Camping

39.8K 2.9K 189
                                    

Buat Kia, snack adalah hal yang wajib dibawa saat berpergian, termasuk, untuk pergi camping ke puncak hari ini. Sebab belum sempat membeli snack sejak di rumah kemarin--terlalu malas-cewek itu minta diturunkan di halaman minimarket depan sekolah. Supir pribadinya sempat mengingatkan agar Kia tidak terlalu lama belanja sebelum menancap gas kembali, dan dengan gaya santainya Kia bilang, "Tenang Pak, Pir, berangkatnya masih lama..."

Berbekal sebuah keranjang, Kia mulai menjelajah rak makanan ringan. Kebiasaan Kia adalah selalu lama saat memilih, padahal ujung-ujungnya, yang ia ambil selalu saja sama: cookies, keripik tortila, kacang atom, dan stick kentang. Minuman sejenis softdrink tak dilupakan juga. Saat keranjang sudah penuh, Kia beranjak ke kasir.

Sembari menunggu belanjaannya di hitung, Kia iseng saja mengambil ponsel dari saku, niat awal sih mau membuka kamera depan dan berkaca. Tapi 25 missed call dari Alfryda menarik perhatiannya. Juga, spam pesan WhatsApp yang Alfryda kirim. Kia sedikit heran kenapa ia disuruh cepat-cepat ke sekolah karena yang lain sudah menunggu. Dan waktu melihat angka jam di sidut ponsel, Kia langsung menepuk dahinya, "Astaga! Gue belanjanya sampe lupa waktu!"

Jadwal berangkat jam 6 tepat, dan sekarang sudah pukul 6:15, Kia kalang kabut, untunglah kasir sudah selesai mentotal belanjaan. Tidak memperdulikan kembalian, cewek itu berlari keluar minimarket dan menyebrang dengan terburu-buru. Ia yakin semua teman sekelasnya sudah berkali-kali merutuk karena harus menunggu.

Wali kelas yang berdiri di pintu mini bus tampak lega melihat Kia, tapi tak ayal wanita itu mengomel juga, "Kamu ini darimana saja, sih, Kia?! Kasihan tahu yang lain menunggu! Untung kamu nggak ditinggal!"

"Maaf, Bu... Saya habis ke minimarket tadi, terus lupa lihat jam. Sekali lagi maaf..." ujar Kia merasa bersalah.

"Ya sudah, ya sudah, kamu langsung masuk saja, tadi saya lihat tinggal satu kursi di tengah, itu tempat kamu."

Kia hanya mengangguk, lalu buru-buru masuk. Ia hanya bisa meringis sungkan sembari terus menggumamkan maaf saat teman-temannya serempak mendumel. Tak ingin mengulur waktu lagi, Kia langsung mencari tempat duduknya.

Kia berhenti dan menatap Alfryda heran karena cewek itu duduk bersama Nanda, padahal Kia pikir satu kursi yang tersisa itu adalah di samping Alfryda.

"Sorry, Ki... Gue duduk sama Nanda, udah kepalang janji dari tahun kemaren soalnya..." kata Alfryda sedikit tidak enak.

"Iya nggak masalah sih, terus gue duduk sama siapa dong?" tanya Kia.

Bukannya menjawab Alfryda malah mendorong pipi kanannya dengan lidah dari dalam, menunjukkan pada Kia dimana ia harus duduk.

Kia mendelik melihat siapa yang akan duduk di sampingnya. "Gue sama Andra?!" ia menatap Alfryda dengan wajah protes.

"Salah lo sendiri lama, jadi nggak bisa milih kan?" balas Alfryda, kentara menahan tawa.

"Kia! Cepat duduk! Busnya mau jalan!" suara wali kelas membuat Kia langsung bergegas menempati kursinya.

Andra berdecak karena merasa tas dan belanjaan Kia membuat sesak. "Sial banget gue!" ia mengeluh entah pada siapa.

"Heh! Kalau bisa punya pilihan, gue juga ogah duduk sama lo begini!" Kia membalas lebih ketus.

Andra mendesis, menggeser tubuh menjauh, hingga pundak kanannya menyentuh kaca. "Awas aja sampe lo berani cari kesempatan tidur nyender ke pundak gue!"

Pal In LoveWhere stories live. Discover now