KEPINGAN KELIMA BELAS

9K 474 2
                                    

Setelah pengakuan Rendy dikantin, Aleta hanya bisa tersenyum sendiri. Meruntuki dirinya yang bodoh dan mau percaya oleh omong kosong Rendy. Bahkan setelah ciuman itu, Aleta tidak mendapatkan klarifikasi dari Rendy tentang hal itu.

"Aku memang bodoh!" ucap Aleta dalam hati

Beberapa menit kemudian handphone-nya bergetar dan terpampang nomor yang tidak ia kenal. Biasanya jika ia tidak mengenal nomor yang meneleponnya, Aleta tidak akan mau mengangkatnya.

Entah ada dorongan apa akhirnya dia mengangkat telepon itu pada getaran kelima.

"Halo, siapa ya?" tanya Aleta to the point

"Hi cantik, nanti aku jemput kamu. Jangan coba-coba kabur. Aku gak biasa ditolak" ucap cowok itu diseberang sana.


TUUTTTT

"heh, dimatiin. Siapa dia berani ngancem aku? Wait....." kata Aleta sambil berfikir kata-kata cowok itu.

Aku gak biasa ditolak

"I know. Siapa lagi kalo bukan Adi" kata Aleta dan tersenyum miring. Terkadang tingkah cowok itu mampu membuat Aleta tersenyum sendiri ketika mengingatnya. 

Cowok yang awalnya berjanji tidak akan meninggalkannya pada akhirnya malah lebih dulu meninggalkannya dan sekarang ada cowok gila atau lebih tepatnya om-om gila yang berusaha membuat Aleta tersenyum dengan tingkah bodohnya.

Sepulang sekolah, Aleta menunggu kedatangan Adi didepan gerbang sekolahnya dan benar hanya 5 menit ia menunggu tiba-tiba mobil Adi datang dan ia turun dari mobilnya dengan senyum yang merekah dengan setelan jas berwarna hitam, kemeja putih, dasi bercorak garis-garis warna biru dan hitam, serta tidak ketinggalan kacamata hitamnya.

"Ternyata kamu ngikutin kataku ya" ucap Adi penuh kemenangan dan dengan cepat ia berlari ke tempat Aleta berdiri lalu membukakan pintu mobilnya untuk Aleta.

"Gak usah kegeeran ya om Adi" kata Aleta

"Siapa yang kamu panggil om? Aku masih muda. Toh selisih kita cuman 8 tahun" bela Adi

"cuman ya...." jawab Aleta dan tidak menggurbris lagi kata-kata gila Adi



***


Adi ternyata tidak langsung memulangkan Aleta. Ia membawanya kerumahnya. Aleta bingung kenapa cowok ini hobi sekali membawa Aleta kerumahnya.

"Kenapa pake mampir kesini dulu sih? Aku ada janji" ucap Aleta

"sebentar aja, aku mau ganti baju habis itu aku anter kamu kerumah" balas Adi

Adi meninggalkan Aleta diruang tamunya dan berganti baju dikamarnya. Aleta yang hanya berdiam diri disitu jelas tidak betah karena dasarnya Aleta tidak bisa diam, dan Aleta memutuskan untuk berkeliling melihat spot-spot dirumah Adi.

"Rumah segede ini cuman Adi aja yang nempatin?" gumam Aleta dan Aleta berhenti disebuah spot yang menurutnya sangat nyaman. Spot dimana ia bisa melihat pemandangan yang sangat indah dan ia dapat menghirup udara sejuk disini.

"Kamu kayaknya tertarik ya sama ruang santai ku?" kata Adi tiba-tiba yang sudah ada dibelakang Aleta

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Kamu kayaknya tertarik ya sama ruang santai ku?" kata Adi tiba-tiba yang sudah ada dibelakang Aleta

"Bisa gak sih kalo dateng itu bilang, jangan bikin kaget orang. Kalo aku jantungan gimana?" omel Aleta dan dibalas tawa dan usapan dikepala Aleta oleh Adi.

"Kalo kamu suka, kamu bisa dateng kesini lagi walaupun gak ada aku dirumah. Jadikan ini spot kebahagiaanmu. Aku gak akan melarang kalo itu kamu" kata Adi dengan senyum tulus. "Yuk aku antar pulang" lanjut Adi dan ia berjalan menuju mobilnya yang diikuti oleh Aleta.



***



Sesampainya dirumah, Aleta merebahkan dirinya diatas kasur dan tersenyum sendiri. Ia tidak percaya dengan ucapan Adi. Bahkan cowok itu rela membahagiakan Aleta ketika ia memang sedang jatuh karena Rendy.

TOK TOK...

"Siapa?"

"Bunda boleh masuk, sayang?" teriak Bunda dari balik pintu kamar Aleta

"masuk aja Bun, pintunya gak dikunci" balas Aleta dan Bundanya masuk kekamarnya

"Aduh anak Bunda wajahnya berseri banget sihh. Tadi kamu belum cerita loh dianter sama siapa?" tanya Bunda

"Hehehe, oh itu Bun....Hm...dia temen Aleta kok" jawab Aleta

"Alah, temen apa temen?" goda Bunda

"Temen, Bundaaaa"

"Emang tadi namanya siapa?" tanya Bunda lagi

"Adi, dia rumahnya gak jauh dari sini kok Bun. Itu di bukit sana yang sering Aleta main sana waktu masih kecil" jelas Aleta dan Bundanya mengangguk-anggukan kepala.

"Nak Adi kayaknya baik deh, sayang. Bunda setuju kok kalo kamu sama dia" goda Bunda dengan mengedipkan sebelah matanya dan langsung meninggalkan Aleta dikamar

"AAAHHH BUNDAAAA" teriak Aleta tersipu malu dan menghasilkan rona merah dipipinya.

Aleta sadar mukanya memerah dan ia memegang kedua pipinya. Entah sadar atau tidak, ia menari-nari kecil dan menyalakan lagu Adera - Lebih Indah dari handphone miliknya yang disambungkan ke audio speaker dikamarnya.

Saat ku tenggelam dalam sendu

Waktupun enggan untuk berlalu

Ku berjanji tuk menutup pintu hatiku

Entah untuk siapapun itu


Semakin ku lihat masa lalu

Semakin hatiku tak menentu

Tetapi satu sinar terangi jiwaku

Saat ku melihat senyummu


Dan kau hadir merubah segalanya

Menjadi lebih indah

Kau bawa cintaku setinggi angkasa

Membuatku merasa sempurna

Dan membuatku utuh tuk menjalani hidup

Berdua denganmu selama-lamanya

Kaulah yang terbaik untukku


Setelah sekian lama, akhirnya Aleta bisa tersenyum. Dan diseberang sana Rendy melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa ditebak.



***


Hi guyss, gimana nihh? Ditunggu vote dan comment-nya yaaa. Kalo gak mau ketinggalan notifikasi kelanjutan cerita ini bisa masukkan cerita ini kedalam Library kalian. See you soon guys ^^. With Love from Aleta dan Rendy <3

I LOVE MY BOY BESTFRIEND [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat