan.

Megan hanya bisa mengangguk lemah dan menyembunyikan tangisannya dengan menggigit bibir.

Sarah adalah anggota cheerleader yang kebetulan satu meja dengan Megan di kelas Sains. Dan gadis itu benar-benar cantik. Owen hanya tidak sadar, Sarah pun memiliki ketertarikan padanya saat itu.

"Thanks, Meggy. You're my bestfriend forever. Sahabatku yang paling bisa kuandalkan."

Forever.

Owen hanya menganggap Megan sekedar sahabatnya saja. Selamanya.

Megan terdiam sepanjang perjalanan pulang, perasaannya tidak lebih baik bahkan saat Owen melambaikan tangan padanya saat berpisah. Yang Owen tidak tahu, Megan menangis malam itu.

And because some feelings are left unsaid.

And because some feelings are left unsaid

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

23022017

The Hidden Feelings sengaja dibuat dalam bentuk Short Story.

Cerita pendek ini untuk mendukung anti kekerasan pada remaja dan aksi bullying yang terjadi di sekitar. Yang tidak kita ketahui bahkan terjadi pada orang terdekat kita.

Semoga nilai yang tersirat di sini bisa diambil manfaatnya, gaes. Salam.


With Love

The Hidden Feelings (Semua Orang Punya Luka)Where stories live. Discover now