LOVABLE BAD BOY-16

182K 12K 274
                                    

AUTHOR

Dava melajukan mobilnya melewati gerbang rumah Kayla, setelah gerbang itu terbuka lebar. Terlihat seorang wanita berpakaian daster berlari ke arah tepi setelah membuka gerbang tersebut.

Setelah mobil berhenti, Kayla masih tetap diam dan tidak bergerak. Pandangannya terlihat kosong ke arah depan, yang membuat Dava semakin cemas.

"Kay, udah sampai." ucap Dava pelan, berusaha tidak membuat gadis di sampingnya terkejut.

Karena tidak kunjung mendapatkan respon, Dava akhirnya melepaskan seatbelt-nya sendiri, lalu membuka pintu mobil.

"Kayla, ayo turun dulu," Ucap Dava, sambil menahan pintu mobil tetap terbuka. Ia menatap miris ke arah lebam berwarna biru keunguan di tulang pipi Kayla.

Kayla tidak bergerak, tetapi kelopak matanya memejam, sehingga bulir air mata yang sudah tertimbun sejak tadi akhirnya menetes.

Melihat air mata Kayla semakin deras, membuat Dava mengatupkan rahangnya. Ia tidak tau caranya menenangkan gadis yang baru saja mengalami hal buruk.

"BRENGSEK! GUE BENCI SAMA DIA!" teriak Kayla tiba-tiba, yang sukses membuat Dava menjengkit kaget.

"GUE BENCI SAMA DIA! GUE BENCI ARGA!"

Dava menelan ludahnya, saat mendengar teriakan Kayla yang terdengar frustasi. Dengan susah payah, akhirnya Dava mengangkat tubuh mungil Kayla dan menggendongnya ala bridal ke arah pintu.

Kayla terus meronta, bahkan sesekali menjerit, hingga suara pintu terbuka membuat Dava kembali fokus ke depan.

"Kayla?! D-dia kenapa?" Lira tampak panik, sambil membuka pintu lebar-lebar, memberikan jalan kepada Dava supaya masuk ke rumah tersebut dengan mudah.

Dava membawa Kayla ke kamarnya, dengan diikuti oleh Lira di belakangnya, yang masih sibuk menelepon Bara dan Riyan untuk segera pulang.

"Aaaaaaaarrrrrgggh! Gue mau mati aja!" racau Kayla, semakin menjadi-jadi.

Untunglah sudah sampai di kamar bernuansa violet tersebut, sehingga Dava dapat membaringkan Kayla di tempat tidur.

Dava menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, karena menggendong Kayla yang terus meronta, seakan dapat membuat tulangnya remuk.

Ya, seharusnya ini tugas Nathan.

"Ada apa sama Kayla? Kenapa dia seperti itu?" tanya Lira dengan cemas, ia melirik ke arah Kayla yang masih menggeliat di atas tempat tidur sambil menangis meraung-raung.

"Ceritanya panjang, Tante." ucap Dava, yang membuat Lira semakin penasaran.

"Yasudah, nanti kalau Papa sama Abang nya Kayla udah dateng, kamu jelasin ke kami, ya." Kata Lira, yang membuat Dava mengangguk pelan, "Sekarang, kamu tunggu di bawah aja, biar tante yang mengurus Kayla." lanjut Lira, sambil mengulas senyum manisnya ke arah Dava.

"Iya, Tante."

Dava melangkah keluar dari kamar Kayla, lalu berjalan menuruni tangga tepat saat pintu depan terbuka dan masuklah seorang laki-laki remaja dengan seragam putih abu-abu yang terlihat berantakan, dan sebuah sapu tangan berwarna biru donker yang diikat melingkari dahi nya.

Cowok tersebut berlari menaiki tangga, lalu berhenti saat mendapati Dava berdiri di tengah tangga sambil menatapnya dengan tatapan aneh.

"Lo.. temennya Nathan, 'kan? Ngapain di sini?" Bara bertanya, sambil mengamati Dava dari ujung kaki hingga ujung kepala, yang membuat Dava semakin tidak nyaman.

Lovable Bad Boy Where stories live. Discover now