Sepuluh

460 29 0
                                    

'Mungkin gue bakal nolak sekarang dan di tempat ini juga' Kalimat seperti itulah yang terus tergiang di kepala (Namakamu). Iqbaal telah melukai hatinya hanya dengan kalimat santai dan sedikit tawaan di akhir kalimatnya. Menyebalkan. Harapan (Namakamu) untuk menjalin hubungan lebih bersama Iqbaal (mungkin) telah pupus. Dari ucapan Iqbaal tadi, Secara tidak langsung pria itu telah mengatakan bahwa 'kita tidak akan pernah menjalin cinta' hanya saja Iqbaal mengatakannya dengan gaya bahasa dan kalimat yang berbeda.

Gadis itu mencoba untuk menepis segala hal yang berkaitan dengan Iqbaal, tapi apa daya? cinta telah membuatnya sulit untuk melupakan semua. Terus menunggu dalam ruang tunggu yang penuh sarang laba- laba dan asap rokok, sangat menyiksa bila dibayangkan.

'Srgh srgh'

(Namakamu) sedikit berjengit dari duduknya seraya mengucek- ucek matanya guna memperjelas pandanganya. Tunggu apa yang Dia lihat di sebrang gedung sana?

(Namakamu) menggeser tubuhnya kekanan. Mencari celah yang pas untuk memandang seseorang, ya lebih tepatnya seorang pria yang sedang berdiri di balkon rumah yang terletak di samping rumah yang sedang (Namakamu) tempati. Lantas siapa pria itu? mengapa Dia melambaikan tangan kepada (Namakamu)?

(Namakamu) berusaha untuk menangkap informasi dari pria tersebut. Sepertinya gadis itu mengenalinya. Lantas Dia bingung dengan maksud gerakan isyarat yang pria itu isyaratkan padanya.

"Argh... apa sih Ald?" Gumam (Namakamu) seraya mengacak kasar rambutnya, (Namakamu) terlihat kesal karena tidak mengerti. Tunggu! Ald? apakah orang yang sedang bicara dengannya adalah Aldi?

'Ting tung' Di tengah kesalnya (Namakamu) terhadap kerja otaknya, tiba- tiba ponsel yang Ia letakkan di atas meja balkon kamarnya berdenting.

'Tap tap tap' (Namakamu) melangkah menuju ponselnya.

'clek' Dia menggeser screen lock ponselnya.

~Blackberrry mesengger ON~

.(Namakamu)! jalan yuk
.Gue tunggu depan rumah lo
.15 menit lagi gue nyampek!
.balas kalo gak bisa, abaikan kalo bisa!

~Blackberry mesengger off~

Tanpa pikir panjang (Namakamu) kembali meletakkan ponselnya di atas meja dan berlari menuju kamarnya. Entah mengapa gadis itu terlihat begitu semangat setelah membaca pesan tersebut. Apa yang sebenarnya (Namakamu) harapkan dari ajakan Aldi barusan?

~o0o~

"Apa pun yang terjadi gue harus tampil keren di hadapan (Namakamu)" Aldi sibuk memilah baju yang cocok untuk Ia pakai.

"Oh tidak!" Mata Aldi membulat ketika melihat bayangannya di cermin. Lebih tepatnya bayangan bajunya. Bagaimana bisa berkencan dengan baju yang bolong? tidak mungkin. Segera Aldi melepas bajunya dan mengganti dengan yang lain.

"mau kemana? kok rapih- rapih gitu?" Suara yang tak asing lagi di telinga Aldi terdengar.

"Aldi mau jalan ma" jawab Aldi tanpa menolehkan kepalanya. Pria itu masih sibuk dengan koleksi bajunya. Tangannya sibuk menyibak- ibak hanger bajunya guna mencari pakaian yang pas untuknya.

"jam 7 pulang!" Suara dari mamanya berhasil membuat gerak tangan Aldi terhenti.

"huf, ada apa lagi ma? gak mungkin secepat itu ma" Jawab Aldi menoleh beberapa detik dan kembali memalingkan pandangannya ke arah tumpukan bajunya. Aldi terlihat sangat malas ketika mendengar ucapan dari mamanya yang cenderung membatasi waktu geraknya itu.

Mama Aldi menggeleng, "Izin papa aja coba, kalo mama jam 7 mungkin papamu bisa lebih awal" Kekeh mama Aldi.

"Buset gak deh ma, ya tapi jangan jam 7 juga dong ma, jam 8 gimana?"

IDOL KISSNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