BAB 3 (Bekal buat Levin)

2.5K 144 3
                                    

"dek bekalnya jangan lupa!" Sinta mengingatkan anak bungsunya yang dari tadi masih belum keluar dari kamar sambil menumpuk 2 tempat makan berupa box steroform sekali pakai.

"kok Shila bawa 2 bekal bu?" tanya Dika, kakak laki-laki Shila yang yang masih mengenakan celana boxer dan jersey chelsea club favoritnya dengan rambut yang berantakkan sambil mencomot sandwich yang telah di siapkan ibunya.

"iya, katanya di hukum gara-gara kemaren telat"

"perasaan kemaren Dika anternya on time jam 7 kurang udah nyampe deh, kan Shila bilang masuk jam 7" Dengan mulut penuh Dika masih mencoba bertanya.

"telen dulu mas makanannya, baru ngomong" tegur ibu "nggak tau juga adek kamu itu, teledor banget"

"bu mana bekalnya?" Shila baru saja turun lalu menghampiri ibu dan kakaknya di ruang makan.

"buset lo dek!!! nggak di pake sekarang juga kali topengnya? MINION OENYOE hahaha apaan nih nametag lo ganti lagi, geli ah liatnya" Dika memperhatikan penampilan adiknya dari atas ke bawah, gadis itu mengikat dua rambutnya dengan pita berwarna merah dan biru, memakai topeng dengan karakter minion hasil karya tangan Shila sendiri karena wajib membuat sesuai kreatifitas. dengan name tag yang berbeda dari kemarin, memakai kemeja putih, rok hitam, kaos kaki hitam di kaki kanan dan putih di kaki kiri.

"gausah bawel !! Mas anterin gue ya!"

"males ah ini juga baru jam 6 ngapain lo berangkat pagi banget? Lagian gua juga belum mandi, sama ayah aja sono!"

"orang ayah kamu tadi subuh berangkat ke Malang, pak dhe kan launching cabang restoran baru" sahut Ibu.

"loh kok ayah nggak ngajak Dika bu?"protes Dika.

"tuh kan Mas, ayolah anterin gueee!"

"males ah! naik gojek aja" jawab Dika malas sambil menyumpalkan potongan terakhir sandwich nya.

"ya masa gue naik gojek, liat nih penampilan gue kayak gini!"

"ya nggak papalah kan emang lagi musim MOS, lagian bagus juga nggak akan ada yang berani jahatin lo, soalnya pada takut liat penampilan lo" Dika berkata seraya meledek adik perempuan satu-satunya itu.

"Mas Dika iiiih..... bu gimana dong?" rengek Shila manja.

"Mas, Anterin adeknya dulu sana!"

"tapi bu...!" protes Dika yang langsung di sambut dengan tatapan mengancam dari ibunya.

"oke bu bos, siap" Dika beranjak sambil hormat ke arah Ibunya dengan wajah terpaksa. Shila tampak tersenyum puas di balik topeng Minionnya.

***

"kok lo berangkat pagi banget sih," protes Dika seraya menyetarter Mobilnya.

"semalem tu gue telat tau mas, masuk nya itu jam setengah tujuh bukan jam tujuh"

"gue belum sempet ngapa-ngapain nih. Kepagian sih lo"

"emang lo pernah ngapain sih Mas kalo pagi-pagi? Mandi gitu? Dari jaman sekolah aja lo itu nyaris gak pernah mandi pagi kan"

"awww"keluh Shila saat kakaknya itu menjambak salah satu dari ikatan rambutnya.

"lo ini ya, sekali nggak usah so udzon ama gue kenapa sih? Gue selalu mandi kalo ke sekolah"

"kalo lo emang mandi nggak pake jambak rambut gue juga kaliii? Itu artinya lo merasa pernyataan gue bener kan" Shila menjulurkan lidahnya ke arah Dika.

"gue mandi....mandi parfum tapi haha" Jawab Dika seraya terkekeh dan menyelip salah satu motor di depannya.
"tuh kan, pantesan kadang bau lo mencemari wanginya parfum, sampe gue illfeel sama parfum lo" itu lebay, karena faktanya Dika selalu wangi walaupun hanya memakai parfum.

TURNS LOVEWhere stories live. Discover now