(17) Rahasia Raizel

Start from the beginning
                                    

Raizel terlihat gelisah akan pertanyaan Reynald. Ia seperti enggan untuk menjawab pertanyaan Reynald. Frankeinstein heran melihat tingkah tuannya. Setahu dirinya tuannya tidak pernah nenyembunyikan sesuatu dari dirinya. Dan bila ia menyembunyikan sesuatu pasti akan ketahuan. Karena tuannya adalah pembohong yang buruk.

"Raizel, katakanlah.." kata Reynald lagi menuntut jawaban Raizel.

raizel melihat kakaknya yang tampak gusar. Ia tak ingin menjawab pertanyaan Reynald Namun mengingat bahwa dirinya sumber masalah yang terjadi, mau tak mau akhirnya ia menjawab juga pertanyaan Reynald. Walaupun nantinya akan kecewa.

"Aku tidak tau" kata Raizel lirih.

"Apa maksudmu tidak tau?" Tanya Reynald bingung.

"Aku tak tau siapa wanita itu kak" kata Raizel lagi.

Reynald menatap Raizel bingung. Wanita? Sejak kapan adiknya dekat seorang wanita?

Raizel menghela nafas seakan ia berat ingin menceritakan apa yang tetjadi padanya.

Flashback

Saat itu, Raizel remaja sedang menikmati waktunya dibawah pohon dengan buku dipangkuannya. Langit yang cerah dan kicauan para burung, menambah kesan damai disekelilingnya. Bukankah suasana ini cocok dengan waktu santai yang diharapkannya?.

Saat ini, kakaknya kembali keluar rumah dan meminta izin kepadanya dan kedua orangtuanya bahwa kakaknya ingin memuaskan rasa ingin tahunya akan dunia luar.

Raizel tidak merasa iri ataupun berkeinginan untuk mengikuti jejak kakaknya. Karena yang ia sukai adalah ketenangan. berkali-kali kakaknya mengajaknya Namun ia tolak, karena baginya duduk diam sambil membaca buku lebih mengasyikkan.

Raizel menikmati harinya yang tenang tanpa adanya gangguan. Hingga tiba-tiba ia mendengar lirihan suara tangis. Raizel menghentikan kegiatan membacanya dan melihat keadaan sekitar.

Darimana suara tangis itu berasal? Batinnya bertanya-tanya. Akhirnya ia bangun dari duduknya dan berdiri. Ia berjalan mencari asal suara tangis yang didengarnya.

Perlahan ia semakin jelas mendengar suara tangis itu. Tak lama ia dihadapkan dengan dua anak seusianya dan keduanya wanita. Yang satunya terbaring lemah dengan darah yang terus mengalir diperutnya, terdengar suara lirihan erangan kesakitan yang berasal darinya. Sedangkan yang satu lagi, duduk dan memangku tubuh wanita yang terluka dengan isak tangisnya yang tidak berhenti.

Wanita yang menangis berulangkali berkata "bertahanlah, bertahanlah, aku mohon jangan tinggalkan aku. Hanya kau yang aku miliki. Please jangan tinggalkan aku" ia berkata dengan terbata disela isak tangisnya.

Raizel yang mendengar perkataan wanita itu, Hatinya terenyuh. Perlahan ia mendekat pada kedua wanita tersebut. Wanita yang memangku saudaranya yang terluka tersentak kaget akan kedatangan Raizel.

Ia memeluk saudaranya yang terluka dengan erat.
"Mau apa kau? Pergi" usir wanita itu.

Raizel tidak menghiraukan perkataan wanita itu. Kemudian ia berlutut di samping wanita yang terluka.

"Izinkan aku melihat luka saudaramu" kata Raizel.

"Tidak" sentak wanita yang memeluk saudaranya yang terluka.

Namun Raizel tidak menghiraukan perkataan wanita itu. Raizel melihat luka wanita itu dengan serius. Ia tau, sebenarnya lukanya sudah terlalu parah dan ia tak bisa melakukan apapun untuk menyembuhkan wanita yang terbaring tersebut.

Raizel menghela nafas berat "maafkan aku, aku tidak bisa menyembuhkan luka saudaramu" Raizel menatap wanita yang memeluk saudaranya yang terluka itu dengan sedih.

I'm Sorry brother (Another Story From NOBLESSE)Where stories live. Discover now