Delapan belas

512 32 1
                                    

Manik mata (Namakamu) berkaca- kaca saat melihat sahabatnya di layar laptop tengah mengembangkan senyumnya. Ia menghubungi Cessie via skype. Sudah berminggu- minggu mereka tak saling tatap muka, (Namakamu) sangat merindukan sahabatnya.

"Ces.. gila lo yaa gue kangen banget tau"

"Haha iyaa gue juga kangen. Kenapa lu? Habis nungging di jalan ye?"

"Eh buset sialan lo. Orang sakit malah diketawain, hampir aja gue mati ketabrak motor. Lo tau kan gimana sialnya gue waktu itu"

"Lah kenapa emang?"

"Jadi gini. Sebelum gue nyaris tewas ketabrak, gue habis adu mulut dulu sama Aldi tau gak. Masa dia nuduh gue selingkuh sama Iqbaal, gimana gak kesel gue" (Namakamu) mengerucutkan bibirnya diakhir kalimat.

"Hah? Kok bisa gitu begimana ceritanye"

"Yaa gitulah. Nyangka gue mikirin Iqbaal mulu lah, apalah kan capek gue dengernya padahal gue udah berusaha ngelupain Iqbaal buat dia. Hmm"

(Namakamu) terus mengoceh tiada ampun. Cessie hanya bisa tertawa dan sesekali menanggapi kekonyolan sahabatnya itu. Maklum kalau masalah asmara (Namakamu) tidak bisa selepas ini jika bersama Salsha karena Ia juga tau diri gimana perasaan Salsha. Bahkan tentang hubungannya dengan Aldi saja Ia tidak berani menceritakan ke Salsha. Sahabat macam apa kau (Nam). Kadang (Namakamu) merasa bersalah dengan keputusannya berpacaran dengan Aldi. Entahlah apa reaksi Salsha kalau tahu itu semua.

(Namakamu) menceritakan semuanya kepada Cessie termasuk peristiwa menyayat hati tadi siang bersama Aldi. (Namakamu) menjadikan Cessie sebagai tempat penyaluran isi hatinya, semacam tempat sampah dalam artian yang baik. Rindunya terbayarkan meski hanya sebatas tatap muka melalui skype.

Bahagia sebenarnya tidak serumit yang dipikirkan banyak orang. Berbagi kisah dengan sahabat contohnya.

~o0o~

Aroma masakan dari dapur berhasil membuat indera penciuman (Namakamu) merajuk untuk pergi ke dapur.

Rike sedang asik berkutat dengan alat masak di dapur. Sialan bisa- bisanya (Namakamu) baru bangun tidur sedangkan Rike sibuk menyiapkan makan untuk kedatangan ayahnya.

(Namakamu) menghampiri Rike dengan hati- hati. Kakinya masih tidak berfungsi baik akibat jahitan di lututnya.

"Aduh tante maaf aku baru bangun tidur, sini aku bantu tan" (Namakamu) mengambil alih pekerjaan Rike memotong sayuran.

"Oalah.. Iyaa gapapa kok. Kamu bisa istirahat dulu aja biar tante yang masakin. Lagian kakimu masih belum begitu sembuh" Ucap rike tulus seraya memandangi lutut (Namakamu) yang masih diperban.

"Eh nggak gak papa kok tan, aku udah bisa berdiri kok hehe"

Rike tersenyum dan menggeleng melihat tingkah (Namakamu).

"Beneran nih? Potongnya sambil duduk aja nih" Rike menyodorkan kursi di belakang (Namakamu).

"Iya tan" (Namakamu) duduk dikursi sebelum akhirnya melanjutkan kegiatannya memotong sayuran.

"Ayah sama Om hery jam berapa nyampenya tan?" Tanya (Namakamu) antusias seraya membenarkan posisi kakinya yang merepotkan.

"Katanya sekitaran jam 11. Itu bawang putihnya iris tipis- tipis ya" Jawab Rike yang sedang memindhkan panci ke atas kompor.

IDOL KISSWhere stories live. Discover now