(14) Blood Stone (flashback)

En başından başla
                                    

"Apa tidak ada cara untuk memanjangkan umurnya ma? Aku tidak ingin kehilangan Raizel dengan cepat ma, aku sangat menyayanginya" Reynald berkata sendu.

Edward dan Raina saling bertatapan, "ada, tapii.." Raina enggan menjawab pertanyaan Reynald.

"Tapi apa ma?" Tanya Reynald menuntut jawaban.

edward menghela nafas berat, "kita bisa memanjangkan kehidupan Raizel, yaitu dengan cara sama yang dilakukan Raizel pada orang itu" kata Edward lirih

"Tidak adakah cara lain?" Tanya Reynald lagi.

Raina dan Edward menggelengkan kepalanya lemah. Reynald memasang wajah sedih. Tiba-tiba terlintas ide dipikirannya
"Mama, lebih baik aku yang melakukannya" kata Reynald mengagetkan kedua orang tuanya.

"TIDAK" tegas Riana.
"Tidak akan mama izinkan, kau Dan Raizel adalah penerus kami, mama tak akan pernah mengizinkannya" tegas Raina dengan air matanya yang kembali mengalir.

Edward mendekat pada Reynald dan menepuk kepalanya pelan, hal yang selalu papanya lakukan ketika ia melakukan sesuatu yang membuatnya bangga.
"Melindungi dan menjaga seorang anak adalah tugas orang tua. Papa bangga padamu dan Raizel, kalian rela mengorbankan diri kalian demi orang yang sayangi" Edward menghentikan perkataannya sejenak menatap Reynald dalam,
"Reynald, apa yang akan kami lakukan kepada Raizel lakukan akan sedikit berbeda dengan yang Raizel lakukan"

Reynald mengernyitkan alisnya tanda tidak mengerti.
"Maksud papa?"

"Bila Raizel memberikan separuh kehidupannya secara langsung, maka lain halnya dengan kami" Edward diam sejenak melihat respon Reynald.

"Apa yang akan papa lakukan?" Tanya Reynald penasaran.

"Begini Reynald, mama dan papa akan menggabungkan kekuatan kami yang akan menciptakan benda yang disebut blood stone" Raina mengambil alih pembicaraan.

"Blood Stone?" reynald bertanya pada mamanya.

Raina menganggukkan kepalanya. "ya, dan Disinilah peranmu digunakan, nak" raina menatap Reynald dengan senyuman sendunya.

"Apa ma?" Tanya Reynald.

"Kau harus menjaga dan melindungi blood stone ini sampai waktunya tiba" kata Raina lagi.

"Reynald, dengarlah. Blood stone tidak hanya bisa digunakan untuk memperpanjang kehidupan, tapi juga terdapat kekuatan yang besar didalamnya. Kekuatan ini dapat merasuki sesiapa saja yang menginginkan kekuatan besar. Apabila blood stone jatuh ditangan yang salah maka kehancuran akan terjadi" Edward melihat Reynald yang dengan serius mendengarkan perkataannya.

"karena itulah nak, kau harus melindungi blood stone ini dengan baik-baik sampai waktunya blood stone ini beguna bagi Raizel"

"Baik mama, Reynald akan menjaga blood stone demi Raizel" Reynald berjanji akan melindungi blood stone demi adiknya yang amat disayanginya.

Raina dan Edward tersenyum melihat janji yang diutarakan Reynald.

"ada satu lagi yang harus mama sampaikan. Reynald, semua yang terjadi saat ini tidaklah terjadi dengan begitu saja" Raina menampakkan wajah seriusnya dan sedikit terdengar marah dan geram.

"Maksud mama?"

"Semua ini sudah direncanakan Reynald. Apa yang dilakukan Raizel dan apa yang harus kami lakukan sudah terencanakan dengan sempurna oleh seseorang yang tidak kami ketahui. Kami tidak memiliki pilihan lain selain menciptakan blood stone untuk menyelamatkan Raizel, padahal hanya orang-orang tertentu yang dapat menciptakan blood stone. Salah satunya adalah sang Noblesses. Seseorang yang tidak diketahui ini menginginkan kekuatan dari blood stone, hanya saja mama dan papamu belum menemukan dalang dibalik semua ini, bahkan kekuatan penglihatan mama tidak mampu menemukan dalang dibalik masalah ini" Raina menghentikan perkataan nya.

Reynald tampak berpikir keras akan perkataan mamanya. Ya, semuanya memang sudah seperti direncanakan, dan keluarganya mengikuti alur yang telah direncanakan oleh orang tersebut. Reynald harus mencari tau akan hal ini, dan mula-mula ia akan mencari tau siapa orang yang telah menerima separuh kehidupan dari adiknya.

"Mama, aku berjanji padamu. Aku akan mencari dalang dibalik semua kekacauan ini dan aku berjanji akan melindungi adikku dari bahaya apapun yang akan terjadi dimasa mendatang" tegas Reynald dengan yakin.

Edward dan Raina menatap putra sulungnya dengan kebanggaan yang sangat besar. Ia tau kalau Reynald dan adiknya akan saling melindungi satu sama lain.

"Bila bulan purnama merah menyala telah hadir, kami akan menciptakan blood stone itu. Reynald, ingatlah bahwa kita adalah sang Noblesses, sudah seharusnya kita melindungi yang lemah dan yang patut kita lindungi" kata Edward.

"Ya papa, aku akan selalu ingat". Reynald menatap papanya dengan keyakinan dan percaya diri yang kuat.

Raina beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah Reynald. Ia membuka kalung pemberian suaminya yang selalu ia kenakan. Kalung itu dibaginya menjadi dua. "Reynald, pakailah kalung ini, dan berikan separuh bagian ini kepada Raizel. Katakan padanya kalau kami sangat menyayanginya" Raina menitikkan air matanya dan memwluk Reynald seerat mungkin

Ceklek

"Mama, papa, kakak, kalian sedang apa?" seorang remaja yang sangat mirip dengan Reynald mendekat kearah Raina yabg memeluk kakaknya.

Raizel menatap Raina dan kakaknya "mama nangis, kenapa?" Tanya Raizel

Raina menggelengkan kepalanya dan mengusap air matanya. Ia melepaskan pelukannya pada Reynald dan beralih memeluk Raizel dengan erat.
"Mama sayang padamu Raizel". Raizel membalas pelukan mamanya "Raizel juga sayang mama".

Reynald dan Eward menatap dengan senyuman sedih pada Raina dan Raizel.

Reynald mendekat kepada Raizel. Raina melepaskan pelukannya pada Raizel, Raizel menatap kakaknya heran. Reynald tersenyum kepada Raizel seraya berkata "kakak juga sayang padamu , La ceriza"

*
*
*
TBC

I'm Sorry brother (Another Story From NOBLESSE)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin