BAB 11 (Teman Bego'maniacs)

2.1K 100 2
                                    

Farhan menggeleng melihat Rendy yang dari tadi kewalahan melawan Levin beradu Anggar.

setelah pemanasan mengelilingi stadion Gelora Bung Karno Rendy dan Gani lalu menghadapi Levin yang kuat main hingga bejam-jam, sedangkan Gani yang sudah terbebas dari jerat Levin kini hanya ikut duduk di samping farhan sambil memainkan ponselnya.

Levin, Gani dan Rendy memang menggemari olahraga satu itu, sementara Farhan tidak begitu berminat lebih tepatnya tidak menyukai olahraga, bahkan bisa di bilang anti olahraga namun ada satu olahraga yang Ia suka yaitu renang di kolam renang rumah Levin, itupun dengan duduk di atas float berbentuk unicorn milik Levin pemberian dari Azura.

Di antara ke dua temannya, kemampuan Levin memang lebih unggul dalam hal olahraga anggar. Terbukti Levin sudah beberapa kali memenangkan medali emas ataupun perak mewakili ibukota. Awalnya mereka menggeluti olahraga ini hanya sebagai hobi hingga pada akhirnya bisa terlibat dalam beberapa olimpiade hingga ke mancanegara.

Namun setelah Pertandingan terakhir saat olimpiade beberapa minggu yang lalu, Levin memutuskan untuk hiatus. saat ini Ia hanya ingin bermain Anggar sebagai hobi dan pelampiasan kesalnya seperti sekarang.

Levin masih sangat kecewa dengan pernikahan ayahnya dengan ibu Adam. Kendati begitu Ia tak bisa berbuat apa-apa untuk melawan keinginan sang ayah.

"vin udahlah, 2 jam lebih nih gue, gue udah kalah lo masih aja nyerang, ganti lawan kek" rengek Rendy sambil berdiri di tempat dan menghentikan permainan, di lihatnya Levin membuka masker penutup wajahnya dengan kasar, lalu Rendy memutuskan untuk menyusul Gani yang sedang duduk di dekat Farhan.

"iya Vin, kita tau lo lagi kesel, tapi kita juga lagi laper ini" teriak Farhan yang sedang duduk di pinggir area.

Levin segera mengikuti keinginan teman-temannya, ia meletakkan floret (pedang anggar) nya di lantai sambil menyusul Rendy dan teman-temannya yang lain.

"buru deh kita cabut gue laper nih" ajak farhan seraya mengusap perutnya.

"njir lo kalo usap perut gitu kayak emak-emak monyet hamil abis liat setan tau nggak" ledek Rendy.

"Iya gue abis liat lo Ren, dasar jayus!!!"

"FuckHan" jawab Rendy.

"lagian lo sih Vin, marah sih marah, tapi kira-kira dong" protes Gani dengan wajah masam nya.

Levin bungkam, sorot matanya menatap tajam ke bawah, seolah tak perlu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan teman-temannya.

"Masalah lo dan pernikahan bokap lo itu?" Tanya Rendy semakin memperjelas.

Levin hanya mengedikkan bahu. Namun teman-temannya sudah tau kalau itulah penyababnya.

Hingga Akhirnya Gani memutuskan untuk mendekat ke Levin dan memberikan pengertian pada temannya itu.

"gue ngerti perasaan lo bruh! Tapi lo coba mikir dewasa dikit deh, masa lo mau liat bokap lo di hari tuanya merana sendirian? Maaf-maaf nih ya, nyokap lo juga kan udah nggak ada sejak lo SD, dan bokap lo saat itu pasti masih dalam masa-masa membutuhkan pasangan hidup, beliau bertahan jadi single parent buat lo, lo fikir jadi jomblo itu enak?" terang Gani panjang lebar bak seorang motivator.

"gue setuju sama Gani, lo nyoba aja deh buat nyesuain diri dulu sama nyokap tiri lo! Jadi jomblo itu nggak enak Vin contohnya farhan, dia jomblo sampe jadi sapi gelondongan kayak gitu" tambah Rendy sambil mengejek Farhan yang sedang memakan kacang kulit.

"Kapan sih mulut lo nggak lowek Ren" protes Farhan yang kemudian melempar kulit kacang ke arah Rendy "tapi bener juga" lanjutnya setelah menyadari bahwa dirinya memang JoNes akut.

TURNS LOVEWhere stories live. Discover now