LOVABLE BADBOY-8

218K 12.9K 135
                                    

Author

"Kak Nathan, ini hadiah valentine buat elo."

"Gue?"

Cewek tersebut mengangguk, sementara Nathan melirik ke arah Satria, Dava, dan Andre yang sedang sekuat tenaga menahan tawa, melihat ekspresi—gobloknya Nathan.

"Ng..? gue?" Ulang Nathan, membuat si cewek berkepang dua itu tersenyum canggung.

"Iya, kak."

"Kan, ini belum valentine." Ucap Nathan, mengulur waktu, membuat cewek tersebut semakin berkeringat, bahkan kaca matanya sampai berembun.

"Ta-tapi, ini tanggal 13, jadi besok hari valentine.." Jawab cewek itu, dengan setengah menunduk, lalu mengulurkan sebatang cokelat dengan pita berwarna merah muda, ke arah Nathan.

Nathan akhirnya menerimanya, membuat cewek tersebut tersenyum lega, dan berlari cepat meninggalkan bangku lapangan, dimana kelompok Nathan berada.

"Yas! Nathan pembawa berkah!" Seru Satria, lalu merebut cokelat tersebut dari tangan Nathan, membuat Nathan hanya menatapnya datar.

"Ini nih, satu-satunya manfaat temenan sama si Nathan, setiap hari valentine, udah banyak bener rejekinya." Ucap Andre, membuat Dava tersenyum tipis.

"Dav, ambil gih, keburu gue telen semua." Ucap Satria, tetapi hanya dibalas gelengan pelan oleh Dava.

"Telen aja," jawab Dava kalem, namun dalam.

"Cih, si Dava sejak putus jadi sok kalem begindang." Cibir Satria, lalu membagi cokelat itu menjadi dua, untuknya, dan untuk Andre.

"Dava, akhirnya ketemu elo juga, nih. Terima ya,"

Dava menaikkan sebelah alisnya, saat matanya menangkap Dipitaloka sedang berdiri tegak di hadapannya, dengan sebuah paper bag bermotif hati ke arah Dava.

"Buat apa." Tanya Dava datar, membuat Satria menyenggol pinggang Dava.

"Buat hadiah valentine, lah. Haha, elo lucu deh." ucap Dipitaloka, dengan senyuman kecil yang terlihat manis, membuat Dava jengah.

"Elo amnesia?" tanya Dava tajam.

"Nggak. Apaansi, Dav. Buruan deh, ambil. Gue masih ada urusan nih, di ruang OSIS." Ucap Dipitaloka, membuat Dava menghela nafas kasar.

"Gue gak mau. Bawa aja ke ruang OSIS."

Dipitaloka menaikkan sebelah alisnya, bingung. "Elo berubah banget, ya? padahal gue kan cuma pengen menjalin hubungan yang baik sama elo, meskipun hubungan kita emang udah berakhir."

"Tapi gue gak mau."

"Apaansi Dav, jangan kerjain gue deh, jangan bikin gue malu di depan temen-temen elo, ini—ini apaansi?!" ucap Dipitaloka, kali ini dengan nada yang cukup tinggi.

Dava tersenyum hambar ke arah Dipitaloka, "Pergi, Di."

"Elo ngusir gue?! Gue dateng ke sini dengan niat yang baik, Dav. Oke, waktu itu gue emang salah, tapi—kita gak seharusnya jadi musuh, kan?!"

"Harus." Jawab Dava, lalu bangkit pergi dari bangku lapangan, membuat Dipitaloka menatap punggung Dava, dengan tangan mengepal.

"Bilangin ke temen kalian itu, gue BENCI banget sama dia!" teriak Dipitaloka, dengan wajah merah menahan amarah, lalu berbalik pergi dari sana.

"Ckck, drama apaan itu tadi?" tanya Satria, yang masih sibuk mengunyah cokelatnya, membuat Nathan hanya terkekeh pelan.

"Kalo berurusan sama cewek ya gitu, drama terus sampe manusia pindah ke planet pluto." Ucap Nathan, membuat Andre dan Satria mencebikkan bibirnya.

Lovable Bad Boy Where stories live. Discover now