Tiket Tak Kasat Mata

45.5K 3.6K 290
                                    

Last Day being their 'Babu'

Istirahat kali ini Kia harus berterimakasih pada Bu Titik-guru fisikanya. Berkat wanita itu, Kia jadi punya alasan bagus untuk tidak datang ke lapangan basket seperti dua hari sebelumnya, karena tadi, waktu dalam perjalanan hendak menyusul tiga bos besarnya, Bu Titik yang berada di depan kantor memberi Kia tugas untuk membawa catatan-catatan milik anak XI-IPA1 yang sudah dinilai kembali ke kelas dan membagikan kepada pemiliknya masing-masing.

Sehabis menyelesaikan tugas dari Bu Titik, sekarang Kia bisa bersantai sambil menikmati roti isi cokelat dan susu cokelat kemasan favoritnya. Santai saja karena tadi ia sudah mengirim pesan WA pada Andra tak lupa menyertakan foto buku yang harus ia bagikan sebagai bukti. Dan memanfaatkan semua kecerdikan yang ia punya, Kia pun menambahkan info karangan kalau ia harus membagikan buku-buku milik anak kelas lain juga sehingga waktu istirahatnya tersita penuh.

"Nanti sore gue harus adain syukuran buat menyambut hari kebebasan gue dari hukuman nyebelin ini!" Kia menggumam dan tersenyum tidak sabar sendiri. Memikirkan hari esok yang tanpa perintah menyebalkan dari Andra membuat cewek itu bersemangat, diangguk-angukkan kepalanya mengikuti irama lagu beraliran pop punk milik 5 seconds of summer yang tengah ia dengarkan lewat earphone.

Semakin lama kelas yang tadinya cukup sepi mulai terisi kembali. Kia sadar kalau itu tandanya bel masuk akan segera berbunyi, buru-buru ia menyelesaikan makan, sebelum Andra, Azka, dan Evan kembali ke kelas, Kia sudah mencopot earphone dari telinga dan langsung meletakkan kepala keatas meja. Pura-pura lelah, berakting tidur.

Alfryda yang menyuruh Kia bangun ketika guru Bahasa Indonesia masuk datang. Kia mengambil buku dari tas dan mengambil kesempatan untuk melirik ke arah tempat duduk Andra. Cowok itu tampak tenang dan tidak ada ekspresi dongkol di wajahnya. Itu berarti semua sandiwara yang Kia lakoni demi suksesnya misi menikmati istirahat untuk diri sendiri kali ini sukses! Kia bersorak senang tentang hal Itu-di dalam batin.

Pelajaran bahasa indonesia berjalan membosankan seperti biasa-setidaknya menurut Kia begitu-ia menopang dagunya dengan satu tangan menyangga di atas meja karena meletakkan kepala jelas akan membuatnya kena marah oleh sang guru karena dianggap tidak sopan.

Berkali-kali Kia menguap dan mengucek-ucek matanya yang berat, setiap materi yang disampaikan guru entah bagaimana malah terdengar sebagai lagu tidur di telinganya. Alfryda tidak jauh berbeda dengan Kia, dan cewek itu mengisi rasa bosannya dengan main ponsel, stalking foto bule-bule ganteng.

"Coba aja guru di sekolah ini modelnya kayak Manu Rios semua, pasti gue selalu melek dan fokus ke depan pas pelajaran..." Kia terkekeh mendengar khayalan Alfryda. Entah sudah berapa kali doa semacam itu ia panjatkan.

Pelajaran berganti ke materi PPKN oleh Bu Fatim, hanya satu jam, selesai ketika bel istirahat kedua berdering nyaring. Sebab dalam hukuman yang ia jalani Evan mencetuskan keringanan supaya Kia bebas melakukan apa saja di jam istirahat kedua, Kia langsung memasukkan buku-buku kedalam loker meja sebelum menunaikan niatnya untuk main ke kelas Nazla.

Hanya saja, belum juga Kia sempat meninggalkan bangkunya, tiba-tiba saja Andra datang dengan aura marah yang begitu terasa. Caranya menggebrak meja membuat Kia terkejut bukan main.

"Ya ampun, Ndra! Ngapain lo gebrak-gebrak bangku gue?! Kalau mau ngomong pakai cara baik-baik aja emang nggak bisa?!" omel Kia kesal.

"Lo kemanain buku catetan fisika kita?" tanya Andra tanpa berbasa-basi.

Kia mengernyit bingung. "Loh kemaren kan udah gue kumpulin? Terus tadi kan juga udah dibagiin, gue udah taruh semua buku ke meja pemiliknya."

Pal In LoveWhere stories live. Discover now