BAB 25 (Nyasar Berdua Selamanya)

1.6K 95 8
                                    


"Sekarang panitia cewek mengkondisikan peserta dulu. Biar beberapa panitia cowok yang bakal nyari Cashila, Ihsan gue sama Levin di bantu ama Rendy,Gani dan Farhan" ujar Andreas menjelaskan briefing.

Sementara Levin saat ini tengah sibuk memainkan HT berharap Shila akan segera menyahut.

"Ayo dong Shil...!!! posisi lo di mana sekarang?" Levih berbicara dengan HT yang percuma saja, karena tidak ada jawaban.

"Ada apaan Vin?" Tanya Gani,Rendy dan Farhan yang langsung datang menghampiri Levin setelah menyuruh salah satu anggota untuk memanggil 3 orang itu melalui speaker.

"Shila ilang di Hutan, gue minta tolong, kalian bantuin nyari juga"

"Astoge kok bisa sih Vin???" Tanya Farhan lebay

"yaudah deh penjelasannya entaran aja, rencana lo apa nih?" ajak Gani.

"Gue mau minta tolong lo pada bantuin nyari dia" pinta Levin dengan wajah mengharap, baru kali ini Levin tampak mengkhawatirkan orang lain. Se-khawatir ini

Setelah sedikit briefing kecil ,kemudian mereka berjalan dan mulai memasuki hutan.

"Ren lo ama gue, kita berpencar" perintah Levin yang langsung di iyakan oleh rendy, panitia Osis hanya beberapa saja yang ikut mencari Shila.

Kini mereka telah berpencar mencari Shila di hutan.

"Shilaaaaaaa!!!"

"Cashilaaa lo di mana?" teriak mereka saling sahut.

Namun belum ada tanda-tanda Shila akan segera diketemukan. Hingga setelah hampir tiga puluh menit akhirnya Rendy menemukan HT yang tergeletak di tanah.

"Vin ini HT siapa?" Tanya Rendy, Levin segera merebut HT itu hingga senter yang di bawanya kemudian menyorot ke bawah dan menemukan sebuah lilin dan piringan kertas.

"Kalau barang-barang ini di sini? Shila kemana dong Vin?" Tanya Rendy lagi.

"Ren, kita pencar. Lo nyari sesuai patok, gue bakal nyari ke simpangan yang di depan"

"Oh oke, sip"

Levin dan Rendy kini berpencar, anggota Osis lain seperti Andreas dan Ihsan juga masih belum menemukan keberadaan Shila.

"Vin lo mau kemana?" Tanya Andreas ketika melihat Levin berjalan menuju arah yang berlawanan dengan petunjuk.

"Gue harus nyari ke sana"

"Ati-ati Vin. Kita nggak tau daerah sana"

"Santai aja"

Laki-laki itu kemudian berjalan lagi menuju arah yang ingin ia tuju sambil meneriakkan nama Cashila.

"Shilaaa lo dimana?"

***

Shila berjalan menembus kegelapan tak tau arah, cewek itu sudah sangat lelah. Rasanya ia masih berputar-putar di situ-situ saja. Walaupun Shila yakin ia sudah berjalan cukup jauh. Tapi dirinya masih belum juga menemukan perkemahan mereka.

Akhirnya Shila memutuskan untuk istirahat, tubuhnya sudah lelah, dan bahkan tanpa sadar sedari tadi area di atas mata kakinya berdarah, ia tak tau lagi harus bagaimana. Di sini gelap tak ada cahaya. Tak ada suara dan semuanya mencekam. Shila benci gelap.

"Ayaaaaahhh.... ibuuuuu... mas Dikaaa... tolongin akuuuuu" tangisannya Mulai pecah.

"A..ku di ma...na seka....rang?" Seluruh tubuhnya begetar, ia tak tau harus bagaimana, entah bagaiamana sekelebat fikiran muncul di benaknya,bayangan akan film-film horror dan thriller yang sering di tontonnya juga ikut menghiasi fikiran Shila. Tangisnya semakin kuat kemudian melemah. Shila mulai lelah.

TURNS LOVEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora