BAB 29 (Permintaan Levin)

1.6K 97 7
                                    


Ekskul teater, setidaknya hari sabtu Shila akan terisi dengan kegiatan tersebut, walaupun dari tadi ia hanya mendengar teori-teori seni drama dari pak Beni --pembina ekskul Drama--.

Hingga akhirnya pria berusia 40 itu keluar dari ruang sanggar dan meninggalkan peserta ekskul yang tak tau harus melakukan apa selain mengobrol.

"Eh Shil, emang bener lo pacarnya kak Adam juga?"
Satu pertanyaan di layangkan seorang siswi kelas 10 A yang Shila kenal sebagai Naura, dan mengapa harus ada kata 'juga' di ujung pertanyaan Naura.
"Iya Shil, gosipnya lagi heboh tuh" tambah Anggi yang dulu sempat menjadi partner kelompok Shila saat Diklat. Seolah tidak peka terhadap perasaan perempuan itu.

"Itu cuma salah paham kok" jawab Shila sambil pura-pura memainkan ponselnya. Tapi Shila benar, itu salah paham.

"Iya gue juga sempet mikir gitu sih Shil, soalnya setau gue lo itu deket sama kak Levin kan?" Jawab Anggi lagi. Shila sontak mendongak menatap Anggi bingung.

"Itu juga salah paham" jawabnya lagi.

"Iiih Shil, kok gitu mulu sih jawaban lo, astaga Shil nama lo tercemar sebagai perusak hubungan orang, lo nggak malu apa?" Kali ini Naura kembali bersuara.

"Hmm Nggi, Nau gue ke toilet dulu ya!" Pamitnya, tak menjawab pertanyaan Naura, karena Shila sendiri tak tau untuk alasan apa sampai dia harus menjawab pertanyaan mereka, bahkan ini masalahnya.

***

Shila memasuki bilik toilet yang kosong, menarik nafasnya dalam dan mencoba tak menghiraukan apapun yang di katakan orang. Ia hanya me-mindset otaknya untuk tak peduli kata orang. Tapi mau bagaimana lagi, semua orang bahkan yang sebelumnya tak tau Shila pun bisa mencarinya seolah-olah Shila adalah pelaku kriminal. Dalam hati sebenarnya Shila geram dan penasaran siapa orang yang melakukan itu padanya. Seolah tak cukup bahwa Adam mengerti dan sama sekali tak menyalahkannya. Namun semua orang tau kalau Adam putus dengan Azura karena ulah Shila.

"Gue barusan ngeliat kak Adam papasan sama Azura, gila mereka nggak tegor sapa lagi tau, gosipnya sih mereka putus kemaren di deket gudang olahraga"

"Sumpah lo? Astaga jadi mereka putus beneran? Ini pasti gara-gara anak 10C itu tuh siapa sih? Shila Shila itu kan? Diih ngehits juga enggak kok bisa-bisanya ngerebut cowok orang"

Suara percakapan antara dua orang menusuk pendengaran Shila. Perempuan itu sontak mengurungkan niatnya untuk keluar dari bilik toilet.
Cukup lama sampai suara orang-orang itu hilang. Shila kesal, mengapa banyak orang yang peduli akan urusannya, sementara yang bersangkutan seperti Adam saja sudah memakluminya. Apa Shila perlu melakukan konferensi pers untuk menjelaskan? Memangnya dia siapa, yang ada Shila akan semakin di bully jika melakukan hal itu.

"Ya ampun Shil, gue nyariin lo ke mana aja sih?" Suara Jeje memekikkan telinga Shila saat perempuan itu baru keluar dari toilet, rupanya Jeje mencari Shila sedari tadi.

"Gue ke toilet barusan" jawab Shila dengan muka di tekuk, jelas saja Moodnya benar-benar hancur hari ini, dia menjadi bahan bully mungkin satu sekolah.

"Eehhh lo kenapa deh mukanya gitu?" Tanya Jeje penasaran sambil mengamati wajah muram sahabatnya itu.

"Nggak kok" Shila hanya menggeleng.

"Ohhh gue tau, pasti lo denger omongan-omongan nggak enak lagi. Duh Shil udah deh, nggak usah lo dengerin kenapa sih!"

"Ya kedengeran, gimana gue nggak denger"

"Yaudah-yaudah ke sanggar lagi yuk, pak Beni udah balik kata Anggi" ajak Jeje setelah melirik pesan LINE dari Anggi.

"Oiya Shil, foto sama capture-an chat lo yang nyebar itu ilang semua tau !" Ujar Jeje antusias di sela perjalanan.

TURNS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang