KEPINGAN KEDUA PULUH ENAM

11.5K 471 14
                                    

Kejadian malam itu sangatlah berbekas untuk Ayah Kirana -- Om Irwan. Beliau merasa sangat terpukul karena merasakan kegagalan lagi. Kegagalan dalam menjaga orang yang paling beliau sayangi.

Adi sudah 3 hari dirumah sakit dan tidak pulang sama sekali, ia menelantarkan pekerjaannya. Dan Aleta sudah selalu membujuknya untuk pulang sebentar agar bisa mengurus dirinya sendiri dan kantornya.

Disana Aleta bisa melihat 2 pria yang sangat menyayangi Kirana. Aleta merasa bersyukur karena ia masih memiliki orang-orang yang masih mencintainya seperti Masnya, Ayah, Bunda, Refi, dan Rendy (mungkin).

"Ternyata kamu disini Let" ucap Rendy tiba-tiba yang sudah berada dibelakang Aleta.

Hari ini adalah hari terakhir Ujian Nasional dan siswa SMA Bakti Nusantara kelas X-XI diliburkan. Makanya Aleta dan Rendy bisa berkunjung disini. Hanya saja Aleta tidak bilang ke Rendy kalo dia menjenguk Kirana.

"Kirana gimana bro?" tanya Rendy kepada Adi yang sedang minum kopi yang dibelikan oleh Aleta.

"Belum sadar"

"Dokter bilang gimana?" tanya Aleta

"Kemungkinan sadar itu kecil. Dia masih koma karena overdosis-nya" jelas Adi lagi.

"Terus skizofrenia-nya? Bisa sembuh?" tanya Aleta penasaran. Adi hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum masam.

"Skizofrenia gak bisa disembuhin. Penderitanya harus mampu menerima dirinya dengan baik dan hidup dengan damai bersama penyakitnya itu" jelas Adi dan Aleta ber"oh" saja.

"Mungkin disini kamu memang harus nemenin dan lindungin dia Di, bukan aku" kata Aleta dengan senyum manis dan menepuk punggung Adi lembut.

Aleta mampu berbicara seperti itu karena yang paling dibutuhkan Kirana adalah cinta yang mampu mendukungnya dan menemaninya menjalani hidup yang mungkin menurut Kirana itu "menyeramkan".

Dan Aleta tau Adi mampu membuat Kirana bisa berdamai dengan kehidupannya dan mampu melihat indahnya dunia bukan sebaliknya.

Adi hanya membalas ucapan Aleta dengan pelukan hangat dan mencium kening Aleta.

"Mungkin ini perpisahan kita" ucap Aleta dalam hati dan membalas pelukan Adi.

***

1 Tahun Kemudian......

"Eh nama kamu nih Lettt" teriak Refi senang.

"YEAAYYY AKHIRNYA KITA LULUS BARENGGGGG" ucap Aleta senang sambil memeluk Refi.

Dilihatnya Rendy yang masih mencari namanya, kemudian Aleta menyenggol badan Rendy yang masih mencari namanya di mading pengumuman.

"Gimana? Lulus gak?" tanya Aleta sambil mengedipkan mata.

Tiba-tiba Rendy melihat Aleta sekilas dengan wajah muram dan keluar dari kerumunan. Aleta yang menyadari perubahan mimik sahabatnya itu langsung menyusulnya.

"Ren....." teriak Aleta dan mengikuti cowok itu sampai ke taman dekat gedung kelas IPS. "Ren, kenapa?" tanya Aleta sedikit panik karena takut kalau Rendy tidak lulus.

Rendy duduk lalu mengeluarkan handphonenya entah ia mengetik apa lalu memasukkan kembali handphone-nya setelah Aleta mencubit perutnya.

"AAAWW sakit Let" teriak Rendy kesakitan dan mengelus perutnya yang habis dicubit oleh Aleta.

"Kamu sih aku tanya gak jawab. Emang enak!" bentak Aleta lalu ia pergi.

Sebelum Aleta pergi, Rendy menarik tangannya dan membuat gadis itu duduk dipangkuannya. Aleta yang terkejut dengan sikap Rendy langsung memalingkan mukanya yang memerah. Aleta yakin pasti Rendy melihat itu.

"Apasihh Let, kamu mau tau apa?" tanya Rendy lalu memegang pipi Aleta

"ya...itu...kamu kenapa?" tanya Aleta gugup

"Aku gapapa" jawab Rendy masih memasang senyum manisnya dan Aleta masih berusaha fokus.

"Terus kenapa kamu keluar dari kerumunan? Terus mukamu sedih lagi"

"Ya udah gak ada yang perlu dicari jadi aku pergi"

"Emang kamu lulus?" tanya Aleta pelan

"Let, aku denger loh. YA JELAS AKU LULUS LAHH" jawab Rendy sambil mencubit pipi Aleta dan menggelengkan kepalanya. 

