BAB 12 (Modus)

2K 114 5
                                    

"Shil, Je jangan pulang dulu, barusan kak Adam SMS kita kumpul Osis siang ini, sekitar setengah jam an lagi" halau Gavin kepada Jeje dan Shila sebelum dua orang itu beranjak dari kelas ketika bel pulang sekolah sudah berdering.

"Kok nggak sekarang aja?" Tanya Jeje heran.

"Kak Adam masih ada jam tambahan, kan kelas 12"

"Yaudah deh kita di kelas dulu aja" usul Jeje sambil meletakkan kembali tasnya.

Hanya dalam waktu 10 menit kelas dan lingkungan sekolah sudah cukup sepi. Sepertinya semua orang menajasi super agresif untuk urusan meninggalkan sekolah.

"Rumah lo yang deket jalan ke arah salon Vella itu bukan sih Je? Semalem gue liat lo di daerahan sana sore-sore beli es cendol deket salon vella" Tanya Gavin membuka obrolan, karena dari tadi ketiga makhluk itu hanya sibuk memainkan ponsel masing-masing.
Sedangkan Shila sibuk membaca Novel di ponselnya.

"Oh iya dari situ lurus aja, ke arah foto kopian gede punya haji Romli depennya kan ada jalan ke kompleks perumahan, daerahan sana rumah gue. Kok lo nggak nyapa gue sih Gav?" ujar Jeje menjelaskan dengan hebohnya.

"Gue naik motor cuma liat sekilas doang, boro-boro mau nyapa, gue aja nggak terlalu yakin kalo itu lo"

"Lain kali nyapa aja kali!!!"

"Oh iya, biar di beliin es cendol ya" Gavin tertawa usil di iringi cengiran Jeje.

"Iya gue beliin kalo lo nyapa. Cuma berlaku buat kemaren tapi..."
Gavin lagi-lagi tertawa.

"Terus di perumahan itu rumah lo tepatnya yang sebelah mana? Nomor berapa?"

"kenapa? Lo mau main?" Jeje mengerutkan keningnya.

"Boleh sih, soalnya tante gue, adeknya nyokap hehe, rumahnya juga daerahan sana, baru pindah 2 bulan yang lalu"

"Oh ya? Rumah gue di Blok A no 26. Tante lo namanya siapa emang?"

"Deket dong tante gue juga di blok A tapi lupa nomor berapa gue gak terlalu perhatiin, namanya Tante Mery, anaknya udah 2"

"Ooooooh tante Mery yang mamanya Sasha sama Alvin bukan?"

"nah iya betul, lo kenal tante gue?"

"Iya pas gue jogging minggu pagi di taman kompleks, gue ketemu tante lo lagi jalan-jalan sama anak-anaknya, terus si Sasha itu lucu banget makanya gue deketin terus gue cubit-cubit pipinya, akhirnya kita kenalan deh" cerocos Jeje panjang lebar, nampaknya Jeje dan Gavin mulai terbawa obrolan yang seru dan hal itu tidak mengalihkan Shila dari Novel yang di bacanya.

"Gue mau ke toilet bentar ya" ijin Shila yang dari tadi sama sekali tidak terlibat dengan perbincangan kedua temannya itu.

"Sendirian apa gue temenin Mil?" Tawar Jeje.

"Sendirian aja, lo ama Gavin di sini aja deh"

"Jangan lama-lama ya Mil, jangan nyasar loh" pinta Jeje usil.

"Sip, gue ada gps" Shila mengacungkan jempolnya. Kemudian gadis itu segera melenggang pergi meninggalkan kelas yang kini hanya di huni oleh Jeje dan Gavin.

Shila melangkah menuju toilet yang letaknya lumayan jauh dari kelasnya karena kebelet pipisnya juga sudah tak terelakkan lagi.

Usai dari toilet, Shila menyempatkan diri bercermin di depan kaca yang terletak di atas washtafle. Mengamati pantulan wajahnya di cermin, rambut hitam pekatnya di gerai dengan panjang sebahu seragam sekolah yang berwarna putih bersih karena masih tergolong baru, lengkap dengan dasi yang melingkar di kerahnya. Polesan wajahnya masih seperti biasa, natural dan sekarang Ia mengeluarkan lipbalm natural dari tas lalu mengoleskan di bibirnya yang berwarna merah muda.

TURNS LOVEWhere stories live. Discover now