Lovable Bad Boy

LOVABLE BAD BOY-17

AUTHOR

"Udah lebih baik?" tanya Nathan, sambil berdiri di samping Kayla, yang sedang melamun di balkon kamarnya.

"Eh? Elo." kata Kayla, sambil tersenyum tipis ke arah Nathan, yang masih mengenakan seragam putih abu-abu nya.

"Hm."

"Ada apa ke sini?" tanya Kayla, sambil menghela nafas, yang membuat Nathan menoleh pelan.

"Memastikan lo baik-baik aja." jawab Nathan, dengan suara datar.

"Sure? Lo peduli sama gue?" Kayla mengerjap tak percaya, karena dulu, Nathan tak pernah sepeduli ini. Kecuali, seminggu yang lalu, saat Nathan menyelamatkannya dari Arga.

Nathan memicingkan matanya ke arah Kayla, "Kenapa?" tanya Nathan.

"Ya, gak papa. Gak biasa aja.." kekeh Kayla, sambil kembali menghadap ke depan. Begitu juga yang dilakukan oleh Nathan.

Sesaat, suasana menjadi hening dan mencekam. Aura dingin Nathan, seakan mampu membuat hati Kayla membeku. Padahal, sedari tadi Nathan hanya diam.

"Kay—"

"Nath—"

Mereka memanggil secara bersamaan, yang membuat keduanya terkekeh. Nathan mengusap wajahnya, sementara Kayla menggigit bibir bawahnya.

"Lo duluan aja deh," kata Kayla, sambil menghadapkan tubuhnya ke arah Nathan.

"Lo dulu."

"Nggak, lo duluan, Nathan.."

"Ladies first?" kata Nathan, dengan kedua bola mata hanzel nya yang mengarah lurus ke arah kedua bola mata Kayla, yang membuat Kayla mengulum senyumnya.

"Oke," kekeh Kayla, sambil menghela nafas, sebelum berbicara. Sementara Nathan, sudah memfokuskan seluruh tubuhnya pada Kayla.

"Lo gak kenapa-kenapa, 'kan?" tanya Kayla, yang membuat kedua alis Nathan bertaut.

"Maksud lo?" tanya Nathan, bingung.

Kayla mendongak, menatap lurus ke arah kedua bola mata Nathan, yang juga balas menatapnya, intens.

"Setelah lo nyelamatin gue dari Arga, gak ada yang gangguin lo, 'kan, Nathan? Atau polisi?" tanya Kayla, yang membuat wajah Nathan menjadi pucat.

"Gak ada." jawab Nathan, sambil membuang pandangannya ke arah lain.

"Serius? Berani sumpah ke gue?" tanya Kayla, sambil mengambil tangan kanan Nathan dan menggenggamnya, yang sontak membuat tubuh Nathan menegang.

"Hm." Nathan mengangguk samar, sambil mengulas senyum tipisnya.

"Syukurlah, gue udah cemasin ini berhari-hari. Terus.. tadi lo mau ngomong apaan?" tanya Kayla, setelah menghembuskan nafas lega nya.

"Lupa." Kata Nathan, yang membuat Kayla menipiskan bibirnya menahan kesal, lalu menghentakkan tangan Nathan yang tadi ia genggam.

"Gak berubah! Dasar es balok!"

Nathan terkekeh pelan, "Lo suka es apa?" tanya Nathan, yang membuat Kayla mengernyitkan dahinya.

"Es krim, kenapa? mau traktir? Ayo!" sorak Kayla, yang membuat Nathan menoyor pelan kepala Kayla, yang membuat Kayla mengaduh sambil balas menoyor Nathan.

"Siapa yang mau traktir lo es krim. Gue cuman nanya, siapa tau gue bisa berubah wujud jadi es krim kesukaan lo." kata Nathan, sambil membuang pandangannya ke arah lain, untuk menyembunyikan pipi merahnya.