(19) Game centre

Comincia dall'inizio
                                    

"Persiapan kami selesai" ujar Kirana.

"Kami juga" kata Shinwu.

"Let's begin" seru mereka serentak.

anak-anak yang bermain di game centre tersebut mulai mendekat kearah Shinwu dan teman-temannya ketika mendengar kalau mereka akan mengadakan pertandingan. Mereka juga terbagi menjadi dua team. Ada yang mendukung team Shinwu dan ada pula yang mendukung Karina.

Sebelum pertandingan berlangsung, sebelumnya mereka telah bertukar posisi duduk. Mereka mengambil tempat yang berlawanan. Karina, Rai dan Ikhan duduk berurutan sedangkan Shinwu, Rey dan Regis berada diseberang team Karina. (Bayangkan bila kalian memasuki pc room. Tempat team Shinwu dan Team Karina duduk saling membelakangi).

Permainan dimulai. Shinwu mulai memberi arahan arahan pada Regis dan Rey. Begitu juga dengan Karina, ia sibuk memberikan arahan pada Rai dan Ikhan.

(Maaf sebelumnya, saya tidak bisa menjelaskan secara rinci tentang permainannya. Karena jujur saya sama seperti Rai, berulang kali saya diajarkan game ini oleh adik sepupu, namun saya tetap tidak bisa memainkannya dan tetap tidak mengerti bagaimana cara memainkannya. Jadi, saya hanya menuliskan kata-kata yang digunakan oleh adik sepupu saya ketika bermain game tembak-tembak ini)

Teriakan semangat dari para pemain game membuat suasana semakin Ramai.

"Rai ayo tembak Reynald" teriak Karina pada Raizel. Raizel yang mendengar perintah Karina menjadi tegang. Kemudian dengan lirih ia berkata "aku tidak ingin menembak kakakku" kata Raizel.

Para penonton tertawa mendengar ucapan Raizel,
sedangkan Karina mendengar perkataan Raizel menepuk dahinya keras, "ya ampun Rai, ini hanya game. Rey tidak akan marah bila ia ditembak. lagian Rey tidak bakalan mati beneran" kata Karina lagi dengan nada Frustasi.

Reynald yang mendengar perkataan Raizel tersenyum senang.

"Aku tidak bisa membunuh kakakku" kata Raizel lagi.

" aduh, mestinya tadi sikembar tidak kita pisahkan" kata Karina Frustasi.

tiba-tiba Shinwu berteriak senang "hahahaha, kau kehilangan anak buahmu Karina" kata Shinwu bangga. Terdengar sorakan senang dari pendukung Shinwu.

Ternyata Shinwu berhasil menewaskan Ikhan. Karina semakin berang.
"Maafkan aku Karina, aku kalah" kata Ikhan sedih.

Dengan cepat ia mulai merencanakan strategi baru. Ia tau kalau Raizel tidak akan berani melukai Reynald. akhirnya ia beralih ke regis. Sebenarnya ia ingin mengakhiri Reynald namun jarak pemain yang dia punya dengan tempat Reynald cukup jauh dibandingkan dengan tempat Regis.

Akhirnya Regis berhasil ia keluarkan dari permainan.

Kini tinggal Karina, Shinwu, Rai dan Reynald dalam permainan. Walaupun Reynald dan Raizel hanya diam ditempat persembunyian, namun permainan tidak berhenti memanas. Karena Karina dan Shinwu tidak berhenti saling menambak.

Semua penonton tetlihat tegang melihat pertandingan karina dan Shinwu. Hingga akhirnya Shinwu lengah, ia berhasil tertembak oleh Karina. Para pendukung Karina otomatis berteriak kegirangan dan Karina melompat dari tempat duduknya. Semua penonton sudah mengira akan kemenangan dari team Karina. Namun, siapa sangka ketika Karina mengabaikan permainannya dengan menyalami para penonton. Saat itu pula pemain yang dimilikinya tewas karena terkena tembakan Reynald.

shinwu pun langsung berteriak kegirangan bahkan ia sampai memeluk Reynald. Karina melotot kaget, shock dan tidak percaya kalau dirinya telah kalah.

Namun, ia tersadar. Permainan belum usai. Tinggal Raizel dan Reynald. Semua mata melihat ke layar, menanti dengan tegang siapa pemenangnya. Regis sampai menggenggam tangannya sangking gugupnya, ia juga terlihat bingung harus mendukung Raizel atau Reynald.

