BAB 33

1.6K 81 3
                                    


Shila baru saja turun di seberang sekolah setelah Dika dengan mata masih terdapat belek 2kilo menurut Shila, mengantarnya sambil mengomel di sepanjang jalan,

"Jahat lo, gue nggak di sebrangin" protesnya yang di balas dengan uap an kantuk Dika, kemudian laki-laki itu mengusir Shila dengan kibasan tangannya. Tanpa menjawab babibu lagi Shila memutuskan untuk membanting pintu mobil Dika dengan kencang hingga Shila dapat melihat kakaknya itu sedikit tersentak, Dika yang kesal kemudian membalas perbuatan Shila dengan mengegas mobilnya mendadak.

"Kakak macem apa sih lo, nyebeliiin" umpatnya kemudian berjalan dengan kesal menuju gerbang.

Shila bergegas untuk menyebrang jalan menuju gerbang sekolah, akan tetapi karena kurangnya kemampuan Shila dalam hal menyebrang jalan membuatnya bingung ketika sebuah motor melintas hingga membuat Shila berlari untuk memghindari motor itu, namun hal itu justru membuat Shila terjebak oleh motor yang ada di belakang motor sebelumnya dan sesuatu terjadi

"Aaaaa" semua mata kini melihat ke arahnya, beberapa detik berikutnya beralih pada sesuatu yang sebelumnya menimbulkan bunyi

BRAAKK

Motor orang itu ambruk akibat menghindari Shila, sementara Shila melihat ke arah dirinya, yang ternyata tidak terluka sama sekali, hingga rasa bersalah muncul dan membuat Shila segera berlari membelah kerumunan anak sekolahnya yang sedang menonton si korban yang baru saja jatuh karena Shila.

"Permisi dong" Shila membelah kerumunan lebih ke depan.

"Astaga Kak Adam" teriaknya.

***

"Lain kali kalo jalan liat-liat ngapa ssh aww?" Adam meringis ketika Shila mengusapkan kapas etanol di dahinya. Untung luka Adam tidak parah, hanya sedikit lecet di siku, lengan dan dahi.

"Ya ampun maaf kak, aku tadi lagi kesel soalnya"

"untung tadi gue yang lewat, dan gue ngehindar. Coba kalo orang lain, lo bisa ketabrak beneran" omel Adam.

"Iya kak maaf" jawab Shila lemah, baru kali ini ia melihat Adam marah atau bahkan khawatir. Entahlah, yang jelas Shila benar-benar merasa bersalah.

"Udah kak" Shila selesai merekatkan perban terakhir di siku Adam.

"Yaudah,lo balik gih ke kelas, udah bel loh"

"Iya, kakak di sini aja ya, jangan ke mana-mana!"

"Lah kenapa? Gue juga mau ke kelas"

"Kakak kan sakit"

"Udah tenang aja, gue nggak papa ini, yaudah ke kelas aja duluan!" Perintah Adam membuat Shila sedikit membeku, bagaimana tidak, sudah biasa Shila begitu di hadapan Adam, laki-laki yang disukainya akhir-akhir ini. Lalu bagaimana dengan Levin, eh tiba-tiba saja nama itu muncul dalam benak Shila saat memikirkan Adam. Membuatnya kembali membalikkan badan mengingat bahwa semalam Levin sakit.

"Ehm kak... Levin masih sakit ya?"

Adam yang sedang menunduk merapatkan perbannya spontan mengangkat kepalanya, melihat Shila sambil mengangguk.

Sementara Shila menampakkan raut khawatir di wajahnya.

"Dia masuk rumah sakit, dan ternyata sakit tipus, bokap lo nggak cerita?"

"Astaga? Serius kak?"

Perasaan kemarin masih keliatan pecicilan gitu, pake gombal-gombalin gue, kenapa sekarang malah masuk RS

"Iya. Lo mau jenguk entar? Bareng gue aja!" ajak Adam mengingat motornya tidak begitu rusak parah pagi tadi.

"Iya kak, boleh boleh" Shila mengangguk pasti mengiyakan ajakan Adam.

TURNS LOVEWhere stories live. Discover now