Lovable Bad Boy

LOVABLE BAD BOY-27

AUTHOR

"Tuhan memang mengatur jodoh kita. Tulang rusuk pun tak akan tertukar oleh-Nya. Namun, kita tak akan bersama tanpa cinta, setia, percaya, dan usaha yang melengkapinya."

***

"Pulang langsung pulang, jangan mampir-mampir dulu. Kalo ada orang asing yang ngasih kamu sesuatu jangan diterima. Terutama kalo itu cowok. Inget, yah?"

Mendengar ucapan Nathan, sontak membuat Kayla tergelak.

"Iya, iya, Nathaaan." Jawab Kayla, gemas, sambil mencubit pelan pipi Nathan, membuat cowok tersebut tersenyum tipis, "Aku masuk sekarang, ya." ucap Kayla, yang membuat Nathan mengangguk pelan dan melebarkan pintu taxi nya.

Kayla sudah duduk di dalam taxi, dan Nathan masih berdiri tegap di samping pintu, sambil memandang Kayla teduh, "Take care," ucap Nathan lembut.

Kayla nyengir lebar, sambil mengacungkan ibu jarinya ke udara, "Siap, Big Boss!"

Mendengar ucapan Kayla, membuat sudut-sudut bibir Nathan terangkat, sehingga membentuk senyuman manis yang sudah menjadi favorit Kayla.

Nathan menutup pintu taxi tersebut, dan taxi itu akhirnya melaju menjauh dari kedudukan Nathan, membuat cowok berbadan tegap tersebut menghembuskan nafas pelan, lalu melangkah masuk ke dalam sekolahnya.

***

Parkiran sekolah sudah sepi, hanya tersisa beberapa siswa yang biasa nongkrong di sana.

Nathan melangkah menghampiri sebuah mobil Lamborghini berwarna merah menyala, yang terparkir di sudut parkiran.

Tok Tok,

Mendengar ketukan di kaca mobilnya, si pengemudi mobil mewah tersebut pun membuka pintu mobilnya, dan langsung turun dari mobil tersebut, dengan senyuman mengembang.

Berbeda dengan Nathan, yang hanya membuang pandangannya ke arah lain.

"Nathan, makasih udah mau bicara lagi sama aku," ucap Karissa, yang langsung memeluk leher Nathan erat, membuat Nathan hanya memutar bola matanya malas.

"Gak tau malu."

"Hah?" Karissa melepaskan pelukannya, dan menatap Nathan dengan tatapan bertanya, "Apa maksud kamu, Than?" tanya Karissa, pelan.

"Ck! Telat mikir." ejek Nathan, sambil tersenyum sinis ke arah Karissa, yang masih menatapnya, bingung, tapi cewek tersebut langsung menepis rasa bingungnya dan tersenyum lebar.

"Aku tau kamu masih marah sama aku, tapi aku yakin setelah kamu denger penjelasan aku, kamu bakalan memaafkan aku, Than."

Nathan hanya memutar bola matanya malas.

"Aku bakalan menjelaskan semuanya tapi gak di sini, Nathan. Kita ngobrol di Kafe milik Papa kamu aja di Jalan Mel—"

"Gak. Gue gak mau ngomong di Kafe." Tegas Nathan, dengan suara dinginnya.

"Kenapa?" tanya Karissa, penasaran.

"Gue malu di Kafe sama lo, Bodoh."

"Bodoh?" Karissa tertunduk sedih, mendengar ucapan kasar yang terlontar dari bibir manis Nathan, yang dulu sering mengucapkan kata-kata manis untuknya.

"Kenapa? tersinggung, hm?" tanya Nathan, sarkas.

"Nggak, aku—"

"Gak usah sok lembut, Karissa! Cepat bicara sekarang, di sini! Gue gak punya waktu lama-lama sama cewek murahan kayak lo." sentak Nathan, yang membuat tenggorokan Karissa tercekat.