Tapi tidak ada pergerakan dari pemain mereka berdua.
"Ayo Rai, kalahkan Rey" teriak Karina.

Shinwu tak mau kalah "ayo Rey, kalahkan Rai" teriaknya.

Semua penonton saling memberikan semangat untuk masing-masing jagoan mereka. Hanya Kirana dan Seira yang terlihat biasa dan asyik dengan dunia mereka.

Didalam layar terlihat tinggal tersisa dua pemain, yaitu Rey dan Rai. Mereka saling berhadapan. Tidak ada yang berani menembak duluan.

Suasana pc room menjadi tegang. Sangking tegangnya, pc room menjadi sunyi. Bahkan terlampau sunyi. Seira dan Kirana mulai tertarik pada pertandingan yang berlangsung karena merasakan kesunyian dan ketegangan pada Atmosfir dalam pc room.

"Apa yang kalian lakukan disini, dan mengapa kalian belum pulang" sebuah suara mengalihkan ketegangan yang tercipta.

Semua mata melihat kearah asal suara. Disana berdiri Frankeinstein yang tersenyum tapi terlihat menyeramkan dimata mereka. Dibelakangnya berdiri Leo dengan tatapan datar dan dingin, dan Tao yang melihat mereka menahan tawa.

Melihat Frankeinstein yang tersenyum menyeramkan. Para siswa SMA Ye Ran menelan ludah mereka karena takut.

"Aku tidak tahu kalau rumah kalian sudah berpindah kesini" kata Frankeinstein lagi masih dengan senyumnya yang menyeramkan.

"Ehehe, kami hanya bermain sebentar pak" kata Shinwu sambil menggaruk kepalanya.

"Sebentar?, kalian kira ini sudah jam berapa?" Tanya Leonardo. Ternyata waktu audah menunjukkan pukul 09.00 malam. Tidak terasa kalau mereka bermain hampir 4 jam.

"Sebaiknya kalian bubar, sebelum bos besar marah" kata Tao. Tapi mereka masih terlihat bengong ditempat.

"Cepat kalian pulang" teriak Frankeinstein yang mengeluarkan aura kelam.

semua penonton langsung kabur, mendengar teriakan frankeinstein.

Shinwu, Karina, Dan Ikhan segera mengambil tas mereka dan berlari keluar dengan cepat. Sedangkan Yuna, Sui dan Kirana pamit dengan suara perlahan kepada leo dan Frankeinstein. Regis dan Seira masih ditempat walau mereka juga sedikit takut akan dimarahi.

Frankeinstein memegang kepalanya yang sakit akibat tingkah anak didiknya. dia melihat ke arah tuannya yang masih menatap layar komputer dengan tatapan serius.
"Tuan, ayo kita pulang" ajak Frankeinstein.

namun Rai diam tanpa bergerak sedikitpun. Dilihatnya dismbelakangnya tampak Leonardo juga membujuk Rey untuk pulang. Tapi sama seperti Rai, Reynald juga enggan untuk pulang.

Hingga akhirnya Frankeinstein bertanya "tuan, ada apa? Kenapa tuan tidak mau pulang?"

Raizel terlihat menghela nafasnya berat. "Frankeinstein aku lupa tidak menanyakan Karina bagaimana caranya untuk menang di game ini. kalau begini aku tidak akan mendapat Ramyeon gratis" kata Raizel sedih.

Frankeinstein menepuk dahinya. Padahal sudah berulang kali dia mengajarkan tuannya bermain game. Tetapi tuannya masih saja tidak paham bagaimana cara bermainan permainan ini.

Poor Frankeinstein.

***

Ditepi pantai Lukedonia. Berdiri seorang wanita yang sangat cantik dengan pakaiannya yang terlihat seperti kaum bangsawan Lukedonia.

Ia terlihat cemas dan khawatir akan sesuatu. Ia harus cepat menemukan sahabatnya yang tidak ia ketahui dimaba keberadaannya.

Ia baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Peti mati tempat dimana ia terkurung dan tertidur tiba-tiba saja terbuka dan membangunkannya.

Ia tidak tahu seberapa lama ia tertidur. ia merasa seperti baru kemarin saja ia tertidur. Tapi apakah benar ia hanya tertidur sebentar? Tidak ada yang mengetahuinya.

Saat ini, dia hanya ingin fokus mencari sahabatnya. Dan ia akan mencari dan terua mencari walau ia harus terjun kedunia manusia.

*
*
*
TBC

I'm Sorry brother (Another Story From NOBLESSE)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora