LOVABLE BAD BOY-16

Start from the beginning
                                    

"Bara! Buruan naik!"

Mendengar seruan Mama nya, Bara pun mengenyahkan rasa penasarannya terhadap Dava, lalu berlari menaiki tangga menuju kamar adiknya.

"Dedek, elo kenapa, hm?" Tanya Bara panik, saat melihat Kayla terus menangis, sambil berteriak. Bahkan, saat ini kening Kayla hangat pertanda bahwa gadis itu sedang demam.

"Gue takut, gue takut, Ba! Gue malu! ARGA BRENGSEK!" racau Kayla, dengan suara parau nya. Bara menatap Kayla dengan tatapan bingung.

"Arga apain lo, De? Biar gue yang urus itu anak!" Bara bangkit dari sisi ranjang Kayla, sambil menyingsingkan lengan nya, seakan sudah siap bertempur.

"Hik dia jahat ba—"

Tok Tok.

Semua yang berada di kamar Kayla sontak menoleh ke arah pintu, saat suara ketukan dua kali terdengar, lalu masuklah seorang cowok berbadan tinggi tegap, dengan kaos basket yang tampak lusuh.

Bara mengernyitkan dahinya, saat melihat Nathan berjalan mendekat ke arah ranjang adiknya.

"Lo kok berani-beraninya—"

"Bara." tegur Lira, sambil menatap anak sulungnya dengan tatapan tidak suka, yang membuat Bara mencebikkan bibirnya, lalu memilih diam.

Kayla masih meringkuk di atas kasur, sambil meremas ujung selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Saat ini, ia sudah mengenakan piyama bermotif beruang kecil-kecilnya.

"Gue benci Arga, hik." lirih Kayla, dengan mata terpejam.

Nathan berjongkok di samping ranjang Kayla, sambil tangannya terulur ke arah tangan mungil Kayla yang lembab akibat keringat. Gadis itu benar-benar kacau, dan Nathan merasa bersalah atas keterlambatannya.

Lira menarik lengan Bara, supaya meninggalkan Kayla dan Nathan berdua. Siapa tau, Nathan mampu membuat Kayla lebih tenang.

"Hik, gue takut..," racau Kayla.

Nathan membelai rambut Kayla dengan lembut, dengan tangannya mengeratkan genggamannya pada tangan mungil tersebut.

"Sssst, lo gak perlu takut lagi," Bisik Nathan, yang membuat Kayla membuka matanya walau sedikit, "gue ada di sini, buat lo." lanjut Nathan.

"Nathan.. pipi lo belum sembuh..," ucap Kayla, dengan suara seraknya. Sedangkan Nathan hanya diam, tidak membalas ucapan Kayla mengenai luka kecil di pipinya karena tinjuan Arga tempo hari.

"Gara-gara gue, lo jadi banyak massalahh...," Ucap Kayla, lalu air mata merembes membasahi pipinya lagi.

"Gak, sama sekali nggak." kata Nathan, lembut.

"Arga nyakitin lo," Kayla berucap lagi, membuat Nathan menggeleng.

"Gak, Kay. Lo jangan cemasin gue,"

"Tapi—"

"Ssstt," Desis Nathan, seraya membelai lembut rambut Kayla, yang berhasil membuat gadis itu tidak bergerak gelisah seperti sebelumnya.

Nathan menatap Kayla lebih dalam. Ia tau persis bahwa Arga telah berbuat macam-macam terhadap Kayla sebelum dirinya datang, hingga kondisi Kayla sekacau ini.

Tak lama setelahnya, mata Nathan menangkap kelopak mata Kayla sudah terpejam sempurna, dan deru nafasnya sudah teratur.

Dengan perlahan, Nathan melepaskan pagutan tangan mereka, lalu bangkit dari posisi jongkok di samping ranjang lalu membungkukkan tubuhnya dan mengecup kening Kayla cukup lama.

Sudah cukup bagi Nathan mengabaikan perasaannya. Ia harus berani membuka hati nya untuk perempuan selain Karissa.

"Gue sayang sama lo, Kay." Bisiknya pelan. Sangat pelan, ditambah Kayla saat ini sudah terlelap, sehingga tidak mungkin mendengar pernyataannya barusan. Mungkin lain waktu, ia akan mengungkapkan apa yang dirasakannya kepada Kayla.

Lovable Bad Boy Where stories live. Discover now