"Liburan lah, ada Alexa sama temennya juga."

"Alexa?"

"Iya, kenapa?"

Hening.

Fallen menarik napasnya, lalu menghembuskannya kasar. "Kalian ga suka kalo gue sama Alexa?"

"Fall, kita--" Revan hendak bicara sebelum Fallen memotong ucapannya.

"Gue ngerti. Kalian pasti mau yang terbaik buat gue. Tapi untuk urusan hati, gue mohon, jangan terlalu mengekang gue. Gue ga suka dikekang lo semua tau itu," kata Fallen, masam. "Gue udah gede kali, jangan kayak cewek ah, rempong."

Brian terkekeh pelan. "Gue setuju kok, Fall. Gue mah percaya sama abang Fallen yang paling ganteng," Brian mengerlingkan matanya, jahil.

Fallen bergedik geli.

"Gue 'kan ga bilang ga setuju, Fal," Andre berseru. "Gue cuma nanya, perasaan lo emang udah sejauh apa, takutnya Alexa cuma sekedar obsesi lo, yang ada akhirnya lo malah nyakitin dia."

Jordan dan Revan mengangguk, sangat-amat setuju.

Diam-diam, Fallen juga berpikir. Sebenarnya ia juga tak yakin dengan apa yang sedang ia rencanakan. Tapi mungkin satu-satunya cara mengembalikan Alexa seperti dulu adalah dengan cara ini, yaitu menjadi salah satu orang yang berharga untuk Alexa. Dan, Fallen berniat untuk membuat cewek itu mencintainya.

Fallen mengusap tengkuknya dengan gusar. "Ya, doain aja, lah."

Semoga saja semua berjalan sesuai rencana.

***

"KIRANAAA!!" Alexa memekik kencang sampai Rafa yang berada di kamarnya hampir terantuk pinggir kasur. "Aaa, Kirana mah! Pulang aja lo sana!" pekiknya lagi.

"Ih, ngusir. 'Kan yang mohon-mohon suruh gue nginep itu elo."

"Bodo. Marah gue."

Rafa mengusap dadanya yang masih berdegup kencang. Ada rasa senang juga karena rumahnya kembali seperti dulu-dulu lagi. Ia merindukan suara lengkingan kakak tunggalnya.

"KIRANA ANJIR, JANGANNN!"

"Kak, berisik lo," Rafa menyaut dengan volume yang sengaja dikeraskan, juga menyembunyikan nada kesenangan dalam suaranya barusan.

"Eh, sori. Keganggu lo ya? Kirana nih, Raf. Nyebelin." balas Alexa berteriak.

"Dih, ngadu," Kirana mencebik.

"Bodo amat, makanya jangan iseng!"

Rafa tertawa. Ia sangat bahagia. Paman dan bibinya juga pasti akan sama senangnya. Ia yakin, Alexa pasti bisa kembali seperti dulu lagi. Karena ia tau, ia tidak sendiri. Ia dibantu oleh hadirnya sosok Fallen dan juga kembalinya sosok Kirana.  Perlahan, pasti kakaknya itu akan berubah kembali.

***

🎵In my dreams, you're with me. Will be everything i want us to be. And from there, who knows..🎵

Klik.

Alexa mematikan alarm ponselnya. Merenggangkan tubuh, sebelum mengguncang-guncang tubuh Kirana. "Na, bangun." ucapnya lesuh.

Kirana menggeliat, dibukanya mata dan mulai duduk. "Udah pagi ya, cepet amat."

"Jam lima."

"Oh, subuh. Salat dulu yuk,"

"Salat?"

"Iya, tar keburu siang."

Alexa diam. Ia tak ingat kapan terakhir dia sembahyang. Kegiatan rutin itu tiba-tiba saja langsung terhenti setelah orang tuanya meninggal.

"Gue yakin, lo sekarang ga pernah salat. Gak ada yang ingetin lagi, iya kan?"

Alexa masih diam. Bukan, bukan itu alasannya. Ia hanya sedikit marah pada tuhan yang mengambil kedua orangtuanya begitu saja. Ia enggan melakukan kebajikan lagi.

Kirana menghela napasnya. "Lex, lo ga lupa 'kan, kalo semuanya tuh udah digarisin? Daripada lo gini-gini terus, mending sekarang berubah. Nakal boleh, tapi harus tetap inget Tuhan. Salat yuk, minta sama Allah buat jagain Tante Uci sama Om Adnan disana." ujarnya melegakan.

Alexa menitikan air matanya. Ah, masa pagi gini sudah nangis aja. Ia susah payah menahan tangisnya. "Ah, gue banyak dosa banget kayaknya. Hiks." ucapnya sesenggukan.

Kirana tersenyum geli. "Manusia mah emang hobinya buat dosa kali, udah ah. Cengeng lo."

"Ye, kan gara-gara lo. Gue jadi inget Papa Mama tau. Hiks. Ah!"

"Udah, cup, cup, cup. Mereka gak kemana-mana kok, cuma pulang duluan. Nanti kita juga nyusul, tenang aja."

"Ah! Kirana ee! Salat yuk, hiks."

Kirana tertawa. "Salat kalo seperlunya doang! Huh! Biadab!"

"Yang penting gue salat!"

"Iya-iya."

Tok tok tok.

"Kakak-kakak, udah pada bangun belom? Salat yuk, insap dulu." suara Rafa terdengar.

"Iya Raf, bentar. Tunggu di tempat salat aja. Nanti kita susul."

"Oke, jangan lama."

"Iye."

Alexa bangun dari kasur. "Ayo! Diimamin Rafa loh, mau gak?"

Kirana tersenyum malu. "Apasih lo! Ya mau, lah."

"Ye, bego."

***

A.N: Nakal boleh, tapi harus tetap inget Tuhan. Hehehe. Maaf lama, saya susah atur waktu. Wkwk padahal ada yang nunggu aja engga 😂👅

Part selanjutnya kita ke pantai. Yey.

💕

180°Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz