Enam

445 32 0
                                    

'Tap tap tap' langkah demi langkah telah Iqbaal lewati hingga kini Ia berada di depan (Namakamu) tepatnya bersebelahan dengan Aldi.

Jumlah degupan jantung (Namakamu) tiap menitnya seketika bertambah, kini sudah ada dua pria di depannya. Dan kedua pria tersebut saling melempar tatapan sinis seakan ada yang ingin mereka perebutkan, Entah apa yang sedang mereka perebutkan.

"Iqbaal?" (Namakamu) kembali menyebut nama Iqbaal.

"Ikut saya!" Iqbaal menarik lengan (Namakamu) dan membawanya keluar dari kelas. Aldi, Salsha dan semua teman di kelasnya kaget saat melihat Iqbaal menyentuh lengan (Namakamu), tidak! lebih tepatnya menggenggam. siswi yang lain hanya mengangkat bahunya, bingung dengan apa yang barusan terjadi. Datang tanpa salam, dan pergi meninggalkan penasaran. sangat tidak mencerminkan watak Iqbaal yang sebenarnya, ada masalah yang serius kah? mungkin saja. Tunggu! Iqbaal kembali berkata 'Saya'? wow mungkin dugaan (Namakamu) benar soal kepribadian Iqbaal yang ganda. Tapi apa mungkin? atau itu memang merupakan cara untuk dia menyesuaikan diri dengan lingkungan? jika benar, seribet itukah hidupnya? ahh... memang sangat sulit jika harus membaca watak seorang genueses.

'brush' Iqbaal meletakkan rangkaian bunga mawar dan kotak besar yang Ia pegang pada kursi taman.

"Saya tidak mengerti maksud kamu meletakkan benda aneh itu di atas meja saya" Sungut Iqbaal, Ia berjalan mondar mandir di depan (Namakamu) seraya menunjuk hina barang yang baru saja Ia letakkan di atas kursi taman.

"Gue suka cara bicara lo baal!" Balas (Namakamu) seraya tertawa usil di akhir kalimatnya.

"Serius! jangan mentang- mentang tadi malam kita fine sekarang kamu jadi menganggap ini sebagai lelucon, tadi beda dengan sekarang dan bercanda lebih sangat berbeda dengan serius! ngerti?" Iqbaal menegaskan kalimat terakhirnya. Marah. Iqbaal sedang marah dan menyalahi (Namakamu) hanya karena benda yang sebenarnya (Namakamu) juga tidak tahu siapa pemiliknya.

"Tapi itu bukan punya gue baal" lirih (Namakamu), suaranya terdengar parau di telinga Iqbaal. Ia tidak menyangka Iqbaal akan se-tega ini.

"Saya bilang ini serius! sudah terbukti dari surat ini kalau benda itu milik kamu" Iqbaal merogoh sebuah surat dari saku kemeja seragamnya lalu melemparkannya ke arah (Namakmu) hingga mengenai kepala (Namakamu). Kejam.

(Namakamu) menangkapnya dan membuka surat tersebut untuk memastikan bahwa Ia benar- benar tidak ada sangkut pautnya dengan benda yang Iqbaal sebut aneh itu.

"meskipun sudah kamu ketik serapih mungkin, tetap saja saya tidak suka surat menyurat! apalagi valentine? beuh saya sangat tidak suka dengan hal- hal yang berkaitan dengan valentine, benci!" Kalimat yang halus, namun kalimat itu cukup menusuk untuk hati (Namakamu) yang sensitive. Benci valentine? bukankah orang- orang menyukai hari itu karena identik dengan kasih sayang? wow apa mungkin artinya pria itu juga benci kasih sayang?

(Namakamu) menggelengkan kepalanya saat membaca surat tersebut, memang tidak ada yang salah pada isi suratnya. Isinya hanya kata- kata tulus untuk memberi hadiah kepada Iqbaal sebagai hadiah valentine, tapi mengapa penulis surat mengatas namakan (Namakamu) pada surat tersebut?. Pikiran (Namakamu) semakin kacau dibuatnya, "Tapi ini memang bukan surat dari gue Baal" lirihnya, tanpa Ia sadari air matanya telah menetes hingga membasahi surat yang Ia pegang.

"ahh.. saya tidak suka perempuan pembohong!" Hardik Iqbaal, beberapa detik setelah itu Iqbaal meninggalkan (Namakamu) seorang diri di taman. Iqbaal sangat kesal terhadap (Namakamu), menurutnya Ia telah dibohongi oleh (Namakamu) dan Iqbaal tidak suka dibohongi. Tapi nyatanya? semua itu hanya kesalah fahaman Iqbaal saja.

'Hiks hiks' Air mata (Namakamu) mengalir semakin deras, Ia melangkahkan kakinya menuju rangkaian bunga yang tadi Iqbaal letakkan di atas kursi. (Namakamu) mengamati bunga tersebut, rasanya ingin sekali Ia merobek- robek wajah dari pemilik bunga itu, karena gara- gara bunga dan kotak itu Iqbaal jadi menyalahkan bahkan benci kepada (Namakamu).

IDOL KISSWhere stories live. Discover now