Tiga belas

400 27 2
                                    

Iqbaal tersenyum sumringah, "Apa sih yang gak gue tau tentang lo? hidup serumah, setiap hari ketemu, gue gak sebodoh lo kali" Ucapnya (masih) santai.

(Namakamu) menatap mata pria di depannya, memastikan bahwa Dia benar- benar Iqbaal yang (Namakamu) kenal selama ini. Bingung, mengapa Iqbaal jadi bijak dan enjoy seperti ini? dan yang paling membingungkan mengapa Iqbaal jadi tahu segala hal tentangnya? apa karena kecerobohan (Namakamu), sehingga Iqbaal dapat dengan bebasnya masuk kedalam dunia-nya? Sayangnya Iqbaal hanya mengetahui tentang kedekatannya dengan Aldi, tidak dengan perasaan sayangnya kepada Iqbaal. Menyedihkan.

~o0o~

"Terus terus, Btw kenapa gak pass hari ulang tahun lo sih? kan lebih so sweet gitu, ahh Iqbaal kurang romantis mah" Salsha mendadak rempong setelah mendengar cerita (Namakamu), (Namakamu) hanya terkikik geli melihat kekonyolan sahabatnya. Setidaknya Salsha sudah membuatnya tersenyum setelah kejadian di mall kemarin.

"Katanya sih karena--" (Namakamu) mengingat satu hal, tak sanggup untuk mengatakan yang sesungguhnya bahwa di hari ulang tahunnya Ia sudah ada janji dengan Aldi, (Namakamu) tidak mungkin menghancurkan suasana persahabatan yang baru saja kembali terbangun.

"Karena.. Iqbaal mumpung ada duit katanya" Alibi (Namakamu), (Namakamu) menunggingkan senyuman di bibirnya.

Salsha tertawa cekikikan, "Ups! yakin Iqbaal bilang gitu? bukannya Iqbaal anak orang tajir ye?"

Senyum (Namakamu) tercekat seketika, alasannya memang tidak masuk akal, mana mungkin seorang anak orang kaya dompetnya kosong, bodoh (Namakamu) memang bodoh. "Entahlah sapa tau Iqbaal gak mau ngerepotin ortunya" (Namakamu) tersenyum tipis.

Salsha hanya menatap (Namakamu) tanpa bersuara, masih tidak percaya mungkin.

"Ehh.. gimana kemaren di toko emas? Btw Aldi lebih romantis dari pada Iqbaal yeh." (Namakamu) memanyunkan bibirnya, oh tidak! mengapa Ia menanyakan itu? (Namakamu) membungkam mulutnya, baru sadar bahwa sebentar lagi Ia akan sakit hati (lagi).

Tapi beda, bukan kebanggaan yang terpancar di wajah Salsha melainkan ekspresi kusut dan malas, sepertinya Salsha tidak suka dengan pertanyaan (Namakamu).

"Ya... biasa aja" jawabnya tak bergairah.

(Namakamu) menoleh ke arah sahabatnya yang mendadak melas, Ia pun merasa bersalah, tapi bukankah seharusnya Salsha senang ditanya seperti itu dan seharusnya (Namakamu) yang cemberut karena cemburu? sebenarnya apa yang terjadi?. Alis (Namakamu) bertaut.

"Ya.. biasalah, dia gak se-romantis seperti yang lo kira" Lanjut Salsha melas, "malahan dia lebih banyak cerita tentang lo dari pada nanya- nanya tentang gue, padahal gue kan sahabat lo, gak usah diceritain juga gue udah tahu" Lanjutnya lagi, Salsha menatap intrik mata (Namakamu).

Mata (Namakamu) beralih ke sembarang arah, Ia merasa dicekam oleh tatapan Salsha tersebut, "Ya.. mungkin dia kehabisan topik kali, seharusnya lo yang nanya- nanya, gitu mungkin" Ucap (Namakamu) tersenyum.

"Beda (Nam..)" jawab Salsha cepat, "Jadi lo enak yah (Nam..), bukan cuma cowok yang lo suka aja yang bisa mencintai lo, tapi orang yang sama sekali gak ada di hati lo juga bisa, bahkan sangat gampang punya perasaan cinta buat lo." Salsha melanjutkan kalimatnya dengan khitmat, seperti tidak ada beban dalam dirinya, padahal kalimat itulah yang menjadi beban dalam dirinya selama ini, memang sempat terbesit rasa iri dalam diri Salsha ketika mengetahui Aldi menyukai sahabatnya sendiri--(Namakamu).

"Maksud lo?" Alis (Namakamu) bertaut.

"Aldi suka sama lo!" Lirih Salsha setelah diam beberapa saat, "Ya.. gue yakin itu!" lanjut Salsha, menegaskan.

IDOL KISSWhere stories live. Discover now