Sembilan

433 36 0
                                    

'Dhomm' Suara ledakan yang menyerupai bom itu berhasil membuat kedua insan berlainan jenis ini terperanjat.

Dapur, ledakan itu berasal dari dapur. Segera Iqbaal berlari menuju dapur guna memastikan apa yang terjadi di dalam dapur.

*

"Astaga!" Iqbaal membungkam mulutnya ketika melihat dapurnya sudah berantakan. (Namakamu) lupa mematikan kompor?

"(Namakamu)!!" Teriak Iqbaal memanggil (Namakamu) agar segera menghampirinya dan menjelaskan semua kekacauan yang telah terjadi.

'Tap' (Namakamu) menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu dapur. Ketika mengetahui keadaan dapur yang sudah bisa terbilang hancur itu, matanya membulat seakan mengepresikan raut muka kaget. Spontan jemarinya bergerak membungkam mulutnya sendiri. Kekacauannya sekarang lebih parah dari kekacauan yang sebelumnya.

"I-i-i-iiya Baal?" Saut (Namakamu) canggung seraya menggigit bibir bawahnya. Takut. (Namakamu) takut Iqbaal memarahinya lagi.

"Aduhh sorry Baal, gue lupa matiin kompornya" Ucap (Namakamu) yang beberapa detik setelahnya, tangannya mulai menimpa keningnya sendiri.

"Sorry Baal, gue minta maaf Baal, jangan marah ya Baal, maafkan atas kecerobohan gue ini Baal please Baal, gue janji bakal beresin ini semua, janji Baal janji..." (Namakamu) terus memohon berharap mendapat keringanan dari Iqbaal. Namun Iqbaal hanya diam. Mematung. Gerak matanya yang hampir melebihi ketajaman tatapan penari pendet itu semakin membuat (Namakamu) putus asa berada di hadapan pria tersebut. Sepertinya Iqbaal sudah siap untuk memaki (Namakamu) dan segala kecerobohan yang telah (Namakamu) perbuat.

"Please..." (Namakamu) kembali bersuara. Namun kini suaranya terdengar tidak berdaya. Pasrah. (Namakamu) pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Iqbaal mulai bergerak. Melangkah mendekati (Namakamu) yang sedari tadi mengharapkan ampunan atas kecerobohan yang (Namakamu) perbuat. Masih dengan tatapan sangarnya Iqbaal mendengus di dekat telinga (Namakamu). Kepala (Namakamu) sedikit berjengit saat hembusan nafas Iqbaal menerpa daun telinga kirinya. Wajah Iqbaal yang mendadak garang seakan menyerupai macan yang hendak menerkam mangsanya. Menakutkan. Namun (Namakamu) berusaha agar tetap siap dengan semua makian Iqbaal yang tak bisa dipungkiri lagi pasti terjadi.

"Gue gak bisa tinggalin lo sendirian beresin dapur sebesar ini" Ucap Iqbaal misterius, ucapannya hanya terdengar oleh pendengaran (Namakamu). Iqbaal berkata sangat pelan namun juga tegas.

(Namakamu) memutar kepalanya menuju muka Iqbaal. (Namakamu) meringis bingung tepat di depan muka Iqbaal, gadis itu sama sekali tidak mengerti maksud ucapan Iqbaal. Tidak bisa meninggalkannya sendirian? kenapa? apakah Iqbaal takut (Namakamu) akan melakukan kekacauan yang lebih parah lagi dari ini? atau mungkin... ah sudahlah. (Namakamu) tak sanggup melanjutkan opininya.

"maksudnya?" (Namakamu) kembali berkata layaknya orang- orang bodoh yang susah untuk mencerna perkataan orang lain.

"Kita beresin bersama!" Jawab Iqbaal lebih keras dari sebelumnya.

(Namakamu) menghela nafas legahnya ketika Iqbaal melontarkan kalimatnya barusan. Keberuntungan masih berada di pihak (Namakamu). (Namakamu) yang sebelumnya merasa ketakutan layaknya pengedar narkoba yang hendak dieksekusi mati, kini Ia dapat bernafas legah lagi.

Iqbaal, pria itu memberi maaf kepada (Namakamu). Baginya ini bukan alasan yang masuk akal untuk dipermasalahkan. Hanya sebuah kompor minyak, bukan kompor gas. Di posisi seperti ini Iqbaal juga merasa bersalah terhadap (Namakamu). Entah karena apa, perasaan itu tiba- tiba muncul di benaknya.

*

'brush...' Iqbaal dan (Namakamu) menghempaskan tubuhnya di sofa empuk secara bersama. Pekerjaannya membersihkan dapur terasa sangat melelahkan. Pantas saja mereka kelelahan, sebab mereka baru pertama kali bersih- bersih rumah, kedua manusia ini sangat dimanjakan oleh orang tuanya sehingga tidak pernah merasakan bagaimana lelahnya membersihkan rumah. Namun waktu telah mengubah segalanya, mereka kini, di dalam satu ruangan, di satu jenis oksiegen yang dihirup dan di satu atap rumah yang sama, telah menjadi insan yang giat bekerja.

IDOL KISSحيث تعيش القصص. اكتشف الآن