"Kamu aneh-aneh aja sih. Aku rangking 1 umum satu sekolah Ujian Nasionalnya. Kalo kamu gak percaya kamu lihat aja" jawab Rendy lalu tiba-tiba Aleta memeluk Rendy karena kegirangan.

Memeluk masih dengan posisi dipangkuan Rendy.

Rendy yang terkejut perlahan membalas pelukan Aleta dan tersenyum dibaliknya. Rendy memasang tampang sedih karena ia tau sebentar lagi ia akan berpisah dengan Aleta.

Ya, Aleta akan melanjutkan kuliahnya di Jerman. Menyusul Reno. dan Refi? Sahabatnya juga menyusul pacarnya Reno. Refi dan Reno sudah 6 bulan menjalin hubungan. Tak lama setelah Reno ke Jerman ternyata mereka intens berkomunikasi satu sama lain dan itu membuat mereka semakin dekat.

Jangan tanya Aleta. Dia senang saat tau Mas-nya membalas cinta Refi dan Refi bisa lebih tenang jika sedang menginap dengan Aleta, gak seperti dulu selalu mengganggunya dengan berbagai pertanyaan tentang Reno. 

Sahabat dan kakaknya sudah bahagia. "Aleta? Segera" pikir Aleta waktu mengetahui kabar bahagia itu.

"Let, ada yang mau aku omongin" kata Rendy tiba-tiba melonggarkan pelukan Aleta. Muka Rendy mendadak berubah menjadi serius.

Jarang-jarang Aleta melihat sahabatnya ini serius. Karena terakhir melihat Rendy serius ketika kejadian 1 tahun lalu ketika ia mencium Aleta.

"Apa jangan-jangan Rendy mau menciumku lagi?" pikir Aleta lalu ia memejamkan matanya.

PLETAAKKK

"AAAWW sakit Ren..." ucap Aleta sambil mengelus jidatnya yang habis di jitak oleh Rendy.

"Kamu kenapa merem? Kan aku mau ngomong penting malah kamu merem" kata Rendy kesal.

"hmmm....maaf" jawab Aleta, lalu ketika ia ingin duduk dibangku kosong dekat Rendy tiba-tiba tangan Rendy menahan pundak Aleta dan membuat gadis itu duduk lagi dipangkuannya.

"Let, sebenernya aku mau bilang ini tahun lalu. Waktu didepan rumah kamu malam itu....."kata Rendy dan seketika ingatan Aleta kembali berputar saat Rendy ingin mengatakan sesuatu didepan rumahnya sebelum Rendy mendapatkan telepon dari Ayah Kirana.

"Aku udah lama cari kamu Let. Dari kecil aku udah merhatiin kamu. Waktu kamu melamun di jendela kamar orang tua kamu, seakan kamu asyik dengan duniamu dan kamu gak sadar kalo aku juga ngelihatin kamu. Itu lucu" kata Rendy membuat pipi Aleta sedikit tersipu namun ia masih bisa menutupi itu.

"Aku selalu berusaha agar aku bisa kembali kesini buat lihat kamu lagi dan maaf sudah nunggu kamu 4 tahun sampai aku kembali lagi. Tapi aku kembali Let, dan aku juga masuk ke sekolah yang sama kayak kamu biar aku bisa lebih dekat sama kamu" lanjut Rendy.

"Dan maaf Let, janji aku waktu itu gak bisa sepenuhnya aku tepatin. Aku malah buat kamu nangis, padahal aku yang berjanji gak akan biarin cowok lain bikin kamu nangis. Tapi satu hal aku mau jujur Let, Aku sayang sama kamu" ucap Rendy dan langsung membuat Aleta lemas dengan pernyataan cowok itu.

Setelah bertahun-tahun Aleta menunggunya, dan Aleta bisa mendengar ucapan itu dari cowok ini.

"Tapi kamu tau kan Ren kalo bulan depan aku bakal ke Jerman dan kalopun kamu menuntut aku jadi pacarmu, kita bakal LDR. Aku tau kamu gak bisa LDR. Apa kamu......"

"Sssttt...." Rendy menaruh telunjuknya dibibir Aleta

"Aku gak menuntut kamu untuk jadi pacarku. Yang aku tuntut adalah kembalilah kesisiku ketika kamu sudah selesai disana. Aku akan siap meminang kamu setelah kamu kembali" ucap Rendy dan berhasil membuat Aleta mendapatkan guratan merah dipipinya.

Aleta tidak bisa berkata-kata lagi dan hanya mengangguk kecil lalu Rendy memeluknya dengan hangat.

***

HAAYYY INI PART NYARIS TERAKHIR. HUHUHUUU SEBENTAR LAGI KITA HARUS MENGUCAPKAN SALAM PERPISAHAN UNTUK ALETA DAN RENDY. BESOK AKAN KU POSTING EPILOGNYA. Jangan lupa Vote dan Commmentnya yaaa. See you di epilog ^^

I LOVE MY BOY BESTFRIEND [COMPLETED]Where stories live. Discover now