BAB 45 (Fakta pahit)

Beginne am Anfang
                                    

"Maafin gue Shil" Zura berlalu meninggalkan Shila dengan semua keterkejutannya.
Perempuan itu kini hanya bisa terdiam, tanpa terasa air mata sudah berhamburan membasahi pipinya. Bahkan setelah beberapa menit ia masih berdiri di depan pintu kamar 207.

***

Setelah membujuknya selama beberapa menit, Adam berhasil membuat tangisan Shila terhenti. Dan kini, di sinilah mereka, di hotel tadi tepatnya taman hotel milik keluarga Armanda. Masih tempat yang sama di mana Shila menemui Levin beberapa menit yang lalu setelah 5 tahun mereka berpisah.

"Setelah di bawa ke Jerman, Levin sadar 40 hari kemudian, itu bener-bener keajaiban,karena kata dokter harapan Levin bertahan sangat kecil karena cidera di otaknya yang parah, pasca Levin sadar semua orang seneng dan lega, tapi Levin sempet lumpuh hampir 1 tahun. Jujur waktu itu gue pengen banget ngasih tau lo Shil, gue mau nyeritain semuanya ke lo, karena papa bilang kalau Levin sembuh dia bakal di bawa balik ke Indonesia....
sampai satu fakta yang bikin gue akhirnya batal ngehubungin lo..." Adam menggantung ceritanya, di tatap nya Shila sesaat, gadis itu tampak serius. Adam kembali menatap ke bawah. Tepatnya ujung sepatunya.

"Levin mengalami Amnesia Retograde, gue yakin lo tau apa itu, dia kehilangan memori tentang masalalunya, dia tahu siapa dirinya, tapi lupa dengan kenangan masa lalu. Dia lupa siapa papa,gue, bunda, Asha, lo dan lain-lain, dia cuma mengingat sebagian yaitu nyokap kandung dan Azura....
Maka dari itu, bokap mutusin Levin tetep di Jerman, sampai dia pulih, karena bisa jadi trauma di otaknya bakalan mengganggu kesehatan dia" Adam tersenyum miris.

Shila tak bisa berkata apapun selain mencoba mencerna semua penjelasan Adam.

"Levin nerusin sekolah di sana sampai lulus kuliah, dia nggak kehilangan kemampuan intelektualnya. Mungkin karena memorinya mudah terisi, dia bahkan lulus cepet dari seharusnya" jelas Adam yang tahu semua cerita itu dari bunda nya dan bahkan Levin sendiri.

"Dokter yang rawat Levin di Jerman bilang, kalau nggak ada yang boleh maksa dia untuk ingat-ingat masalalunya terlalu berlebihan, karena itu bisa bikin dia ngedrop, kecuali dia sendiri yang mengingatnya. Itulah sebabnya nggak ada yang berani cerita ke dia soal masalalunya termasuk lo dan temen-temennya"

"Jadi....? Levin bener-bener nggak tau siapa aku kak? Di..dia lupa?"

Adam mengangguk.

"Setelah lulus kuliah satu tahun yang lalu, Zura sempet kerja di Jerman dan di sanalah dia ketemu Levin. Dan entah gimana ceritanya, gue dapet kabar kalau Levin bakal tunangan sama Zura" jelas Adam penuh luka di matanya. Shila tau, Adam terluka.

"Gue sendiri di Indonesia, dan gue tau semua cerita itu dari bunda, yang kebetulan nemenin Levin di Jerman"

Ingatan Levin, mungkin bisa kembali, Shila tahu hal itu mungkin saja, tapi ada kemungkinan lain yaitu ingatan Levin tak akan pernah kembali lagi,

Andai ingatan Levin kembalipun, yang menjadi tanya, Apakah saat itu Shila benar-benar kehilangan kesempatan?

***

"Lo serius Shil?" Gani menatap Shila tak percaya setelah mendengar penjelasan perempuan itu mengenai Levin. Shila mengangguk lemah karena semua yang ia ceritakan kembali mengoyak luka di dalam hatinya.

"Gue harus ngasi tau Farhan sama Rendy kalau Levin udah balik" gumam Gani mengingat kedua temannya yang kini kuliah di kota bahkan negeri yang berbeda itu. Farhan kuliah di Jogja, sementara Rendy di Malaysia.

"Lo tau kan, gue tetep tinggal...." ujar Gani menggantung, di tatapnya lekat mata perempuan yang kosong itu.

"Gan.... besok gue mau ke Jogja" potong Shila"

TURNS LOVEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt