Lima

491 36 0
                                    

'Hah anak pak Herry? bukannya anaknya perempuan?' Batin (Namakamu), pikirannya menerka- nerka. Isi kepala (Namakamu) serasa ingin pecah, Ia bingung harus percaya pada siapa, ayahnya kah? atau kepada Iqbaal kah?

"Boong lo ya!" ketus (Namakamu) nyaris berteriak, tentunya di balik itu semua perasaan (Namakamu) sedang dalam keadaan tak karuan.

'Sregh...' Tubuh (Namakamu) bertumpu pada dada bidang Iqbaal setelah Iqbaal mencoba untuk menariknya.

'Alamak Iqbaal!!!' batin (Namakamu) berteriak, mata (Namakamu) membulat saat menyadari bahwa dirinya sedang bersender di tubuh Iqbaal, seseorang yang Ia cintai semenjak 3 tahun. Urat syaraf (Namakamu) serasa telah putus, tubuhnya semakin melemas di tubuh ramping Iqbaal.

"Jangan teriak bodoh! ini udah malem!" Lirih Iqbaal seraya menangkap kepala (Namakamu).

"bu--bukannya anak pak Herry cewek?" (Namakamu) membenarkan posisi berdirinya sehingga tak lagi menyender di tubuh Iqbaal, (Namakamu) masih bingung dengan semua ini. Sebenarnya siapa Iqbaal? batinnya.

"ngomong disin i? gue juga punya ruang tamu kali" Jawab Iqbaal seraya berjalan sempoyongan menuju rumahnya(?), (Namakamu) hanya mengamati langkah Iqbaal beberapa saat sebelum Akhirnya Ia mengikuti langkah Iqbaal untuk segera memasuki rumah tersebut. Mimpinya datang secara tidak tepat, bagaimana bisa? ya... Iqbaal datang disaat (Namakamu) sedang tak memikirkannya. Tapi meski begitu, (Namakamu) merasa sangat senang dengan peristiwa yang terjadi barusan. Hanya saja Ia belum sepenuhnya siap bertemu dengan Iqbaal setelah kejadian di sekolah tadi, tapi apa daya? Tuhan justru mempertemukan mereka di waktu yang menurut (Namakamu) tak tepat. Bukankah rencana Tuhan lebih indah dari pada perkiraan manusia?

~o0o~

"(Namakamu)! lo memang yang terbaik buat gue, dan gue yakin itu!" Ucap Aldi berbicara pada bayangannya sendiri di balik cermin yang terletak di kamar tidurnya.

Aldi hanya tersenyum manis kearah cermin, rasa senangnya seakan sudah di ujung ubun- ubunnya. Aldi mencoba untuk merencanakan sesuatu agar bisa lebih lama bertemu (N amakamu), Ia tak akan menyia- nyiakan kesempatan ini. Aldi ingin jalan dan pulang sekolah bersama dengan (Namakamu), ingin menghabiskan semua waktunya hanya bersama (Namakamu), dan yang terpenting Ia akan kembali mengutarakan isi hatinya yang telah kesekian kalinya selalu mendapat penolakan dari (Namakamu). Rasa cinta Aldi terhadap (Namakamu) tetap sempurna seperti awal Ia mencintai (Namakamu).

~o0o~

"Ini yang namanya (Namakamu)?" Tanya seorang wanita yang merupakan ibunda Iqbaal.

"Iya tan, aku (Namakamu)" (Namakamu) berdiri dari duduknya seraya bersalaman dengan ibunda Iqbaal.

"Satu sekolah ya sama Iqbaal?" Tanya wanita itu lagi, seraya membuka tutup toples makanan untuk disuguhkan kepada (Namakamu).

"Iya tan, satu sekolah." Jawab (Namakamu) anggun, suaranya terdengar ramah oleh imbuhan senyuman di akhir kalimatnya.

"owh" Wanita itu membulatkan bibirnya seraya tersenyum simpul setelahnya.

"Emmm... tan emang tante punya anak perempuan yang masih SMA ya?" tanya (Namakamu) seraya mengkerutkan keningnya.

"Gak ada lah, yang ada cuma teteh gue yang lagi kuliah di Ausie" Bukan jawaban dari bunda Iqbaal yang (Namakamu) dapatkan melainkan dari anaknya. Iqbaal. (Namakamu) kaget dengan kedatangan Iqbaal yang hanya memakai celana jeans tanpa atasan.

"Ta--ta-tapi tadi ayah gue bilang kalo anak yang punya rumah ini itu cewek" (Namakamu) gugup dengan kalimatnya.

Iqbaal memakai kaos oblongnya seraya berjalan mendekati (Namakamu). Melihat itu, bunda Rike mengurungkan niatnya untuk menanyakan segala hal kepada (Namakamu), Ia lebih memilih meninggalkan mereka berdua berbincang di ruang tamunya.

IDOL KISSWhere stories live. Discover now